Páginas

Kamis, 12 September 2013

[Sinopsis] He's Beautiful(You're Beautiful) Episode 7

“Aku tak ingin melihat kejadian seperti ini, Aku harus berbalik pergi tapi kenapa badan ini tak mendengarkan. Bagaimana ini?” kata Min-nam saat melihat Tae-kyung berciuman dangan Yoo He-yi dihadapan para wartawan. Lalu tiba-tiba Shin-woo datang dan membalik badan Mi-nam. Mi-nam kaget melihat Shin-woo, Shin-woo melihat Tae-kyung dan Yoo He-yi maasih ciuman (lamanya..). “Ayo” ajak Shin-woo sambil menggandeng tangan Mi-nam pergi dari sana.
Beberapa saat kemudian Yoo He-yi marah-marah kepada Tae-kyung. Ia menganggap Tae-kyung adalah seorang penipu, tapi Tae-kyung tenang-tenang saja. Yoo He-yi benar-benar kesal ia mau memukul Tae-kyung dengan tasnya, Tae-kyung menatapnya tajam. Akhirnya Yoo He-yi tak jadi memukul Tae-kyung tapi malah menginjak-nginjak tasnya itu.
“Bukankah ide kamu mau berpura-pura pacaran? Saya hanya menerima ide kamu saja” kata Tae-kyung tenang.
“Berpura-pura pacaran?” kata Yoo He-yi.
“Ya, sama seperti tadi saat berpura-pura berciuman” kata Tae-kyung.(O... ternyata Tae-kyung cuma pura-pura kisu ma Yoo He-yi.. lega deh belut-belut)


Flashback.
Tae-kyung memegang kepala Yoo He-yi.
“Lepaskan aku” kata Yoo He-yi mencoba memberontak
“Jangan bergerak. Jika tidak hati-hati ciuman ini bisa dipotret dengan sangat jelek. Apa foto saat kau mengeluarkan darah dari hidung apa masih tak cukup memalukanmu?” kata Tae-kyung.
“Apa kau ingin membungkamku seperti ini?” kata Yoo He-yi
"Aku hanya ingin menerima ide darimu melewati langkah ini” kata Tae-kyung. Yoo He-yi masih memberontak. “Jangan khawatir, saya pasti tidak akan terpengaruh” kata Tae-kyung lagi.
Flashback END...

“Benarkah tak akan terpengaruh?” kata Yoo He-yi.
Tae-kyung tersenyum kemudian berkata “Apa kau mengharapkan saya benar-benar menciummu atau bagaimana?”
Yoo He-yi berpikir sebentar, kemudian ia tertawa dan berkata kalau ia hanya bercanda dan tentu saja ia tak menginginkannya(tapi sambil marah-marah).
“Benar-benar menakutkan” kata Tae-kyung.
Yoo He-yi menenangkan dirinya kemudian ia berbicara lagi dan berkata walaupun Tae-kyung yang memulai, tapi ia ingin yang mengakhiri permainan ini. Ia berhahap Tae-kyung diam saja sampai akhir, sampai ia menendangnya jadi pacarnya (hayo siapa yang mau nangkap ngacung..). Yoo He-yi juga mengancam agar Tae-kyung jangan membicarakan permasalahan diantara mereka tadi kepada orang lain, atau ia akan membongkar identitas Mi-nam. “Jadi lain hari kamu harus berpura-pura baik pada saya” kata Yoo He-yi lagi. Tae-kyung setuju dengan menyindir bahwa berpura-pura baik adalah keahlian Yoo He-yi jadi lain kali ia lah yang akan minta ajar sama Yoo He-yi. Yoo He-yi lalu minta diantar pulang (Huh banyak maunya nih ce..). Tae-kyung kaget dan hanya memandangnya tajam. “Aku sangat terkejut dengan kejadian tadi jadi seharunya ada teman lelaki yang mengantarku pulang” kata He-yi sok lembut. Tae-kyung dengan dingin menolaknya dan berkata kalau ia lelah dan minta Yoo He-yi berpura-pura sendiri saja. Tae-kyung pergi, Yoo He-yi mencoba mencegahnya tapi tak berhasil gara-gara sepatunya nyangkut sama tasnya tadi. Yoo He-yi kemudian duduk dan bergumam “Huang Tae-kyung kepala besar! Saya bukan hanya ingin berpura-pura saja tapi saya mau serius (jadi pacar kamu red.)”.

Shin-woo menghibur Mi-nam dengan membawakannya minuman di atap gedung. Shin-woo tanya apa Mi-nam tekejut karena melihat Huang Tae-kyung tadi. Mi-nam mencoba mengelak, tapi shin-woo keburu berkata”Pasti tekejut? Saya juga sangat terkejut. Seluruh penggemar Tae-kyung di negara ini pasti juga sedih. Lihat mereka!” kata Shin-woo sambil menoleh melihat para fans Tae-kyung yang menunggu diluar studio sambil menangis.


“Mereka sepertinya juga sangat sedih” kata Mi-nam.
"Karena mereka adalah penggemar yang mencintai dan menghormati Tae-kyung . tentu mereka akan sedih” kata Shin-woo.
“Penggemar?” kata Mi-nam.
"Bener Penggemar. Tae-kyung adalah artis, jadi perasaan terkejut karena Tae-kyung mempunyai kekasih adalah sesuatu yang tak mengejutkan lagi juga tak dapat berkata apa-apa lagi” kata Shin-woo.
"Benar. Dia begitu banyak penggemar. Aku hanya salah satu diantara mereka” kata Mi-nam sedih.
“Benar tidak ada hal yang mengejutkan jika kamu sekarang sedih karena Tae-kyung. Karena kamu adalah salah satu penggemar diantara ratusan ribu orang penggemar” kata Shin-woo lagi.
Mi-nam menoleh kearah para fans dan didalam hatinya ia berkata “Rupanya aku adalah penggemar”.
Para Fans mencoba menguatkan hati dan menerima berita tentang Tae-kyung yang sudah mempunyai kekasih. Mereka lalu memberi ssemangat dan berdoa untuk Tae-kyung (meski sambil menangis.. wah kalau oppa sukkie beneran udah punya pacar gimana para belut-belut ya...pada nangis g ya..).
Mi-nam lalu berkata pada Shin-woo bahwa ia ingin seperti penggemar-penggemar itu mendoakan Tae-kyung (meski terpaksa), Shin-woo tersenyum melihatnya.

Di mess Tae-kyung yang baru saja pulang mendapat pesta kejutan dari yang lainnya. Mereka memberi selamat karena akhirnya Tae-kyung punya pacar. Mereka bernyanyi dengan penuh kegembiraan (kecuali Mi-nam), tapi Tae-kyung memandang kesal mereka. Semua orang terkejut dan berhenti bernyanyi. Tae-kyung tanpa bicara apapun langsung pergi kekamarnya, bibi Mi-ja berkata mungkin Tae-kyung malu makanya langsung pergi. Jeremy lalu tanya bagaiman dengan pestanya jika tanpa Tae-kung. Bibi Mi-ja tetap ingin melanjutkan pestanya karena ia telah membuat banyak makanan. Mi-nam tampak sedih dan Shin-woo memperhatikannya.

Didalam kamarnya Tae-kyung ngomel-ngomel “Go Mi-nam, kamu begitu terjepitkah hingga ikut membuat pesta? Benar-benar.. ini semua karena siapa? Baik, kamu tidak tahu keadaannya hingga bisa berbuat beginikan?”.

Semua orang (kecuali Tae-kyung) makan dan minum bersama. Bibi Mi-ja meberikan Mi-nam banyak minuman hingga ia mabuk. Melihat Mi-nam sudah tak sanggup lagi minum, Jeremy datang menggantikannya minum bersama bibi Mi-ja. Mi-nam terhuyung-huyung bejalan keluar, Shin-woo memperhatikannya. Manager Ma juga sedih, ia merasa Yoo He-yi mempermainkan hati Mi-nam. Jeremy dan bibi Mi-nam kaget mengdengar.
“Datang sendiri dan berkata kalau ia adalah penggemar Mi-nam namun rupanya semua hanya demi menyembunyian hubungannya dengan Tae-kyung” kata Manager Ma kesal.
“Kalau begitu bisa dikatakan Yoo He-yi memperalat Mi-nam, benarkah?” kata bibi Mi-ja.
Manager Ma membenarkan dan hal inilah yang membuat Mi-nam dan dirinya sangat kecewa. Bibi Mi-nam lalu ikut kesal pada Yoo He-yi, Jeremy baru tahu Mi-nam kecewa karena Yoo He-yi.

Mi-nam diluar mencoba menyegarkan dirinya kembali, tapi tiba-tiba Jeremy datang dan bertanya.
"Kamu apakah menyukai orang itu?” (masudnya Yoo He-yi)
"Apa?” kata Mi-nam bingung.
"Kamu kecewa apakah karena menyukai orang itu” ulang Jeremy.
"Saya hanya penggemar saja, tidak ada yang lain” kata Mi-nam (Mi-nam pikir Taae-kyung yang dimaksud Jeremmy)
"Menyukai seseorang tidaklah salah. Ambillah!” kata Jeremy sambil menyodorkan sebuah buku kepada Mi-nam.
"Ini adalah buku yang paling aku sukai. Orang yang tidak ada cinta pun akan merasa bersalah. Jadi mencintai seseorang tidak peduli dia siapa. Itu tidaklah salah” lanjut Jeremy.
"Apakah benar tidak termasuk bersalah?” tanya Mi-nam ragu.
“Ya, menyukai seseorang apa salahnya?” kata Jeremy lagi.
“Jeremy, terimakasih kamu menghiburku” kata Mi-nam.
Mi-nam pergi masuk, Jeremy melihatnya dan bergumam “Go Mi-nam, rupanya kamu benar-benar menyukai Yoo He-yi. Saya juga tehadap kamu...”, Jeremy tak sanggup meneruskan kata-katanya (dia pikir dia gay... hehehe).


Hari sudah larut, Tae-kyung keluar mencari Mi-nam karena walaupun pesta telas usai Mi-nam juga tak kembali kekamar. Tae-kyung mencari lantai bawah tapi tak ada orang. Ia kemudian mencari di ruang musik. Tae-kyung melihat seluruh ruangan tapi tak ada apa-apa. Saat melihat kebawah piano ia melihat sesuatu. Tae-kyung mendekatinya ternyata Mi-nam tidur disana sambil membawa bukunya Jeremy. Tae-kyung berpikir sebentar, kemudian ia menginjak kaki Mi-nam. Mi-nam kaget dan langsung terbangun tapi sayang kepalanya malah terkantuk piano (Lha salah siapa tidur dibawah piano...). Mi-nam menengok keluar. Tae-kyung tanya Mi-nam sedang buat apa dibawah sana. Tapi Mi-nam malah menyuruh Tae-kyung diam karena ia sedang diam-diam mencari jawaban apakah ia salah atau tidak (karena mencintai Tae-kyung). Tae-kyung bingung ia tanya apa Mi-nam telah membuat kesalahan lagi hingga berbuat seperti itu.
"Benar, aku telah membuat satu kesalahan” kata Mi-nam
“Jadi karean takut dimarahi makanya kamu tak masuk kamar dan terus bersembunyi disini?” kata Tae-kyung. Mi-nam hanya mengedip-ngedipkan matanya.
“Jika kamu ingin mendapatkan maaf, keluar dulu baru kataan lagi” kata Tae-kyung.
Mi-nam menggeleng keras dan berkata “Tidak, aku tak bisa keluar”.
“Kamu membuat masalah besarkah?” Kata Tae-kyung tak percaya. Ia kemudian menyeret Mi-nam keluar, tapi Mi-nam menolak dengan berpegang pada kaki piano hingga Tae-kyung kesulitan menariknya.


Tae-kyung lalu menggunakan cara lain, ia memainkan pianonya dengan asal hingga membuat telinga Mi-nam kesakitan. Tapi Mi-nam tak bergerak keluar, dan tetap bertahan dibawah piano.
“Go Mi-nam, kamu minum arak lagi kah? Makanya kamu jadi gila seperti ini. Kamu... lagu yang kamu mau nyanyikan sudah pernah mendengarnyakan?” kata Tae-kyung.
“Lagu yang kakak buat pasti bagus” kata Mi-nam sedikit mabuk.
“Kakak saya adalah penggemar kamu” kata Mi-nam lagi.
“Aku tak memerlukan penggemar seperti kamu” kata Tae-yung.
“Tidak perlukah? Aku harus menjadi penggemar baru bisa.... ” kata Mi-nam sedih.
"Karena adalah penggemar, jadi sedih juga tidak apa-apa dan juga bisa mendoakanmu. Kakak biarkan aku menjadi penggemarmu saja!” kata Mi-nam lagi.
"Kamu bukan penggemar. Kamu adalah orang yang mau menyanyikan lagu saya. Jadi kamu bersemangatlah dan dengarkan baik-baik” kata Tae-kyung.
Tae-kyung kemudian memainkan lagunya dengan piano. Mi-nam mendenngarkannya dari bawah piano dan bergumam “Lagu ini adalah lagu yang terus mengantarkan aku sampai kesini” (Without words a.k.a maldo eopsi). Mi-nam trus mendengarkannya lagu itu dari bawah piano.

Sementara itu Shin-woo sepertinya sudah tahu bahwa Mi-nam sedih bukan karean Yoo He-yi tapi karena Tae-kyung. Ia memandangi sepatu yang mau ia berikan pada Mi-nam. Jeremy pun juga demikian ia menenangkan hatinya bersama Jolie, ia patah hati karena Mi-nam menyukai Yoo He-yi. (Wah ruwet banget sih...)

Kembali keruang Musik, Tae-kyung baru sadar Mi-nam tak keluar juga hingga lagunya selesai. Ia melihat kebawah piano ternyata Mi-nam tertidur disana. Tae-kyung kemudian bergumam “Kehidupanku selalu dilihat Go Mi-nam. Pertama-tama tidak seharunya aku tahu dia adalah wanita”. Tae-kyung kemudain memandangi Mi-nam tidur.

Keesokan harinya Mi-nam melakukan rekaman (Wihout words). Tapi pengarah dan president Ahn merasa kurang ada perasaan dalam menynyikannya. Mi-nam minta maaf. President Ahn menjelaskan seharusnya ada perasan seperti saat orang jatuh cinta. “Apakah kau ta pernah berpacaran?” tanya presiden Ahn. Presiden Ahn kemudian minta Mi-nam istirahat dulu agar mengerti apa yang ia maksud.

Saat istrahat manager Ma mencoba menyemangati Mi-nam. Ia mencoba menjelaskan bahwa lagu yang Mi-nam bawakan adalah lagu percintaan antara pria dan wanita. “Sangat ingin melihat, sangat ingin merindukan tapi tak dapat menampilkan perasaan itu sehingga seperti ada perasaan yang akan meledak. Kau sepertinya tak mengerti perasaan seperti ini. Ahh, kau dalah seorang suster jadi belum pernah merasakannya”. Mi-nam juga bingung harus bagaimana. Manager Ma menyuruh Mi-nam pergi ke makam ayahnya dulu bersama bibi Mi-ja. Ia berpikir mungkin setelah dari sana Mi-nam bisa mengganti perasaan cinta laki-laki-wanita itu dengan perasaan cinta terhadap orang tua. Mi-nam setuju. Manager Ma mengomel karena Tae-kyung pencipta lagunya tak datang pada waktu rekaman untuk memberi arahan tapi malah sibuk dengan gosip. Mi-na hanya bisa mengheala nafas.

Gosip Tae-kyung dengan Yoo He-yi telah menjadai headline seluruh surat kabar. Film Yoo He-yi juga telah keluar dan A.N.Jell menjadi tamu VIP disana. Tentu saj wartawan disana tidak menanyakan tentang filmnya tapi malah menanyakan hubungan Tae-kyung dengan Yoo He-yi. Tae-kyung mulai kesal karena Yoo He-yi mulai menyuruh-nyuruh seenaknya agar ia datang keacara-acaranya.


Manager Ma minta ijin kepada Tae-kyung agar ia bisa mengantar Mi-nam mengunjungi makam ayahnya karean bibi Mi-ja telah pergi duluan kesana. Tae-kyung memikirkan sesuatu. Mi-nam pamit pada Shin-woo, Shin-woo berkata kalau ia ingin ikut lain kali. Mi-nam kaget Shin-woo mau ikut, Shin-woo mendekati Mi-nam dan berkata kalau ia ingin menangkap anjing bersama Mi-nam. Mi-nam baru mengerti.


Acara premier film telah selesai. Mobil Tae-kyung datang menjemput Yoo He-yi. Yoo He-yi dengan sombong berkata pada asistennya bahwa ia akan pulang bersama Tae-yung. Semua orang tak percaya melihatnya, tapi saat Yoo He-yi masuk ternyata yang mengendari bukan Tae-kyung tapi manager Ma (hihihi..). Yoo He-yi kaget tapi ia harus pura-pura lembut sambil menahan kesal, manager Ma sih senang-sang saja bisa mengantarkan Yoo He-yi kemana saja.

Tae-kyung mengantar Mi-nam kedesa. Yoo He-yi terus menelpon Tae-kyung tapi tak diangkat. Mi-nam bingung melihat Tae-kyung mengantarkannya dan tak mau menjawab telepon. Tae-kyung berkata kalau ia sedang menyetir jadi sangat berbahaya kalau ia menjawab telepon itu. Mi-nam lalu merasa tidak enak karena ia akan menginap dan sampai besok disana. Jadi akan sangat menyusahkan Tae-kyung kalau ia harus mengarkannya kesana kemudian langsung pulang. Tae-yung berkata kalau ia juga akan ikut menginap disana. Mi-nam bingung dan berkata bukankah Tae-kyung sibuk tapi kenapa malah pergi bersamanya. Tae-yung tak mau menjawab dan mengalihkan pembicaraan dengan memarahi Mi-nam karena proses rekaman yang gagal. Mi-nam kaget Tae-kyung sudah tahu. Tae-kyung merasa Mi-nam benar-benar membuatnya tambah sibuk. Mi-nam minta maaf. Telepon Tae-kyung terus berbunyi, Tae-kyung kesal. Mi-nam akhirnya tahu kalau Tae-kyung mengantarkannya cuma untuk menghindar dari Yoo He-yi saja.

Tae-kyung dan Mi-nam berhenti sebentar untuk istirahat. Mi-nam membelikan soda untuk Tae-kyung. Tae-kyung merasa senang karena bisa istirahat dengan pemandangan dan ketenangan yang ada didesa. Mi-nam berata ia tadi berlari kesana karena tahu Tae-kyung sibuk. Tae-kyung minta Mi-nam jangan mencampuri jadwal yang ia buat. Tae-kyung membua kaleng sodan dan muncratlah soda itu keluar. Tae-kyung kesal, Mi-nam minta maaf karena tadi ia berlari makanya sodanya jadi terkocok. Tae-kyung kesal karena dirinya hampir saja lupa kalau Mi-nam itu pembwa masalah. Mi-nam ketakutan ia berjanji akan membersihan baju Tae-kyung begitu sampai di desa. Tae-kyung tak mau, ia tak bisa mengenakan baju kotor sampai mereka tiba didesa nanti. Mi-nam lalu mendapat ide.

Ohh ternyata Tae-kyung harus berganti baju dengan bajunya manager Ma. Tae-kyung merasa ada yang aneh, Mi-nam menyakinkan bahwa meski baju manager agak kekecilan tapi itu adalah baju. Tae-yung tetap merasa aneh, Mi-nam menyainkan kalau Tae-kyung tetap ganteng memakai itu (wkwk belut-belut pasti setuju sukkie pake apa aja tetep ganteng).

Di desa bibi Mi-ja mengumpulkan orang-orang (sudah tua-tua) dan berkata kalau keponakannya yang artis akan dtang kedesa itu. Semua orang senang mendengarnya tapi merea tanya seberapa terenalkan keponaknnya itu. Bibi Mi-ja berata pokoknya jika sekali melihatnya akan langsung terpesona.

Tae-yung dan Mi-nam melanjutkan perjalanan. Mi-nam berkata kalau ia beru pertama ali datang kedesa yahnya dan ternyata pemandangannya cukup lumayan. Tae-kyung tanya seberapa banyak Mi-nam tahu tentang ayahnya. Mi-nam berata kalau ia hanya tahu bahwa ayahnya adalh penulis lagu dan ibunya adalah artis. Tae-kyung baru tahu kenapa suara Mi-nam cukup lumayan saat bernyanyi. Di belakang mereka ternyata ada mobil Mo Hwa-ran yang juga menuju desa itu. Mo Hwan menyuruh sopirnya menyalip saja mobil Tae-kyung. Tae-kyung kesal melihatnya.

Para warga telah berkumpul dijalanan desa. Mobil Mi-nam datang, tapi bibi Mi-ja berkata pada warga kalau mobil artis itu sagat besar jadi tak mungkin mobil itu. Mobil Mi-nam berhenti, bibi Mi-nam merasa ada yang aneh. Mi-nam keluar dan menyapa bibinya. Para warga kecewa mereka merasa Mi-nam bukan artis karena ia mengenakan pakaina biasa dan mobilnya juga biasa. Mi-nam berkata kalau Tae-kyung juga datang. Bibi Mi-ja sudah senang karean mengira Tae-kyung pasti berpenampilan seperti artis. Tae-kyung keluar dengan style manager Ma. Bibi Mi-ja syok, para warga tanya mana artisnya. Bibi Mi-ja berkata kalau merkea benar-benar artis, tapi para warga sudah tak percaya dan membubaran diri. Bibi Mi-nam kecewa Mi-nam datang tidak menggunkan mobilnya dan Tae-kyung berpakaian biasa. Mi-nam berkata baju Tae-yung kena soda saat dalam perjalanan. Tapi bibi Mi-ja terlalu kecewa dan malu, ia masuk duluan meninggalkan mereka. Para nenek mendekati mereka (mungkin masih sodaranya Mi-nam kali ya..) dan tanya apa mereka benar-benar artis. Mi-nam membenarkannya. Salah seorang nenek berkata kalau ia pernah melihat Tae-kyung tapi ia sudah lupa dimana. Mereka masih ragu sehingga tanya lagi apa mereka pernah masuk tv. Mi-nam mebenarkanya lagi. Nenek titu tak percaya, dan berkata kalau bibi Mi-ja itu adalah seorang pembohong. Tae-kyung bingung melihatnya, Mi-nam menjelaskan mungkin karena mereka sudah nenek-nenek jadi tidak mengenali mereka. Tae-kyuung berkata kalau itu tidak apa-apa dan malah membuatnya jadi leluasa.


Mo Hwa-ran datang kemakam ayah Mi-nam, ia menyuruh asistennya agar memperkerjakan orang membersihkan makam itu secara berkala. Setelah bersih Mo Hwa-ran melakukan upacara dan berkata kalau ia akan menyanyikan lagi lagu yang ayah Mi-nam ciptakan untuknya. Ia berharap ayah Mi-nam senag mendengar berita itu di alam sana.


Tae-kyung mengantar Mi-nam dan bibi Mi-ja kepemakaman ayah Mi-nam. Ia melihat mobil yang menyalipnya tadi. Bibi Mi-ja minta Tae-kyung menunggu mereka, Mi-nam berkata kalau ia kan segera kembali.

Mi-nam dan bibi Mi-ja berpapasan dengan Mo Hwa-ran yang telah selesai berziarah. Tapi bibi Mi-nam tak mengenalinya, dan Mi-nam pun tak memperhatikannya dengan jelas. Tae-kyung keluar melihat keadaan sekitar.


Mi-nam diperjalan menuju mkam bertanya pada bibinya apa ayahnya tidak memiliki teman didesa itu. Bibi Mi-nam berkata kalau ayah Mi-nam itu sejak mudah sudah pergi dari desa untukmengejar cita-citanya menjadi penulis lagu. Baru setelah akan meninggal ayah Mi-nam membawa akan-anaknya kepadanya. Bahkan bibi Mi-nam berkata kalau ia sama sekali tak tahu ibu meraka itu siapa, bagaiman ia melahirkan mereka, dan kapan ia meninggal. Minam tanya bukankah ibunya itu seorang artis.
“Apa tidak ada orang disekitar ayah yang kenal?” tanya Mi-nam lagi.
“Mungkin ada tapi tak ada yang bisa dihubungi” kata Bibi Mi-ja. Mi-nam sedikit kecewa.
Saat mereka sampai di makam ayah Mi-nam, mereka terkejut karana disana telah ada karangan bunga. “Apa mungkin orang itu” gumam Mi-nam sambil membayangkan sosok yang baru saja ia lihat tadi. Mi-nam menyerahkan karangan bunga yang ia bawa kepada bibinya dan segera berlari mengejar orang itu. Mi-nam berlari sekuat tenaga, ia juga mencoba menghungi Tae-kyung, tapi hp Tae-kyung ada didalam mobil dan ia sedang mendengarkan lagu lewat earphone. Mi-nam telah sampai dikaki bukit tapi sayang mobil Mo Hwa-ran keburu pergi. Mi-nam mencoba mencari Tae-kyung dimobil tapi tak ada.

Ternyata Tae-kyung pergi kesebuah padang ilalang. Disana sambil menikmati musik ia bergaya seperti sedang melakukan pengambilan gambar video klip. Tae-kyung melihat seorang kakaek melambai kepadanya. “Apa karena ini didesa? Makanya terhadap orang asingpun juga menyapa” gumam Tae-kyung dalam hati. Tae-kyung balas melambaikan tanganya (HAHA...). Kakek itu tetap melambaikan tangannya dan menujuk ke suatu arah. Tae-kyung menoleh kearah itu dan tenyata (deng.. .deng..) ada seekor babi yang sedang berlari menuju kearahnya. Tae-kyung bingung dalam hati ia bergumam “Wartawan pun tak ada yang mengejar sampai kesini, tapi kenapa babi malah mengejar kesini?”. Tae-kyung melepaskan earphonenya dan mendengar terikan kakek tadi yang ternyata menyuruhnya menghindar dari babi itu. “Lari!lari! bahaya!” teriak kakek itu. Tae-kyung segera kabur lari tapi babi itu tetap mengejarnya (haha..).



Beberapa saat kemudian didesa sudah terdengar pengumuman kalau Tae-kyung hilang. Bibi Mi-ja dan Mi-nam cemas sekali karena Tae-yung belum juga kembali/ditemukan. Bibi Mi-ja memberitahu Mi-nam kalau babinya sudah pulang kerumahnya. Salah satu nenek berkata bahwa babi bisa pulang sendiri, orang juga pasti bisa pulang sendiri (Jiah.. oppa dibandingin ma babi..hehe). Mi-nam sangat cemas karena hari mulai gelap, ia berkata kala uTae-kyung ada penyakit kalau malam tak dapat melihat dengan jalas. Nenek yang satunya lagi berusaha membetulkan (memukul) tv karana ia yakin pernah melihat Tae-kyung ditv. Mi-nam sangat cemas jika Tae-kyung tak ditemukan. TV telah behasil dibetulkan dan yang muncul adalah berita hilanganya Tae-kyung karena dikejar babi. Sebuah pesawat dan para polisi telah digerakkan untuk mencari Tae-kyung. Yoo He-yi yang mendengar kabar itu dikabarkan jatuh sakit (pasti pura-pura). Orang-orang distudio pun khawatir. Para fans menanngis sambil berpelukan didepan studio (haha... benar-benar lebay). President Ahn memberikan pernyataan dihadapan para wartawan bahwa ia tidak akan memakan daging babi lagi jika Tae-kyung sampai tidak ditemukan dalam keadaan selamat. “Tidak bisa begini” kata Mi-nam tiba-tiba.. Ohhh tenyata itu Cuma khayalan Mi-nam dan tv itu pun masih rusak (hihi). Mi-nam akhirnya memutuskan pergi mencari Tae-kyung sendiri.

Yoo He-yi datang kestudio karena mencari Tae-kyung. Tapi tiba-tiba hpnya berbunyi, Yoo He-yi senag karena Tae-kyung meneleponnya. Yoo He-yi langsung mengangkatnya tapi ternyata yang menelepon bukan Tae-kyung melainkan bibi Mi-ja. Bibi Mi-ja mengabarkan kalau Tae-kyung pacarnya ada masalah, ia minta Yoo He-yi datang kedesanya (ada maksud tertentu nih bis teleponnya dalam keadaan senang bukan dalam keadaan cemas).

Mi-nam pergi kegunung mencari Tae-yung dengan membawa tas besar dan juga berbekal cerita kejadian tadi dan kebiasaan Tae-kyung. Mulai memilih jalan yang terang, menghindar dari jalan yang penuh sampah dan akhirnya ia menemukan jejak kaki Tae-kyung yang menginjak kotoran. Mi-nam berpikir jika Tae-kyung benar menginjak kotoran itu maka ia tidak akan tahan dan segera pergi membersihkannya. “Air! cari tempat yang ada airnya” kata Mi-nam. Mi-nam mencari Tae-yung disekitar sungai dan berteriak memanggilnya.
"Aku disini” kata Tae-kyung tiba-tiba (ohhh... akhirnya ketemu juga.. hebat nih Mi-nam jadi detektif aja).
“Buat apa mencariku terburu-buru? Apa kau kira aku sudah mati?” kata Tae-kyung lagi.
"Kakak” kata Mi-nam lega sambil menghampiri Tae-kyung.
"Karena kau dikejar babi dan hilang maka aku sangat khawatir” kata Mi-nam.
Tae-kyung kaget berita ia dikejar babi sudah tersebar keluar. Tae-kyung kesal ia pikir kakek itu pasti yang menyebarkan berita ini.
“Babi! Mana babinya?” kata Tae-kyung clingak-clinguk takut dikejar babi lagi.
"Babinya sudah pulang kerumah” kata Mi-nam
"Benar-benar melelahkan sampai harus disini cuci dan jemur sepatu” kata Tae-kyung.
Tae-kyung kemudian melihat sepatunya yang sudah kering dan mengajak Mi-nam untuk pulang. Tapi sebelum itu Mi-nam menawarkan minum yang ia bawa. Tae-kyung heran Mi-nam mebawa tas yang begitu besar. Mi-nam berkata karena ingin mencari Tae-kyung yang ada diluar ia telah menyiapkan baju hanagt, handuk, kotak p3k, dan juga beberapa makanan. Tae-kyung tak percaya apa yang ia lihat, ia lalu tanya bagaiman Mi-nam bisa menemukannya. Mi-nam berkata karena memikirkan Tae-kyung makanya bisa menemukannya. “Ternyata kamu anak yang tak lupa balas budi kepada orang lain” kata Tae-kyung. Merek lalu bersiap pergi, tapi Tae-kyung mengabil arah yang salah. Mi-nam memperingatkan bahwa arahnya salah, kali ini Tae-kyung menurut tapi degan sok menjaga gensi ia berkata kalau ia baru pertama kali ke gunung itu jadi ia tak tahu arah.


Yoo He-yi mengendarai mobilnya menuju desa. Ia sangar senang karena berhasil menemukan Tae-kyung apalagi saat mendengar Tae-kyung dikejar babi. Ia ingin perdi edesa untuk mempermalukan Tae-kyung. Tapi kemudian ia terlihat khawatir, ia takut Tae-kyung terluka.

Tae-kyung dan Mi-nam berjalan pulang hingga malam tiba. Tae-kyung minta Mi-nam jalan pelan-pelan saja karena ia tak dapat melihat diegelapan. Mi-nam mengerti, ia lalu tanya kenapa Tae-kyung bisa lari sampai sejauh itu. Tae-kung jaga gensi ia berkata kalau ia bukan melarikan diri dari kejaran babi itu, ia hanya menghindar saja (apa bedanya??). Mi-nam percaya mendengarnya. Tapi saat tiba-tiba ada suara dari semak-samak Tae-yung terlihat takut sekali sedangkan Mi-nam tenang-tanang saja. Suara itu muncul lagi, Tae-kyung mendekati Mi-nam dan tanya apa digunung itu ada kelinci.
"Memangnya ada dengan kelinci?” kata Mi-nam bingung.
"Aku sangat benci kelinci” kata Tae-kyung.
"Kelinci kan lucu dan baik, kanapa kamu benci?” tanya Mi-nam lagi.
"Kamu pernah digigit kelinci kah? Jika belum pernah digigit sebaiknya kamu diam” kata Tae-kyung.
Tae-kyung lalu cerita kalau dulu ia juga menganggap kelinci itu lucu dan baik, tapi saat ia mendekatinya ia mlah digigit.
"Kelinci benar-benar sangat berbahaya” kata Tae-kyung sambil melihat jarinya yang pernah digigit kelinci.
"Rupanya disini pernah digigit kelinci” kata Mi-nam sambil mencoba memegang jari Tae-kyung. Tapi Tae-kyung keburu menariknya. Tae-kyung sadar kalau Mi-nam itu seperti kelinci yag lucu dan baik tapi sangat berbahaya.
Mereka lalu berjalan lagi. Mi-nam tanya apa Tae-kyung juga membenci lagu yang berhubungan dengan kelinci. Mi-nam berjalan sambil menyanyikan lagu itu Tae-kyung menyurhnya berhenti tapi Mi-nam tak mau denagar.

Setelah sampai diperbatasan desa mereka berhenti dibawah pohon karena batrai senter mereka habis. Mi-nam berkata mereka sudah hampir sampai jadi kalau berjalan pelan-pelan pasti bisa sampai rumah juga walaupun agak sedikit gelap. Tapi Tae-kyung pilih istirahat sebentar karena ia sudah sangat lelah lagi pula ia tak bisa melihat jelas semuanya. Mi-nam akhirnya setuju dan duduk disebelah Tae-kyung. Mi-nam memandang lagit dan terejut karena bintang begitu cantik bila dilihat dari sana. Tae-kyung kesal, ia merasa Mi-nam menyindirnya karena Mi-nam yang begitu dekat disampingnya pun ia tak dapat melihat apa lagi bintang. Tae-kyung mencoba melihat kealngit. Mi-nam tanya apa Tae-kyung juga tak dapat melihat bulan. Mi-nam menjelaskan bahwa salah satu bintang yang dapat dilihat dengan jelas adalah bulan.
"Bulan itu bukan bintang” kata Tae-kyung.
"Dia yang paling cantik. Apakah bukan bintang?” tanya Mi-nam.
"Bukan ia hanay memantulkan sinar matahari saja. Yang sama seperti matahari bisa mengeluarkan terang barulah disebut bintang” kata Tae-kyung.
"Bulan hanya mengandalkan matahari baru bisa mengeluarkan terang” lanjut Tae-kyung lagi.
"Walaupun mengandalkan matahari. Bulan juga sangat berguna. Dibandingkan dengan matahari dipagi hari yang tak ada gunanya. Bulan dimalam hari memberikan terang bukankah sangat berguna?” kata Mi-nam lagi.
"Go Mi-nam.. Pagi hari bisa terang juga karena ada matahari, apakah masih tak ada gunanya?” kata Tae-kyung.
"Oh.. rupanya begini” kata Mi-nam.
"Tak peduli pagi hari atau malam hari matahari sangat berguna” kata Tae-kyung.
“Begitukah, saya baru tahu kebenaran ini bahwa bulan tak sama dengan bintang” kata Mi-nam
"Tapi juga tak bisa dikatakan kalau bulan tak ada gunanya. Walaupun di malam hari banyak bintang dialanngit dalam mata saya hanya dapat melihat bulan” kata Tae-kyung sambil memandang langit.
Mi-nam menoleh melihat wajah Tae-kyung dan berkata “Kakak.. Saat ini pun aku hanya bisa melihat satu bintang yang sangat special”.
“Apa? Kamu bukankah bilang bintang ada sangat banyak kan?” kata Tae-kyung.
"Ya sangat banyak, tapi hanya ada satu yang bintang yang sangat terang dan terus berkelip-kelip. Selalu membuat saya tak dapat bertahan melihat dia terus” kata Mi-nam.
"Ada bintang begini kah?” kata Tae-kyung bingung. (Tae-kyung yang dimaksud kamu)
"Ya, dia adalah bintang yang disukai banyak orang. Aku hanya bersembunyi diantara orang banyak yang menyukai bintang itu. Apaah tidak apa-apa?” kata Mi-nam sambil terus memandang Tae-yung.
“Chih.. Hal seperti ini saya kamu perlu persetuanku? Pergi dan tanyakan bintang itu saja. Bukankah kamu sekarang dapat melihatnya?” kata Tae-kyung.
"Benar, saya sekarang sedang melihat bintang itu. Biaran aku menyukaimu apakah tidak apa-apa?” kata Mi-nam yang matanya mulai berkaca-kaca.


Mi-nam terus melihat wajah Tae-kyung yang sadang melihat langit. Lalu tiba-tiba ada sorot lampu dan klakson mobil dari belakang mereka. Tae-kyung menoleh ia melihat Mi-nam sedang memperhatikannya. Mi-nam langsung menghindar. Mobil itu berhenti, ternyata mobil itu milik Yoo He-yi. Tae-kyung dan Mi-nam kaget melihat Yoo He-yi datang. Yoo He-yi merasa curiga dengan hubungan mereka. Tae-kyung tanya Yoo He-yi kenapa datang kesana. Yoo He-yi marah-marah karena Tae-kyung tak menjawab teleponnya, dan malah pergi kedesa. Yoo He-yi berjalan menghampiri mereka tapi ia tesandung hingga jatuh dan kena kotoran kerbau (rasain..hihi). Tae-kyung tak memeperdulikannya.

Yoo he-yi telah sampai dirumah keluarga Mi-nam. Ia dekerubuti nenek-nenek. Salah satu nenek berkata kalau kita menyentuh kotoran kerbau maka nasib baik akan datang. Bibi Mi-ja berkata mungkin film Yoo He-yi akan laris. Bibi Mi-ja pergi membuatkan minuman untuk Yoo He-yi. Nenek itu mengerubuti lagi dan tanya apa Yoo He-yi itu juga seorang aktris. “Ya” kata Yoo he-yi. Tapi nenek-nenek mencoba mengingat apakah mereka pernah melihatnya sebelumnya. Tapi karena tak juga mengingatnya mereka akhirnya pergi.


Mi-nam datang membawakan sepatu Yoo He-yi yang telah ia bersihkan. Yoo Mengucapkan terima kasih. Ia melihat Mi-nam begitu cemas, Yoo He-yi jadi teringat saat ia melihat Mi-nam duduk bersama Tae-kyung tadi. Yoo He-yi lalu tanya apa yang dibicarakan Mi-nam tadi bersama Tae-kyung. Mi-nam berkata kalau mereka sedang membicarakan bintang. Yoo He-yi tak percaya, ia berkata Mi-nam pasti sangat kesusahan karean Tae-kyung suka cari gara-gar denganya. Mi-nam membantahnya dan bilang alau Tae-yung itu orangnya baik. Yoo He-yi lalu berkata lagi kalau Tae-kyung selalu sensitif jika membicarakan Mi-nam. Ia tanya apa Mi-nam memberikan tekanan kepada Tae-kyung. Mi-nam membenarkan, ia berkata kalau ia sering merepotkan Tae-kyung. Mi-nam minta maaf karena itu kepada Yoo He-yi.
“Saya berkata begini karena berharap kamu bisa memikirkan perasaan orang lain. Saya dangan kak Tae-kyung sangat sibuk jadi tak punya banyak waktu bersama. Tapi kamu selalu mengambil waktu kak Tae-kyung, saya jadi sangat sedih” kata Yoo He-yi.
"Benarkah?” kata Mi-nam.
"Mohon kamu berikan kami sedikit wakti bersamaan” pinta Yoo He-yi.
"Saya tahu, lain hari saya akan perhatikan” kata Mi-nam.

Tae-kyung keluar setelah berganti baju dnegan yang dibawakan Yoo He-yi. Mereka lalu bersiap kembali ke Seoul. Tae-kyung mengjak Mi-nam kembali bersama mereka. Yoo He-yi kaget mendenagrnya dan memberikan tatapan memelas pada Mi-nam. Mi-nam mengerti ia akhirnya menolak ajakan itu. Tae-kyung memaksa. Mi-nam pura-pura sudah mengantuk, dan menyuryh Tae-kyung pulang saja dulu. Yoo He-yi berkata agar Tae-kyung membiarkan Mi-nam istirahat saja. Mi-nam lalu pamit masuk kedalam untuk istirahat, dan minta mereka hati-hati dijalan. Tae-kyung merasa ada sesuatu dengan Mi-nam. Ia lalu tiba-tiba memperingatkan Mi-nam agar besok ia kembali membawa bajunya. Mi-nam mengerti. Tae-kyung dan Yoo He-yi pergi sambil bergandengan tangan. Mi-nam melihatnya dengan sedih.


Bibi Mi-ja berusaha mencegah agar Yoo He-yi tidak langsung pulang. Ia berkata ia akan memafkan Yoo He-yi yang memeperalat Mi-nam jika ia mau tinggal sebentar lagi. Yoo he-yi hanya senyum-senyum saja. Tae-kyung pamitan dengan nenek-nenek. Nenek-nenek itu akhirnya tau kalau Tae-kyung beanar-benar seorang artis. Salah seorang nenek tanya apakah Yoo He-yi itu pacarnya. Tae-kyung belum menjawab, nenek itu sudah marah pergi karean menganggap Tae-kyung mempermainkan gadis mereka (Mi-nam) seharian ini. Tae-kyung bingung tak mengerti maksudnya. Mi-nam memandang langit sendirian dalam keadaam sedih dan bergumam “Disana banyak sekali Bintang”.

Beberapa hari Kemudian Mi-nam tak kunjung kembali ke Seoul. Latihan jadi kacau, tiada ada semangat. Jeremy tanya apa Tae-kyung memarahi Mi-nam waktu didesa sehingga ia tak berani pulang. Tae-kyung hanay melirinya. Shin-woo berkata sudah tiga hari tak ada kabar dan teleponpun tak pernah dijawab. Tae-yung berkata Mi-nam pasti akan kembali jika sudah saatnya.Jeremy dan Shin-woo bingung mendengarnya.

Di desa Mi-nam terus memandangi baju Tae-kyung dengan sedih. “Ingin melihatnya... tidak.. tidak bisa.. sampai pemikiran ini hilang tak bisa bertemu dengannya.. Huh Ingin bertemu dia” kata Mi-nam.

Tiba-tiba bibi Min-ja datang sambil lari terburu-buru mengabarkan kalau ada mobil dari Seoul yang datang menjemputnya. Mi-nam kaget mendengarnya ia pikir Tae-kyung yang datang. Bibi Mi-ja menyuruh Mi-nam segera menemui mereka. “Saya ingin melihatnya” kata Mi-nam tak tahan menahan perasaannya. Ia berlari menemui orang itu di tempat ia dan Tae-kyung malam itu.


“Kakak” kata Mi-nam senang sambil menghampiri sosok dibawah pohon itu.
Orang itu berbalik dan deng.. deng.. ternyata orang itu adalah Shin-woo.

Shin-woo tersenyum melihat Mi-nam, tapi Mi-nam kaget melihatnya dan sedikit kecewa.
Shin-woo mendekatinya dan berkata “Apa kau mengira Tae-kyung yang datang”.
Mi-nam tak enak.
"Walaupun yang kamu tunggu bukan saya juga tidak apa-apa. Saya datang menjemput kamu” kata Shin-woo lagi sambil tersenyum.
Mereka lalu berbincang-bincang dibawah pohon itu. Shin-woo berkata kalau semua orang sedang menunggu Mi-nam. Ia tanya apa Mi-nam benar-benar tak mau pulang ke Seoul. Mi-nam berkata kalau ia juga sangat merindukan mereka.
"Mi-nam, kamu mau tidak terus tinggal disini?” kata Shin-woo.
Mi-nam kaget, ia melihat wajah Shin-woo.
"Jangan bersedih terus dan hanya tinggal disini. Saya juga tak ingin (hanya) menjadi kakak kamu. Kau mau kan melakukannya?” kata Shin-woo lagi.
"Kak Shin-woo.. maafkan saya karena membuatmu kecewa” kata Mi-nam sambil menangis.
"Saya hanya memikirkan diri saya sendiri. Kaka Shin-woo, Jeremy, president Ahn pasti pun kecewa karena ini. Saya merasa sangat pusing sehingga semua ini pun tak dipertimbangkan” kata Mi-nam lagi.
"Kamu benar begitu susahkah?” tanya Shin-woo.
"Saya bisa bertahan. Saya harus bertahan terus” kata Mi-nam berusaha tegar.
"Saya mau pulang bersama dengan kamu” kata Mi-nam lagi.
"Apa yang bisa aku lakukan untukmu?” kata Shin-woo saat melihat Mi-nam masih begitu sedih.
"Kak Shin-woo asalkan terus menjadi kakak yang baik sudah cukup. Saya begitu kekanak-kanakan. Benar-benar sangat maaf” kata Mi-nam.
"Jika kamu benar-banar ingin saya jadi kakak kamu, saya tidak akan membuatmu susah lagi. Disisi saya kamu hanya perlu istirahat dengan tenang saja” kata Shin-woo.


Tae-kyung berpikir sendirian distudio (mikirin Mi-nam kenapa g pulang-pulang ya..), tapi tiba-tiba Jeremy datang dan berkata kalau Mi-nam sudah pulang dan sedang melakukan rekaman. Tae-kyung seperti tak peduli, Jeremy pergi meningglkannya. “Tinggal satu hari lagi, saya akan pergi menangkap dia pulang. Go Mi-nam kamu termasuk bernasib baik” gumam Tae-kyung sendiri. Ia lalu pergi menuju studio rekaman.



Mi-nam masih belum bisa membawakan lagunya dengan benar. Manager Ma mencoba mengarahkan agar minam mengingat apa yang telah ia katakan dulu. Shin-woo menunggunya disana. Mi-nam mencoba lagi tapi tak berhasil karena terlalu pelan. Mi-nam diam sejenak, ia melihat Jeremy datang bersama Tae-kyung. Sambil terus memandang Tae-kyung, Mi-nam mencoba kembali. Mi-nam juga mengingat kejadian-kejadian saat ia bersama dengan Tae-kyung. Mi-nam berhasil mengeluarkan perasaan lagu itu, semua orang mendengarnya dengan tak percaya. Setelah selesai President Ahn sanagt senang sekali, tapi Mi-nam tiba-tiba pergi keluar. Semua orang bingung. Shin-woo melirik Tae-kyung kemudain berlari mengejar Mi-nam.

Shin-woo berhasil menemukan Mi-nam. Mi-nam menyuruh Shin-woo jangan mendekat karena ia tak ingin Shin-woo melihatnya sedang menangis.
"Benar sangat sulit tegasan. Rasanya telah mau meledak” kata Mi-nam sambil menangis. Tae-kyung datang, ia berdiri dibelakang tak jauh dari mereka. Shin-woo melirik menyadari keberadaan Tae-kyung.
"Saya akan melindungi kamu” kata Shin-woo sambil membalikan badan Mi-nam dan memeluknya. Mi-nam menangis didada Shin-woo dan Tae-kyung hanya bisa terpaku melihatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Templates grátis free