Pada akhirnya, gara-gara island sub buat sub indo Dorama Itazura Na Kiss ver 2013 ini, aku malah sangat tertarik. Jujur saja, awalnya aku mau nyari dorama-nya, tapi susah nyari-nya, dapet pun sub indonya pasti ga ada. Nyoba nyari animenya, sama aja. Akhirnya nemu yang versi remake 2013, dan sekarang masih airing. Pas banged deh.
Udah nonton dan tertarik, akhirnya memutuskan membuat sinopsis-nya.
-Malam di Tokyo-
"Aku harap aku bisa mengungkapkan perasaanku pada Irie."
Begitu mendengar suara orang yang ia cari, Kotoko mulai tersenyum. Ia melihat wajah sang pria dan memperhatikannya. Ia tersenyum sambil melihat sang pria berjalan memasuki gerbang sekolah.
"Kepada Naoki Irie. Senang bertemu denganmu, Irie. Namaku Kotoko Aihara. Aku dari kelas F. Kamu tidak tahu aku, tapi aku tahu kamu".
Kotoko ada diantara siswa yang mendengarkan pidato. Dan ia langsung jatuh cinta pada Naoki. Sejak saat itu, Kotoko mulai mulai menjalani cinta satu pihaknya, cintanya yang ia rahasiakan. Ia sering mengikuti Naoki di sekolah, menonton pertandingan tenis-nya diam-diam.
Ia mulai melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah.
Lalu Kotoko mempercepat langkahnya dan menghentikan langkah Naoki di dekat gerbang sekolah.
Naoki melihat Kotoko dan bertanya siapa dia.
Kotoko menarik nafas dalam dan mulai bicara, Aku Aihara Kotoko, dari kelas F.
Naoki menatap Kotoko lalu melihat surat di tangan Kotoko.
Mereka tak menyadari kalau para siswa yang lewat memperhatikan mereka.
Kotoko mencoba bersikap tenang dan memberikan surat itu pada Naoki, Maukah kau membaca ini?
Kotoko -dalam hati- "Irie-kun, Aku menyukaimu".
Kotoko diam mematung. Angin berhembus dan menerbangkan suratnya. Suratnya terjatuh di tanah dan sialnya, Naoki menginjaknya. Aih. Udah terluka disiram sama asam. Kasian Kotoko.
Episode 1 : Cinta dan Bintang Jatuh
Mendengarkan gosip dengan telinganya sendiri, mendengarkan ia dibicarakan dengan buruk oleh yang lain membuat Kotoko merasa kesal. Ia berteriak pada yang lain dan segera berlari meninggalkan mereka. Sementara yang lain tertawa melihatnya.
Kotoko minta Jinko jangan mengatakannya keras-keras. Tapi kemudian ia bertanya bagaimana dua temannya itu tahu.
Jelas saja, Kotoko memberikan surat cintanya di depan gerbang sekolah, siapa yang tidak tahu, HHAAHAHHA.
Dan lagi seluruh sekolah membicarakannya.
Kotoko tahu itu dan ia sangat malu. Jinko menasehati Kotoko, kenapa kamu harus memberikannya di gerbang sekolah? Kenapa tidak berkata 'tolong bicara denganku'.
Jinko bicara, Lagipula itu adalah Irie, Mengapa kamu harus melakukan hal nekat begini? Kamu tahu kan kalau kau bakal ditolak?
Kotoko dengan malu mengatakan kalau mungkin saja Irie akan menyukainya.
Jinko tertawa dan memukul lengan Kotoko, Hey, kita membicarakan Irie Naoki.
Lalu teman satunya berkata, Kau tahu kan kalau kelas dibagi sesuai nilai ujian di sekolah?
Irie Naoki, IQ 200, Tinggi 178 cm, berat 60kg.
Kotoko tetap merasa kalau ia cocok dengan Irie, karena ia selama ini juga berusaha yang terbaik dalam nilai pelajarannya. Tiap tahun ia selalu berusaha supaya bisa naik ke kelas A.
teman Kotoko satunya meminta kotoko menghitung secara alfabet dari A sampai F.
Kotoko mulai mengatakan alfabet A B C D E F.
Temannya mengangguk dan berkata, Kau selalu di kelas F. Itu membutuhkan keajaban supaya kau bisa masuk ke kelas A! Itu lebih sulit dari pada menang lotre. Dan lagi tak mungkin salju turun di musim panas.
Kotoko kesal dan berbalik. Ia terus berjalan dan berfikir, Lebih tak mungkin dari pada bintang jatuh?
Temannya bingung, kau bilang apa?
Kotoko tersenyum dan mengatakan bukan apa-apa.
Mereka melanjutkan perjalanan ke kelas dengan masih membicarakan Irie Naoki. Kotoko mengatakan kalau ia hanya ingin memberitahukan perasaannya sebelum kehidupan SMA berakhir.
Dengan penuh percaya diri, Kotoko mengatakan hal itu, tapi temannya malah mengatai Kotoko terlalu naif. Hehhehehhe.
Irie ini di kagumi seluruh siswa di Tokyo kayaknya^^
Jinko menenangkan teman sekelasnya agar tidak mengganggu Kotoko dengan pertanyaan masalah pernyataan cinta itu.
Teman Kotoko yang rambut pendek -aku ga tau namanya- menenangkan Kotoko dengan mengejek Irie, ia mengatakan kalau Irie itu tidak normal.
Jinko setuju, ia yakin pasti ada pria normal yang cocok untuk Kotoko.
Kinnosuke memegang bahu Kotoko, sedikit mendorongnya dan mulai bertanya dengan antusias, Apa benar kamu menyatakan cinta pada Irie dan ditolak? Apa benar? Apa benar?
Kotoko sedikit takut karena Kinnosuke, yang ia panggil Kin-Chan terlalu dekat dengannya, ia mendorong Kin-Chan menjauh.
Kin-Chan mulai bicara kalau Naoki itu si kutu buku, bagaimana Kotoko bisa menyukainya. Padahal Kotoko punya dirinya.
Kin Chan agak lebay memang, dan Kotoko mengatakan kalau dirinya bukan milik Kin Chan.
Lalu KIn Chan dengan wajah terluka yang membelakangi Kotoko mengatakan kalau ia membuatkan takoyaki untuk Kotoko pagi ini.
2 pengikut Kin Chan membukakan bento takoyaki buatan Kin Chan. Kotoko langsung memakannya dan memuji makanan buatan Kin Chan. Kin Chan tentu saja bangga akan hal itu. Jinko dan teman Kotoko satunya juga mulai makan takoyaki itu dan mengatakan kalau memasak memang satu-satunya keahlian Kin Chan.
Kin Chan merasa tersinggung dengan hal itu. Ia mengatakan kalau tidak ada yang mencintai Kotoko melebihi dirinya. Walaupun dia di kelas A dan jenius, dia tak bisa melawanku soal itu.
Kotoko menatap Kin Chan dan terlihat sedih. Sementara Kin Chan masih kesal kenapa Irie bisa bisanya menolak Kotoko.
Kin Chan menganggap kalau itu adalah tantangan dari Irie.
Kotoko hampir menangis, meski begitu ia tetap mencoba tersenyum. Ia mengatakan kalau dirinya tak punya mata untuk melihat laki-laki yang baik. Tapi sekarang ia baik-baik saja. Ia sudah menyerah.
Kin Chan dan 2 temannya senang mendengar hal itu.
Jinko dan teman satunya masih sedih melihat Kotoko. Tapi Kotoko malah menguap.
Kotoko tertawa dan mengatakan ia tidak tidur semalaman. Aku khawatir kalau ada kesalahan, dia akan berpikir aku bodoh. Aku bahkan mencocokkan karakter kanji dari namaku.
Jinko tak percaya Kotoko sampai segitunya menulis surat cintanya. Mungkin lebih tepat sampai segitunya ga bisa menulis kanji yang benar padahal sudah SMA, HAHHAHAHHA.
Kotoko berkomentar ia bahkan tak semapt sarapan pagi itu saking gugupnya akan memberikan surat cinta. Karena itu ia berterima kasih pada Kin Chan yang membuatkannya takoyaki.
Kin Chan mengacak poni Kotoko dengan manis, aw, lalu sadar kalau teman-temannya ikut makan takoyaki dengan lahap dan memarahi mereka. Jinko dan temannya membuat wajah lucu dan Kin Chan menyukainya. Tapi menurut Kin Chan kotoko jauh lebih manis. Mereka tertawa bersama.
Ia masih sedih dengan kejadian tadi pagi. Ia mengeluarkan surat cintanya dan melihatnya sambil menghela nafas panjang.
Saat Jinko dan temannya datang, ia menyimpan surat itu dan berjalan pulang bersama mereka.
-Hari Minggu-
Jinko mengatakan kalau Kin CHan dkk ingin menyemangati Kotoko yang baru saja putus. Kotoko merasa senang dengan hal itu. Semuanya mulai membantu pindahan dan mengangkat barang ke dalam rumah baru Kotoko.
Kotoko tersenyum dan meminta ayahnya jangan menangis di depan semuanya.
Kin Chan juga terlihat sedih, semnetara yang lain tertawa. Jinko berbisik pada teman satunya, Sepertinya Kotoko akan kesulitan saat menikah nanti.
Kin Chan mulai bicara, ia minta keluarga Aihara jangan khawatir karena ia akan menikah ke keluarga Kotoko kapanpun -maksudnya memakai marga Aihara, biasanya kan klo cwo nikan sama cwe, marganya akan ikut suami^^-
Kin Chan kemudian mulai bicara pada ayah agar menganggapnya anak kandung dan memanggilnya Kin Chan. Sayangnya Kin Chan dicuekin, dan malah mengajak yang lain masuk ke rumah untuk makan.
Yang lain bersemangat karena masakah ayah Kotoko pasti enak, karena ayah Kotoko seorang Koki.
Kotoko menatap ke langit dan melihat sesuatu yang berkilauan. Ia menatap dengan kedua tangan di dahi. Ayah dan yang lain juga melihat hal itu.
Tapi sepertinya itu beneran bintang jatuh, atau sebuah meteor. Semakin dekat dan semakin dekat. Dan, plek!
Jatuh ke atap rumah baru Kotoko.
Hanya sebuah lubang kecil di atap. Tapi lama kelamaan, rumahnya runtuh tiba-tiba membuat semuanya mematung.
Kotoko masih belum yakin dan memastikan, Apa itu baru saja terkena bintang jatuh?
Menurut berita, meteoritnya hanya berdiameter 3 cm dan rumah runtuh bukan karena meteorit tapi karena kesalahan dalam konstruksi.
Ayah mengeluh karena ia tak punya keberuntungan. Tapi Kotoko mengatakan kalau ayahnya beruntung. Karena mereka bisa saja mereka mati kalau saat itu mereka ada di dalam rumah. Jika selamatpun ayahnya bisa saja kehilangan tangan dan tak bisa bekerja lagi sebagai koki. Kalau itu terjadi maka mereka harus menutup restoran mereka. Karena ayahnya disini tanpa luka, maka mereka harus bersyukur.
Kotoko mendekati ayahnya dan tersenyum.
Ayah memikirkannya dan akhirnya setuju dengan Kotoko, kalau mereka cukup beruntung. ayah berkata kalau Kotoko mirip ibunya, Orang yang punya rasa optimis berlebihan.
Kotoko : Tapi apa yang kau pikir itu kemungkinan dari rumahmu yang terkena bintang jatuh?
Ayah : Mengapa kamu bilang itu 'bintang jatuh'?
Kotoko : Daripada berpikir kalau kita adalah korban, Aku ingin rumah itu terkena bintang jatuh. Lebih romantis, kan? Tidakkah itu membuatmu merasa ada sesuatu yang spesial yang akan terjadi?
Ayah tertawa dan mengatakan kalau Kotoko memang mirip ibunya.
Mereka berdua tertawa bersama.
Ayah Kotoko bicara di telpon dan langsung bersemangat begitu tahu kalau yang menelpon adalah Iri-Chan.
Kotoko heran, ia belum pernah mendengar nama itu dan sedikit bingung.
Ia menjadi pembicaraan para siswa dalam perjalanan ke sekolah. Kotoko hanya bisa diam mendengarkan hal-hal buruk tentangnya.
Lalu Jinko dan temannya satunya yang bernama Satomi datang. Akhirnya Kotoko merasa lega karena ada teman untuk bicara.
Jinko berkata kalau sekarang Kotoko menjadi pusat perhatian setiap hari. Kotoko tidak suka dengan hal itu dan mengatakan kalau ia ingin menghilang saja.
Satomi kemudian bertanya apa Kotoko sudah menemukan tempat tinggal sementara.
Kotoko meminta temannya tidak usah khawatir, karena untuk sementara mereka akan tinggal si rumah sahabat ayahnya. Orang itu melihat berita dan langsung menghubungi mereka.
Satomi dan Jinko senang mendengar hal itu. Mereka berfikir keberuntungan akan berpiha pada Kotoko lagi.
Kotoko bersemangat, Kemungkinan terkena bintang jatuh itu satu banding sejuta. Aku ingin percaya bahwa keberuntungan akan mengenaiku kali ini.
Mereka bertiga kemudian bercanda lalu dikagetkan dengan sesuatu yang terjadi di gerbang sekolah.
Jinko dan Satomi berkomentar kalau Kin Chan itu bodoh.
Kotoko melihat mereka dengan malu dan mendekati Kin Chan menyuruhnya berhenti. Tapi Kin Chan malah semakin menjadi-jadi, dengan menggunakan Toa ia mengatakan kalau aihara ada disana, walaupun melewati hari buruk kemarin, dia ada disini dengan senyuman.
Siswa yang datang pagi itu melihat Kotoko dan tertawa. Kotoko amat malu dan menyuruh Kon Chan berhenti dengan paksa. Kin Chan merasa perbuatannya tidak salah karena ia melakukannya demi Kotoko. Tapi Kotoko mengatakan kalau ia tidak mau yang lain membicarakannya lagi.
Jinko dan Satomi berkomentar berdua, orang-orang akan semakin membicarakan Kotoko karena Kotoko ada disana.
Lalu mereka terkejut dengan seseorang yang lewat disamping mereka.
Kotoko ingin menghentikan mereka tapi ia tak bisa bicara.
Irie menatap kin chan dan bertanya apa itu masalah bintang jatuh?
Tentu saja yang dimaksud Kin chan bukan hal itu. Tapi karena Irie menolak Kotoko dengan cara yang tidak baik. Menurut Kin chan, karena hal itulah banyak kejadian buruk yang terjadi pada Kotoko.
Irie mengerti, Kemungkinan material benda langit dari luar angkasa mengenai manusia adalah satu banding sepuluh juta. Insiden dengan kemungkinan satu banding sepuluh juta, itu karena aku?
Kin chan mengiyakan. Kotoko meminta Kin chan untuk berhenti karena ini benar membuatnya sangat malu.
Kotoko terkejut dengan sikap Irie yang seperti itu. Ia menadang Irie dengan tajam. Kin chan menjadi kesal, tapi Kotoko bertindak duluan. Ia memegang tangan Irie dan berteriak, Jangan perlakukan aku seperti itu!
Kotoko marah, Aku tak percaya aku mengagumi orang sepertimu
selama dua tahun.
Irie tidak mengubah ekspresinya dan menatap Kotoko. Ia akan mengeluarkan uang lagi, Kotoko makin kesal dan berteriak, Aku akan mati sebelum aku mendapat uangmu.
Kotoko meyakinkan diri sendiri, Tentu saja! Apa kau punya teman? Lihat! Aku punya banyak teman yang mau menolongku saat aku butuh bantuan. Kin-chan, Jinko dan Satomi.
Kin chan bangga Kotoko mengatakan hal itu. Kotoko terus bicara kalau ia tak butuh bantuan dari Irie.
Irie menatap Kotoko lalu tertawa. Ia meninggalkan mereka.
2 teman Kin chan tak lupa mengembalikan uang Irie yang tadinya terjatuh.
Kotoko masih kesal dan merebut Toa dari tangan Kin chan, ia berteriak, Apa kau meremehkan kami karena kami di kelas F? Jangan remehkan kami hanya karena kami tidak pintar!
Irie tidak peduli dengan hal itu dan terus berjalan.
Kotoko baru menyadari hal itu dan bertanya apa yang harus ia lakukan, Karena ini bukan seperti apa yang ia bayangkan. HAHHAHAHAHHA.
-Hari Kepindahan Kotoko dan Ayah ke rumah Sahabat Ayah-
Kotoko kagum karena pasti Iri-chan sangat pintar. Ia kemudian melihat papan yang bertuliskan Irie Family, dan baru menyadari kalau Iri-chan adalah Irie. Kotoko merasa kesal + sedih, dari semua marga yang ada di jepang, kenapa harus Irie^^
Istri Irie juga menyambut mereka dengan hangat. ayah benar-benar berterima kasih karena membiarkan mereka tinggal di rumah keluarga Irie.
Kotoko juga memperkenalkan dirinya dan istri Irie bersemangat karena mereka hanya punya anak laki-laki. Kotoko cukup terkejut dan bertanya tentang anak laki-laki keluarga Iria. Tapi ibu akan memperkenalkannya nanti.
Yuuki terlihat ramah pada ayah Kotoko, tapi tidak pada Kotoko. HAHHAHAHHA.
Padahal Kotoko sudah memasang muka manies tuh, tapi ditanggapi cuek sama Yuuki.
Ibu setuju dengan hal itu. Ia minta Kotoko tinggal di rumah mereka dan menganggap rumah mereka seperti rumah sendiri. Kotoko tersenyum dan mengiyakan.
ibu memandangi Kotoko dan mengatakan kalau pertemuan mereka seperti takdir. Kotoko tampak bingung.
Kotoko sedikit bingung, lagi. Ia mengambil kue di meja lalu melihat orang yang ibu panggil Onii-chan. Seketika ia berteriak sekuat tenaga melihat wajah Irie Naoki di hadapannya.
Naoki memperkenalkan dirinya, Maaf terlambat memperkenalkan diri, Aku anak yang paling besar, Irie Naoki.
Tentu saja Naoki menatap ayah Kotoko tanpa memperdulikan Kotoko yang ada di hadapannya dan masih menganga.
Ayah memukul Kotoko karena tidak sopan. Sementara Iri-chan dan istrinya tertawa terbahak-bahak karena anaknya memang mirip dengan ibunya.
Sayangnya Naoki tak ada niat melirik pada Kotoko sama sekali. HAHAHHHAHA.
Ibu datang membawa teh dan malah mengatakan kelegaannya kalau Kotoko mengenal Naoki. Ibu bersemangat bertanya jangan-jangan mereka satu kelas.
Kotoko yang tertawa pertama kali. Sayangnya tawanya menunjukkan kalau itu tak mungkin. HAHHAHHA.
NAoki mengambil tehnya dan berkata, Kelas kami agak jauh tapi baru-baru ini kami bertemu dengan cara yang tak terduga.
Naoki menatap Kotoko, Kotoko tertawa pahit dan mengiyakan.
Ibu senang mendengar hal itu. Ia mengatakan kalau Naoki sedikit unik dan berharap Kotoko bisa berteman dengannya.
Kotoko tersenyum lagi, senyuman menandakan ketidakmungkinan kalau ia dan Naoki berteman.
Kotoko terkejut. Naoki setuju dan mengatakan kalau ide Yuuki bagus. Kotoko mulai panik, tapi ia mengiyakan hal itu. Karena ini hanya pelajaran kelas 3 SD, ia yakin bisa membacanya.
Yuuki membawa buku itu mendekat dan Kotoko terkejut melihat banyaknya karakter Kanji di dalam buku itu. Ia membelalakkan mata. ayah yang tahu kemampuan puterinya mulai mencari kesibukan lain.
Koyoko jelas tak bisa membacanya dan menatap ayahnya meminta bantuan. Tapi dengan polos ayahnya bertanya, ada apa?
Kotoko menyerah, ia tak akan dapat bantuan dari ayahnya dan mulai bertanya karakter mana yang Yuuki tidak mengerti. Yuuki menunjukkannya. Kotoko asal menjawab kalau itu karakter kelinci dan tanduk. Kotoko bahkan memperagakannya dengan lucu.
Naoki menatap Kotoko dan ia merasa kalau Kotoko memang benar-benar bodoh.
Yuuki mengejeknya, sudah SMA tapi tidak bisa membaca itu. Naoki tertawa melihat tingkah adiknya, karena ia juga puas dengan hal itu. Ibu menegur anaknya dan menyuruh Yuuki minta maaf karena sudah kasar pada Kotoko, yang masih berpose seperti kelinci. HAHHAHHAHAHA.
Ayah kesal dan memarahi Yuuki. Ibu minta maaf pada Kotoko dan ayahnya.
Kotoko melepaskan pose kelincinya dan mengatakan kalau Yuuki tidak salah, harusnya ia bisa membacanya. Tapi ayah berkata kalau yuuki hanya tak biasa dekat dengan perempuab, makanya ia begitu. Ia mengatakan Yuuki malu. Ia minta Kotoko jangan mengambil hati. Mereka semua tertawa.
Lalu ibu dengan semangat ingin menunjukkan kamar Kotoko yang telah ia persiapkan. Ia kemudian menarik Kotoko ke lantai 2.
Kotoko masuk ke sebuah kamar full warna pink. Hiasan yang cewe banged, tempat tidur berebda, boneka-boneka kecil, pokonya full color, pink.
Tapi Kotoko masuk tanpa reaksi. Ibu heran dan bertanya apa Kotoko tidak menyukainya? apa ia terlalu bersemangat? Ibu mengatakan kalau ia hanya punya anak laki-laki, tapi ia selalu menginginkan anak perempuan. Dan ia sudah memimpikan mempunyai kamar seperti itu.
Kotoko berjalan melihat kamar itu mengambil boneka dan menyentuh renda-renda.
Kotoko mengatakan ia sangat senang punya kamar seperti itu. Ibu terkejut dan berbalik mendengar Kotoko menyukainya. Kotoko mengatakan sejak ibunya meninggal, ia tak pernah punya barang perempuan seperti itu, Ayahnya hanya memberikannya baju yang simple da kuat. Ia juga sangat iri melihat teman-temannya memakai baju cantik dan dress.
Ibu tambah bersemangat dan mengatakan ia juga ingin sekali pergi shopping bersama anak peremapuan, menonton film bersama dan tukar-tukaran baju. Itulah mimpinya.
Ibu mendekati Kotoko dan menggenggam tangannya, meminta Kotoko tinggal bersamanya.
Kotoko tersenyum dan mengiyakan.
Kedua wanita itu menatap Naoki. Naoki bersandar dan mengatakan kalau itu seharusnya adalah kamar Yuuki. Naoki berterima kasih pada Kotoko karena berkat Kotoko meja belajar Yuuki sekarang ada di kamarnya. Kamarnya bahkan sangat berantakan.
Ibu mengeluh karena Naoki merusak kesenangan mereka. Ibu mengatakan kalau itu adalah hal yang tak penting.
Kotoko merasa tidak enak, ia mengerti alasan kenapa Yuuki membencinya. Ibu mengatakan agar Kotoko tidak memikirkan hal itu. Ia ingin Kotoko menganggap bahwa rumah itu adalah rumahnya sendiri.
Meski tak enak hati, Kotoko mengiyakan hal itu. Ibu kemudian meminta Naoki membantu Kotoko menata barang-barang. Sementara ia akan menyiapkan makan malam.
Kotoko diam saja. Naoki hanya menatap Kotoko. Naoki kemudian mengangkat barang milik Kotoko dan bertanya ia harus mulai dari mana. Kotoko menarik tas-nya dan mengatakan kalau ia akan melakukannya sendiri. Tas terjatuh dan isinya berantakan. Surat cinta itu ada disana.
Naoki mengerti, tak ada alasan untuknya membantu Kotoko. Kotoko kesal dan memasukkan barang-barangnya kedalam tas. Naoki hanya memperhatikan Kotoko dan melihat surat cinta itu. Kotoko mengambilnya dan memasukkannya ke dalam tas.
Naoki berjalan keluar dan mengatakan ia tak peduli Kotoko tinggal disini atau tidak. Ia minta Kotoko tidak mengganggu hidupnya.
Naoki meninggalkan Kotoko yang menatapnya dengan terluka. Lalu Yuuki muncul dan memperlihatkan kebenciannya yang dalam pada Kotoko. Yuuki kembali ke kamar Naoki yang ada disebelah kamar Kotoko dan membanting pintu.
"Kemungkinan terkena bintang jatuh itu satu banding sepuluh juta. Berapa juta perbandingan seorang perempuan berakhir tinggal di rumah laki-laki yang menolaknya Apakah ini awal dari sesuatu yang spesial?"
Naoki dengan gayanya yang cool tidak makan rotinya dan hanya minum teh/kopi. Saking terpananya, Kotoko juga ikutan minum teh tanpa tahu kalau tehnya sangat panas. bibirnya melepuh. HAHAHAHHA.
Lagi lagi Yuuki mengejek Kotoko yang lemah.
Naoki memutuskan berangkat ke sekolah duluan. Ibu menyuruh Kotoko juga ikut bersama Naoki. Kotoko setuju, ia memberikan sisa Rotinya pada ayahnya dan segera mengejar Naoki.
Kotoko bertanya kenapa?
Naoki tanpa melihat pada Kotoko berkata ia tidak mau berjalan dengan perempuan yang penuh dengan remah roti.
Kotoko terkejut, ia menghentikan langkahnya dan mulai membersihkan jas-nya. Ia juga mengambil cermin dan melihat wajahnya dan rambutnya dari remah roti.
Kotoko kaget dan mundur sampai jarak mereka dua meter. Naoki lagi mengatakan pada Kotoko ikuti saja dirinya dan ingat jalan menuju sekolah. Tentu saja Kotoko tak boleh memberitahu yang lain kalau mereka tinggal satu rumah. Lagi, jangan bicara dengannya di sekolah.
Kotoko mulai kesal. Ia minta Naoki tak perlu sejahat itu padanya.
Naoki menghela nafas dan berkata ia tak mau ikut dalam rumor-rumor tak berguna.
Kotoko tersinggung dengan kata 'tak berguna'.
"Aku benci perempuan bodoh!"
Kotoko shock dengan hal itu. Ia menganga dan tak bisa bicara apapun.
Naoki berjalan meninggalkan Kotoko yang masih mematung di jalan.
"Aku tak percaya aku jatuh cinta pada laki-laki seperti itu selama dua tahun! Aku berjanji akan membuatnya merasa bersalah dengan apa yang dia katakan padaku!"