“Aku tak ingin melihat kejadian
seperti ini, Aku harus berbalik pergi tapi kenapa badan ini tak
mendengarkan. Bagaimana ini?” kata Min-nam saat melihat Tae-kyung
berciuman dangan Yoo He-yi dihadapan para wartawan. Lalu tiba-tiba
Shin-woo datang dan membalik badan Mi-nam. Mi-nam kaget melihat
Shin-woo, Shin-woo melihat Tae-kyung dan Yoo He-yi maasih ciuman
(lamanya..). “Ayo” ajak Shin-woo sambil menggandeng tangan Mi-nam pergi
dari sana.
Beberapa
saat kemudian Yoo He-yi marah-marah kepada Tae-kyung. Ia menganggap
Tae-kyung adalah seorang penipu, tapi Tae-kyung tenang-tenang saja. Yoo
He-yi benar-benar kesal ia mau memukul Tae-kyung dengan tasnya,
Tae-kyung menatapnya tajam. Akhirnya Yoo He-yi tak jadi memukul
Tae-kyung tapi malah menginjak-nginjak tasnya itu.
“Bukankah ide kamu mau berpura-pura pacaran? Saya hanya menerima ide kamu saja” kata Tae-kyung tenang.
“Berpura-pura pacaran?” kata Yoo He-yi.
“Ya, sama seperti tadi saat berpura-pura berciuman” kata Tae-kyung.(O... ternyata Tae-kyung cuma pura-pura kisu ma Yoo He-yi.. lega deh belut-belut)
“Bukankah ide kamu mau berpura-pura pacaran? Saya hanya menerima ide kamu saja” kata Tae-kyung tenang.
“Berpura-pura pacaran?” kata Yoo He-yi.
“Ya, sama seperti tadi saat berpura-pura berciuman” kata Tae-kyung.(O... ternyata Tae-kyung cuma pura-pura kisu ma Yoo He-yi.. lega deh belut-belut)
Flashback.
Tae-kyung memegang kepala Yoo He-yi.
“Lepaskan aku” kata Yoo He-yi mencoba memberontak
“Jangan
bergerak. Jika tidak hati-hati ciuman ini bisa dipotret dengan sangat
jelek. Apa foto saat kau mengeluarkan darah dari hidung apa masih tak
cukup memalukanmu?” kata Tae-kyung.
“Apa kau ingin membungkamku seperti ini?” kata Yoo He-yi
"Aku
hanya ingin menerima ide darimu melewati langkah ini” kata Tae-kyung.
Yoo He-yi masih memberontak. “Jangan khawatir, saya pasti tidak akan
terpengaruh” kata Tae-kyung lagi.
Flashback END...
“Benarkah tak akan terpengaruh?” kata Yoo He-yi.
Tae-kyung tersenyum kemudian berkata “Apa kau mengharapkan saya benar-benar menciummu atau bagaimana?”
Yoo
He-yi berpikir sebentar, kemudian ia tertawa dan berkata kalau ia hanya
bercanda dan tentu saja ia tak menginginkannya(tapi sambil
marah-marah).
“Benar-benar menakutkan” kata Tae-kyung.
Yoo
He-yi menenangkan dirinya kemudian ia berbicara lagi dan berkata
walaupun Tae-kyung yang memulai, tapi ia ingin yang mengakhiri permainan
ini. Ia berhahap Tae-kyung diam saja sampai akhir, sampai ia
menendangnya jadi pacarnya (hayo siapa yang mau nangkap ngacung..). Yoo
He-yi juga mengancam agar Tae-kyung jangan membicarakan permasalahan
diantara mereka tadi kepada orang lain, atau ia akan membongkar
identitas Mi-nam. “Jadi lain hari kamu harus berpura-pura baik pada
saya” kata Yoo He-yi lagi. Tae-kyung setuju dengan menyindir bahwa
berpura-pura baik adalah keahlian Yoo He-yi jadi lain kali ia lah yang
akan minta ajar sama Yoo He-yi. Yoo He-yi lalu minta diantar pulang (Huh
banyak maunya nih ce..). Tae-kyung kaget dan hanya memandangnya tajam.
“Aku sangat terkejut dengan kejadian tadi jadi seharunya ada teman
lelaki yang mengantarku pulang” kata He-yi sok lembut. Tae-kyung dengan
dingin menolaknya dan berkata kalau ia lelah dan minta Yoo He-yi
berpura-pura sendiri saja. Tae-kyung pergi, Yoo He-yi mencoba
mencegahnya tapi tak berhasil gara-gara sepatunya nyangkut sama tasnya
tadi. Yoo He-yi kemudian duduk dan bergumam “Huang Tae-kyung kepala
besar! Saya bukan hanya ingin berpura-pura saja tapi saya mau serius
(jadi pacar kamu red.)”.
Shin-woo menghibur Mi-nam dengan
membawakannya minuman di atap gedung. Shin-woo tanya apa Mi-nam tekejut
karena melihat Huang Tae-kyung tadi. Mi-nam mencoba mengelak, tapi
shin-woo keburu berkata”Pasti tekejut? Saya juga sangat terkejut.
Seluruh penggemar Tae-kyung di negara ini pasti juga sedih. Lihat
mereka!” kata Shin-woo sambil menoleh melihat para fans Tae-kyung yang
menunggu diluar studio sambil menangis.
“Mereka sepertinya juga sangat sedih” kata Mi-nam.
"Karena mereka adalah penggemar yang mencintai dan menghormati Tae-kyung . tentu mereka akan sedih” kata Shin-woo.
“Penggemar?” kata Mi-nam.
"Bener
Penggemar. Tae-kyung adalah artis, jadi perasaan terkejut karena
Tae-kyung mempunyai kekasih adalah sesuatu yang tak mengejutkan lagi
juga tak dapat berkata apa-apa lagi” kata Shin-woo.
"Benar. Dia begitu banyak penggemar. Aku hanya salah satu diantara mereka” kata Mi-nam sedih.
“Benar
tidak ada hal yang mengejutkan jika kamu sekarang sedih karena
Tae-kyung. Karena kamu adalah salah satu penggemar diantara ratusan ribu
orang penggemar” kata Shin-woo lagi.
Mi-nam menoleh kearah para fans dan didalam hatinya ia berkata “Rupanya aku adalah penggemar”.
Para
Fans mencoba menguatkan hati dan menerima berita tentang Tae-kyung yang
sudah mempunyai kekasih. Mereka lalu memberi ssemangat dan berdoa untuk
Tae-kyung (meski sambil menangis.. wah kalau oppa sukkie beneran udah
punya pacar gimana para belut-belut ya...pada nangis g ya..).
Mi-nam
lalu berkata pada Shin-woo bahwa ia ingin seperti penggemar-penggemar
itu mendoakan Tae-kyung (meski terpaksa), Shin-woo tersenyum melihatnya.
Di mess Tae-kyung yang baru saja
pulang mendapat pesta kejutan dari yang lainnya. Mereka memberi selamat
karena akhirnya Tae-kyung punya pacar. Mereka bernyanyi dengan penuh
kegembiraan (kecuali Mi-nam), tapi Tae-kyung memandang kesal mereka.
Semua orang terkejut dan berhenti bernyanyi. Tae-kyung tanpa bicara
apapun langsung pergi kekamarnya, bibi Mi-ja berkata mungkin Tae-kyung
malu makanya langsung pergi. Jeremy lalu tanya bagaiman dengan pestanya
jika tanpa Tae-kung. Bibi Mi-ja tetap ingin melanjutkan pestanya karena
ia telah membuat banyak makanan. Mi-nam tampak sedih dan Shin-woo
memperhatikannya.
Didalam kamarnya Tae-kyung
ngomel-ngomel “Go Mi-nam, kamu begitu terjepitkah hingga ikut membuat
pesta? Benar-benar.. ini semua karena siapa? Baik, kamu tidak tahu
keadaannya hingga bisa berbuat beginikan?”.
Semua orang (kecuali Tae-kyung)
makan dan minum bersama. Bibi Mi-ja meberikan Mi-nam banyak minuman
hingga ia mabuk. Melihat Mi-nam sudah tak sanggup lagi minum, Jeremy
datang menggantikannya minum bersama bibi Mi-ja. Mi-nam terhuyung-huyung
bejalan keluar, Shin-woo memperhatikannya. Manager Ma juga sedih, ia
merasa Yoo He-yi mempermainkan hati Mi-nam. Jeremy dan bibi Mi-nam kaget
mengdengar.
“Datang sendiri dan
berkata kalau ia adalah penggemar Mi-nam namun rupanya semua hanya demi
menyembunyian hubungannya dengan Tae-kyung” kata Manager Ma kesal.
“Kalau begitu bisa dikatakan Yoo He-yi memperalat Mi-nam, benarkah?” kata bibi Mi-ja.
Manager
Ma membenarkan dan hal inilah yang membuat Mi-nam dan dirinya sangat
kecewa. Bibi Mi-nam lalu ikut kesal pada Yoo He-yi, Jeremy baru tahu
Mi-nam kecewa karena Yoo He-yi.
Mi-nam diluar mencoba menyegarkan dirinya kembali, tapi tiba-tiba Jeremy datang dan bertanya.
"Kamu apakah menyukai orang itu?” (masudnya Yoo He-yi)
"Apa?” kata Mi-nam bingung.
"Kamu kecewa apakah karena menyukai orang itu” ulang Jeremy.
"Saya hanya penggemar saja, tidak ada yang lain” kata Mi-nam (Mi-nam pikir Taae-kyung yang dimaksud Jeremmy)
"Menyukai seseorang tidaklah salah. Ambillah!” kata Jeremy sambil menyodorkan sebuah buku kepada Mi-nam.
"Ini
adalah buku yang paling aku sukai. Orang yang tidak ada cinta pun akan
merasa bersalah. Jadi mencintai seseorang tidak peduli dia siapa. Itu
tidaklah salah” lanjut Jeremy.
"Apakah benar tidak termasuk bersalah?” tanya Mi-nam ragu.
“Ya, menyukai seseorang apa salahnya?” kata Jeremy lagi.
“Jeremy, terimakasih kamu menghiburku” kata Mi-nam.
Mi-nam
pergi masuk, Jeremy melihatnya dan bergumam “Go Mi-nam, rupanya kamu
benar-benar menyukai Yoo He-yi. Saya juga tehadap kamu...”, Jeremy tak
sanggup meneruskan kata-katanya (dia pikir dia gay... hehehe).
Hari sudah larut, Tae-kyung keluar
mencari Mi-nam karena walaupun pesta telas usai Mi-nam juga tak kembali
kekamar. Tae-kyung mencari lantai bawah tapi tak ada orang. Ia kemudian
mencari di ruang musik. Tae-kyung melihat seluruh ruangan tapi tak ada
apa-apa. Saat melihat kebawah piano ia melihat sesuatu. Tae-kyung
mendekatinya ternyata Mi-nam tidur disana sambil membawa bukunya Jeremy.
Tae-kyung berpikir sebentar, kemudian ia menginjak kaki Mi-nam. Mi-nam
kaget dan langsung terbangun tapi sayang kepalanya malah terkantuk piano
(Lha salah siapa tidur dibawah piano...). Mi-nam menengok keluar.
Tae-kyung tanya Mi-nam sedang buat apa dibawah sana. Tapi Mi-nam malah
menyuruh Tae-kyung diam karena ia sedang diam-diam mencari jawaban
apakah ia salah atau tidak (karena mencintai Tae-kyung). Tae-kyung
bingung ia tanya apa Mi-nam telah membuat kesalahan lagi hingga berbuat
seperti itu.
"Benar, aku telah membuat satu kesalahan” kata Mi-nam
“Jadi
karean takut dimarahi makanya kamu tak masuk kamar dan terus
bersembunyi disini?” kata Tae-kyung. Mi-nam hanya mengedip-ngedipkan
matanya.
“Jika kamu ingin mendapatkan maaf, keluar dulu baru kataan lagi” kata Tae-kyung.
Mi-nam menggeleng keras dan berkata “Tidak, aku tak bisa keluar”.
“Kamu
membuat masalah besarkah?” Kata Tae-kyung tak percaya. Ia kemudian
menyeret Mi-nam keluar, tapi Mi-nam menolak dengan berpegang pada kaki
piano hingga Tae-kyung kesulitan menariknya.
Tae-kyung lalu menggunakan cara lain,
ia memainkan pianonya dengan asal hingga membuat telinga Mi-nam
kesakitan. Tapi Mi-nam tak bergerak keluar, dan tetap bertahan dibawah
piano.
“Go Mi-nam, kamu minum
arak lagi kah? Makanya kamu jadi gila seperti ini. Kamu... lagu yang
kamu mau nyanyikan sudah pernah mendengarnyakan?” kata Tae-kyung.
“Lagu yang kakak buat pasti bagus” kata Mi-nam sedikit mabuk.
“Kakak saya adalah penggemar kamu” kata Mi-nam lagi.
“Aku tak memerlukan penggemar seperti kamu” kata Tae-yung.
“Tidak perlukah? Aku harus menjadi penggemar baru bisa.... ” kata Mi-nam sedih.
"Karena
adalah penggemar, jadi sedih juga tidak apa-apa dan juga bisa
mendoakanmu. Kakak biarkan aku menjadi penggemarmu saja!” kata Mi-nam
lagi.
"Kamu bukan penggemar. Kamu
adalah orang yang mau menyanyikan lagu saya. Jadi kamu bersemangatlah
dan dengarkan baik-baik” kata Tae-kyung.
Tae-kyung
kemudian memainkan lagunya dengan piano. Mi-nam mendenngarkannya dari
bawah piano dan bergumam “Lagu ini adalah lagu yang terus mengantarkan
aku sampai kesini” (Without words a.k.a maldo eopsi). Mi-nam trus
mendengarkannya lagu itu dari bawah piano.
Sementara itu Shin-woo
sepertinya sudah tahu bahwa Mi-nam sedih bukan karean Yoo He-yi tapi
karena Tae-kyung. Ia memandangi sepatu yang mau ia berikan pada Mi-nam.
Jeremy pun juga demikian ia menenangkan hatinya bersama Jolie, ia patah
hati karena Mi-nam menyukai Yoo He-yi. (Wah ruwet banget sih...)
Kembali keruang Musik, Tae-kyung
baru sadar Mi-nam tak keluar juga hingga lagunya selesai. Ia melihat
kebawah piano ternyata Mi-nam tertidur disana. Tae-kyung kemudian
bergumam “Kehidupanku selalu dilihat Go Mi-nam. Pertama-tama tidak
seharunya aku tahu dia adalah wanita”. Tae-kyung kemudain memandangi
Mi-nam tidur.
Keesokan harinya Mi-nam
melakukan rekaman (Wihout words). Tapi pengarah dan president Ahn merasa
kurang ada perasaan dalam menynyikannya. Mi-nam minta maaf. President
Ahn menjelaskan seharusnya ada perasan seperti saat orang jatuh cinta.
“Apakah kau ta pernah berpacaran?” tanya presiden Ahn. Presiden Ahn
kemudian minta Mi-nam istirahat dulu agar mengerti apa yang ia maksud.
Saat istrahat manager Ma mencoba
menyemangati Mi-nam. Ia mencoba menjelaskan bahwa lagu yang Mi-nam
bawakan adalah lagu percintaan antara pria dan wanita. “Sangat ingin
melihat, sangat ingin merindukan tapi tak dapat menampilkan perasaan itu
sehingga seperti ada perasaan yang akan meledak. Kau sepertinya tak
mengerti perasaan seperti ini. Ahh, kau dalah seorang suster jadi belum
pernah merasakannya”. Mi-nam juga bingung harus bagaimana. Manager Ma
menyuruh Mi-nam pergi ke makam ayahnya dulu bersama bibi Mi-ja. Ia
berpikir mungkin setelah dari sana Mi-nam bisa mengganti perasaan cinta
laki-laki-wanita itu dengan perasaan cinta terhadap orang tua. Mi-nam
setuju. Manager Ma mengomel karena Tae-kyung pencipta lagunya tak datang
pada waktu rekaman untuk memberi arahan tapi malah sibuk dengan gosip.
Mi-na hanya bisa mengheala nafas.
Gosip Tae-kyung dengan Yoo He-yi
telah menjadai headline seluruh surat kabar. Film Yoo He-yi juga telah
keluar dan A.N.Jell menjadi tamu VIP disana. Tentu saj wartawan disana
tidak menanyakan tentang filmnya tapi malah menanyakan hubungan
Tae-kyung dengan Yoo He-yi. Tae-kyung mulai kesal karena Yoo He-yi mulai
menyuruh-nyuruh seenaknya agar ia datang keacara-acaranya.
Manager Ma minta ijin kepada Tae-kyung
agar ia bisa mengantar Mi-nam mengunjungi makam ayahnya karean bibi
Mi-ja telah pergi duluan kesana. Tae-kyung memikirkan sesuatu. Mi-nam
pamit pada Shin-woo, Shin-woo berkata kalau ia ingin ikut lain kali.
Mi-nam kaget Shin-woo mau ikut, Shin-woo mendekati Mi-nam dan berkata
kalau ia ingin menangkap anjing bersama Mi-nam. Mi-nam baru mengerti.
Acara premier film telah selesai.
Mobil Tae-kyung datang menjemput Yoo He-yi. Yoo He-yi dengan sombong
berkata pada asistennya bahwa ia akan pulang bersama Tae-yung. Semua
orang tak percaya melihatnya, tapi saat Yoo He-yi masuk ternyata yang
mengendari bukan Tae-kyung tapi manager Ma (hihihi..). Yoo He-yi kaget
tapi ia harus pura-pura lembut sambil menahan kesal, manager Ma sih
senang-sang saja bisa mengantarkan Yoo He-yi kemana saja.
Tae-kyung mengantar Mi-nam
kedesa. Yoo He-yi terus menelpon Tae-kyung tapi tak diangkat. Mi-nam
bingung melihat Tae-kyung mengantarkannya dan tak mau menjawab telepon.
Tae-kyung berkata kalau ia sedang menyetir jadi sangat berbahaya kalau
ia menjawab telepon itu. Mi-nam lalu merasa tidak enak karena ia akan
menginap dan sampai besok disana. Jadi akan sangat menyusahkan Tae-kyung
kalau ia harus mengarkannya kesana kemudian langsung pulang. Tae-yung
berkata kalau ia juga akan ikut menginap disana. Mi-nam bingung dan
berkata bukankah Tae-kyung sibuk tapi kenapa malah pergi bersamanya.
Tae-yung tak mau menjawab dan mengalihkan pembicaraan dengan memarahi
Mi-nam karena proses rekaman yang gagal. Mi-nam kaget Tae-kyung sudah
tahu. Tae-kyung merasa Mi-nam benar-benar membuatnya tambah sibuk.
Mi-nam minta maaf. Telepon Tae-kyung terus berbunyi, Tae-kyung kesal.
Mi-nam akhirnya tahu kalau Tae-kyung mengantarkannya cuma untuk
menghindar dari Yoo He-yi saja.
Tae-kyung dan Mi-nam berhenti
sebentar untuk istirahat. Mi-nam membelikan soda untuk Tae-kyung.
Tae-kyung merasa senang karena bisa istirahat dengan pemandangan dan
ketenangan yang ada didesa. Mi-nam berata ia tadi berlari kesana karena
tahu Tae-kyung sibuk. Tae-kyung minta Mi-nam jangan mencampuri jadwal
yang ia buat. Tae-kyung membua kaleng sodan dan muncratlah soda itu
keluar. Tae-kyung kesal, Mi-nam minta maaf karena tadi ia berlari
makanya sodanya jadi terkocok. Tae-kyung kesal karena dirinya hampir
saja lupa kalau Mi-nam itu pembwa masalah. Mi-nam ketakutan ia berjanji
akan membersihan baju Tae-kyung begitu sampai di desa. Tae-kyung tak
mau, ia tak bisa mengenakan baju kotor sampai mereka tiba didesa nanti.
Mi-nam lalu mendapat ide.
Ohh ternyata Tae-kyung harus
berganti baju dengan bajunya manager Ma. Tae-kyung merasa ada yang aneh,
Mi-nam menyakinkan bahwa meski baju manager agak kekecilan tapi itu
adalah baju. Tae-yung tetap merasa aneh, Mi-nam menyainkan kalau
Tae-kyung tetap ganteng memakai itu (wkwk belut-belut pasti setuju
sukkie pake apa aja tetep ganteng).
Di desa bibi Mi-ja mengumpulkan
orang-orang (sudah tua-tua) dan berkata kalau keponakannya yang artis
akan dtang kedesa itu. Semua orang senang mendengarnya tapi merea tanya
seberapa terenalkan keponaknnya itu. Bibi Mi-ja berata pokoknya jika
sekali melihatnya akan langsung terpesona.
Tae-yung dan Mi-nam melanjutkan
perjalanan. Mi-nam berkata kalau ia beru pertama ali datang kedesa
yahnya dan ternyata pemandangannya cukup lumayan. Tae-kyung tanya
seberapa banyak Mi-nam tahu tentang ayahnya. Mi-nam berata kalau ia
hanya tahu bahwa ayahnya adalh penulis lagu dan ibunya adalah artis.
Tae-kyung baru tahu kenapa suara Mi-nam cukup lumayan saat bernyanyi. Di
belakang mereka ternyata ada mobil Mo Hwa-ran yang juga menuju desa
itu. Mo Hwan menyuruh sopirnya menyalip saja mobil Tae-kyung. Tae-kyung
kesal melihatnya.
Para warga telah berkumpul
dijalanan desa. Mobil Mi-nam datang, tapi bibi Mi-ja berkata pada warga
kalau mobil artis itu sagat besar jadi tak mungkin mobil itu. Mobil
Mi-nam berhenti, bibi Mi-nam merasa ada yang aneh. Mi-nam keluar dan
menyapa bibinya. Para warga kecewa mereka merasa Mi-nam bukan artis
karena ia mengenakan pakaina biasa dan mobilnya juga biasa. Mi-nam
berkata kalau Tae-kyung juga datang. Bibi Mi-ja sudah senang karean
mengira Tae-kyung pasti berpenampilan seperti artis. Tae-kyung keluar
dengan style manager Ma. Bibi Mi-ja syok, para warga tanya mana
artisnya. Bibi Mi-ja berkata kalau merkea benar-benar artis, tapi para
warga sudah tak percaya dan membubaran diri. Bibi Mi-nam kecewa Mi-nam
datang tidak menggunkan mobilnya dan Tae-kyung berpakaian biasa. Mi-nam
berkata baju Tae-yung kena soda saat dalam perjalanan. Tapi bibi Mi-ja
terlalu kecewa dan malu, ia masuk duluan meninggalkan mereka. Para nenek
mendekati mereka (mungkin masih sodaranya Mi-nam kali ya..) dan tanya
apa mereka benar-benar artis. Mi-nam membenarkannya. Salah seorang nenek
berkata kalau ia pernah melihat Tae-kyung tapi ia sudah lupa dimana.
Mereka masih ragu sehingga tanya lagi apa mereka pernah masuk tv. Mi-nam
mebenarkanya lagi. Nenek titu tak percaya, dan berkata kalau bibi Mi-ja
itu adalah seorang pembohong. Tae-kyung bingung melihatnya, Mi-nam
menjelaskan mungkin karena mereka sudah nenek-nenek jadi tidak mengenali
mereka. Tae-kyuung berkata kalau itu tidak apa-apa dan malah membuatnya
jadi leluasa.
Mo Hwa-ran datang kemakam ayah Mi-nam,
ia menyuruh asistennya agar memperkerjakan orang membersihkan makam itu
secara berkala. Setelah bersih Mo Hwa-ran melakukan upacara dan berkata
kalau ia akan menyanyikan lagi lagu yang ayah Mi-nam ciptakan untuknya.
Ia berharap ayah Mi-nam senag mendengar berita itu di alam sana.
Tae-kyung mengantar Mi-nam dan bibi
Mi-ja kepemakaman ayah Mi-nam. Ia melihat mobil yang menyalipnya tadi.
Bibi Mi-ja minta Tae-kyung menunggu mereka, Mi-nam berkata kalau ia kan
segera kembali.
Mi-nam dan bibi Mi-ja berpapasan
dengan Mo Hwa-ran yang telah selesai berziarah. Tapi bibi Mi-nam tak
mengenalinya, dan Mi-nam pun tak memperhatikannya dengan jelas.
Tae-kyung keluar melihat keadaan sekitar.
Mi-nam diperjalan menuju mkam bertanya
pada bibinya apa ayahnya tidak memiliki teman didesa itu. Bibi Mi-nam
berkata kalau ayah Mi-nam itu sejak mudah sudah pergi dari desa
untukmengejar cita-citanya menjadi penulis lagu. Baru setelah akan
meninggal ayah Mi-nam membawa akan-anaknya kepadanya. Bahkan bibi Mi-nam
berkata kalau ia sama sekali tak tahu ibu meraka itu siapa, bagaiman ia
melahirkan mereka, dan kapan ia meninggal. Minam tanya bukankah ibunya
itu seorang artis.
“Apa tidak ada orang disekitar ayah yang kenal?” tanya Mi-nam lagi.
“Mungkin ada tapi tak ada yang bisa dihubungi” kata Bibi Mi-ja. Mi-nam sedikit kecewa.
Saat
mereka sampai di makam ayah Mi-nam, mereka terkejut karana disana telah
ada karangan bunga. “Apa mungkin orang itu” gumam Mi-nam sambil
membayangkan sosok yang baru saja ia lihat tadi. Mi-nam menyerahkan
karangan bunga yang ia bawa kepada bibinya dan segera berlari mengejar
orang itu. Mi-nam berlari sekuat tenaga, ia juga mencoba menghungi
Tae-kyung, tapi hp Tae-kyung ada didalam mobil dan ia sedang
mendengarkan lagu lewat earphone. Mi-nam telah sampai dikaki bukit tapi
sayang mobil Mo Hwa-ran keburu pergi. Mi-nam mencoba mencari Tae-kyung
dimobil tapi tak ada.
Ternyata Tae-kyung pergi
kesebuah padang ilalang. Disana sambil menikmati musik ia bergaya
seperti sedang melakukan pengambilan gambar video klip. Tae-kyung
melihat seorang kakaek melambai kepadanya. “Apa karena ini didesa?
Makanya terhadap orang asingpun juga menyapa” gumam Tae-kyung dalam
hati. Tae-kyung balas melambaikan tanganya (HAHA...). Kakek itu tetap
melambaikan tangannya dan menujuk ke suatu arah. Tae-kyung menoleh
kearah itu dan tenyata (deng.. .deng..) ada seekor babi yang sedang
berlari menuju kearahnya. Tae-kyung bingung dalam hati ia bergumam
“Wartawan pun tak ada yang mengejar sampai kesini, tapi kenapa babi
malah mengejar kesini?”. Tae-kyung melepaskan earphonenya dan mendengar
terikan kakek tadi yang ternyata menyuruhnya menghindar dari babi itu.
“Lari!lari! bahaya!” teriak kakek itu. Tae-kyung segera kabur lari tapi
babi itu tetap mengejarnya (haha..).
Beberapa saat kemudian didesa sudah
terdengar pengumuman kalau Tae-kyung hilang. Bibi Mi-ja dan Mi-nam cemas
sekali karena Tae-yung belum juga kembali/ditemukan. Bibi Mi-ja
memberitahu Mi-nam kalau babinya sudah pulang kerumahnya. Salah satu
nenek berkata bahwa babi bisa pulang sendiri, orang juga pasti bisa
pulang sendiri (Jiah.. oppa dibandingin ma babi..hehe). Mi-nam sangat
cemas karena hari mulai gelap, ia berkata kala uTae-kyung ada penyakit
kalau malam tak dapat melihat dengan jalas. Nenek yang satunya lagi
berusaha membetulkan (memukul) tv karana ia yakin pernah melihat
Tae-kyung ditv. Mi-nam sangat cemas jika Tae-kyung tak ditemukan. TV
telah behasil dibetulkan dan yang muncul adalah berita hilanganya
Tae-kyung karena dikejar babi. Sebuah pesawat dan para polisi telah
digerakkan untuk mencari Tae-kyung. Yoo He-yi yang mendengar kabar itu
dikabarkan jatuh sakit (pasti pura-pura). Orang-orang distudio pun
khawatir. Para fans menanngis sambil berpelukan didepan studio (haha...
benar-benar lebay). President Ahn memberikan pernyataan dihadapan para
wartawan bahwa ia tidak akan memakan daging babi lagi jika Tae-kyung
sampai tidak ditemukan dalam keadaan selamat. “Tidak bisa begini” kata
Mi-nam tiba-tiba.. Ohhh tenyata itu Cuma khayalan Mi-nam dan tv itu pun
masih rusak (hihi). Mi-nam akhirnya memutuskan pergi mencari Tae-kyung
sendiri.
Yoo He-yi datang kestudio karena
mencari Tae-kyung. Tapi tiba-tiba hpnya berbunyi, Yoo He-yi senag
karena Tae-kyung meneleponnya. Yoo He-yi langsung mengangkatnya tapi
ternyata yang menelepon bukan Tae-kyung melainkan bibi Mi-ja. Bibi Mi-ja
mengabarkan kalau Tae-kyung pacarnya ada masalah, ia minta Yoo He-yi
datang kedesanya (ada maksud tertentu nih bis teleponnya dalam keadaan
senang bukan dalam keadaan cemas).
Mi-nam pergi kegunung mencari
Tae-yung dengan membawa tas besar dan juga berbekal cerita kejadian tadi
dan kebiasaan Tae-kyung. Mulai memilih jalan yang terang, menghindar
dari jalan yang penuh sampah dan akhirnya ia menemukan jejak kaki
Tae-kyung yang menginjak kotoran. Mi-nam berpikir jika Tae-kyung benar
menginjak kotoran itu maka ia tidak akan tahan dan segera pergi
membersihkannya. “Air! cari tempat yang ada airnya” kata Mi-nam. Mi-nam
mencari Tae-yung disekitar sungai dan berteriak memanggilnya.
"Aku disini” kata Tae-kyung tiba-tiba (ohhh... akhirnya ketemu juga.. hebat nih Mi-nam jadi detektif aja).
“Buat apa mencariku terburu-buru? Apa kau kira aku sudah mati?” kata Tae-kyung lagi.
"Kakak” kata Mi-nam lega sambil menghampiri Tae-kyung.
"Karena kau dikejar babi dan hilang maka aku sangat khawatir” kata Mi-nam.
Tae-kyung
kaget berita ia dikejar babi sudah tersebar keluar. Tae-kyung kesal ia
pikir kakek itu pasti yang menyebarkan berita ini.
“Babi! Mana babinya?” kata Tae-kyung clingak-clinguk takut dikejar babi lagi.
"Babinya sudah pulang kerumah” kata Mi-nam
"Benar-benar melelahkan sampai harus disini cuci dan jemur sepatu” kata Tae-kyung.
Tae-kyung
kemudian melihat sepatunya yang sudah kering dan mengajak Mi-nam untuk
pulang. Tapi sebelum itu Mi-nam menawarkan minum yang ia bawa. Tae-kyung
heran Mi-nam mebawa tas yang begitu besar. Mi-nam berkata karena ingin
mencari Tae-kyung yang ada diluar ia telah menyiapkan baju hanagt,
handuk, kotak p3k, dan juga beberapa makanan. Tae-kyung tak percaya apa
yang ia lihat, ia lalu tanya bagaiman Mi-nam bisa menemukannya. Mi-nam
berkata karena memikirkan Tae-kyung makanya bisa menemukannya. “Ternyata
kamu anak yang tak lupa balas budi kepada orang lain” kata Tae-kyung.
Merek lalu bersiap pergi, tapi Tae-kyung mengabil arah yang salah.
Mi-nam memperingatkan bahwa arahnya salah, kali ini Tae-kyung menurut
tapi degan sok menjaga gensi ia berkata kalau ia baru pertama kali ke
gunung itu jadi ia tak tahu arah.
Yoo He-yi mengendarai mobilnya menuju
desa. Ia sangar senang karena berhasil menemukan Tae-kyung apalagi saat
mendengar Tae-kyung dikejar babi. Ia ingin perdi edesa untuk
mempermalukan Tae-kyung. Tapi kemudian ia terlihat khawatir, ia takut
Tae-kyung terluka.
Tae-kyung dan Mi-nam berjalan
pulang hingga malam tiba. Tae-kyung minta Mi-nam jalan pelan-pelan saja
karena ia tak dapat melihat diegelapan. Mi-nam mengerti, ia lalu tanya
kenapa Tae-kyung bisa lari sampai sejauh itu. Tae-kung jaga gensi ia
berkata kalau ia bukan melarikan diri dari kejaran babi itu, ia hanya
menghindar saja (apa bedanya??). Mi-nam percaya mendengarnya. Tapi saat
tiba-tiba ada suara dari semak-samak Tae-yung terlihat takut sekali
sedangkan Mi-nam tenang-tanang saja. Suara itu muncul lagi, Tae-kyung
mendekati Mi-nam dan tanya apa digunung itu ada kelinci.
"Memangnya ada dengan kelinci?” kata Mi-nam bingung.
"Aku sangat benci kelinci” kata Tae-kyung.
"Kelinci kan lucu dan baik, kanapa kamu benci?” tanya Mi-nam lagi.
"Kamu pernah digigit kelinci kah? Jika belum pernah digigit sebaiknya kamu diam” kata Tae-kyung.
Tae-kyung lalu cerita kalau dulu ia juga menganggap kelinci itu lucu dan baik, tapi saat ia mendekatinya ia mlah digigit.
"Kelinci benar-benar sangat berbahaya” kata Tae-kyung sambil melihat jarinya yang pernah digigit kelinci.
"Rupanya
disini pernah digigit kelinci” kata Mi-nam sambil mencoba memegang jari
Tae-kyung. Tapi Tae-kyung keburu menariknya. Tae-kyung sadar kalau
Mi-nam itu seperti kelinci yag lucu dan baik tapi sangat berbahaya.
Mereka
lalu berjalan lagi. Mi-nam tanya apa Tae-kyung juga membenci lagu yang
berhubungan dengan kelinci. Mi-nam berjalan sambil menyanyikan lagu itu
Tae-kyung menyurhnya berhenti tapi Mi-nam tak mau denagar.
Setelah sampai diperbatasan desa
mereka berhenti dibawah pohon karena batrai senter mereka habis. Mi-nam
berkata mereka sudah hampir sampai jadi kalau berjalan pelan-pelan
pasti bisa sampai rumah juga walaupun agak sedikit gelap. Tapi Tae-kyung
pilih istirahat sebentar karena ia sudah sangat lelah lagi pula ia tak
bisa melihat jelas semuanya. Mi-nam akhirnya setuju dan duduk disebelah
Tae-kyung. Mi-nam memandang lagit dan terejut karena bintang begitu
cantik bila dilihat dari sana. Tae-kyung kesal, ia merasa Mi-nam
menyindirnya karena Mi-nam yang begitu dekat disampingnya pun ia tak
dapat melihat apa lagi bintang. Tae-kyung mencoba melihat kealngit.
Mi-nam tanya apa Tae-kyung juga tak dapat melihat bulan. Mi-nam
menjelaskan bahwa salah satu bintang yang dapat dilihat dengan jelas
adalah bulan.
"Bulan itu bukan bintang” kata Tae-kyung.
"Dia yang paling cantik. Apakah bukan bintang?” tanya Mi-nam.
"Bukan
ia hanay memantulkan sinar matahari saja. Yang sama seperti matahari
bisa mengeluarkan terang barulah disebut bintang” kata Tae-kyung.
"Bulan hanya mengandalkan matahari baru bisa mengeluarkan terang” lanjut Tae-kyung lagi.
"Walaupun
mengandalkan matahari. Bulan juga sangat berguna. Dibandingkan dengan
matahari dipagi hari yang tak ada gunanya. Bulan dimalam hari memberikan
terang bukankah sangat berguna?” kata Mi-nam lagi.
"Go Mi-nam.. Pagi hari bisa terang juga karena ada matahari, apakah masih tak ada gunanya?” kata Tae-kyung.
"Oh.. rupanya begini” kata Mi-nam.
"Tak peduli pagi hari atau malam hari matahari sangat berguna” kata Tae-kyung.
“Begitukah, saya baru tahu kebenaran ini bahwa bulan tak sama dengan bintang” kata Mi-nam
"Tapi
juga tak bisa dikatakan kalau bulan tak ada gunanya. Walaupun di malam
hari banyak bintang dialanngit dalam mata saya hanya dapat melihat
bulan” kata Tae-kyung sambil memandang langit.
Mi-nam
menoleh melihat wajah Tae-kyung dan berkata “Kakak.. Saat ini pun aku
hanya bisa melihat satu bintang yang sangat special”.
“Apa? Kamu bukankah bilang bintang ada sangat banyak kan?” kata Tae-kyung.
"Ya
sangat banyak, tapi hanya ada satu yang bintang yang sangat terang dan
terus berkelip-kelip. Selalu membuat saya tak dapat bertahan melihat dia
terus” kata Mi-nam.
"Ada bintang begini kah?” kata Tae-kyung bingung. (Tae-kyung yang dimaksud kamu)
"Ya,
dia adalah bintang yang disukai banyak orang. Aku hanya bersembunyi
diantara orang banyak yang menyukai bintang itu. Apaah tidak apa-apa?”
kata Mi-nam sambil terus memandang Tae-yung.
“Chih..
Hal seperti ini saya kamu perlu persetuanku? Pergi dan tanyakan bintang
itu saja. Bukankah kamu sekarang dapat melihatnya?” kata Tae-kyung.
"Benar,
saya sekarang sedang melihat bintang itu. Biaran aku menyukaimu apakah
tidak apa-apa?” kata Mi-nam yang matanya mulai berkaca-kaca.
Mi-nam terus melihat wajah Tae-kyung
yang sadang melihat langit. Lalu tiba-tiba ada sorot lampu dan klakson
mobil dari belakang mereka. Tae-kyung menoleh ia melihat Mi-nam sedang
memperhatikannya. Mi-nam langsung menghindar. Mobil itu berhenti,
ternyata mobil itu milik Yoo He-yi. Tae-kyung dan Mi-nam kaget melihat
Yoo He-yi datang. Yoo He-yi merasa curiga dengan hubungan mereka.
Tae-kyung tanya Yoo He-yi kenapa datang kesana. Yoo He-yi marah-marah
karena Tae-kyung tak menjawab teleponnya, dan malah pergi kedesa. Yoo
He-yi berjalan menghampiri mereka tapi ia tesandung hingga jatuh dan
kena kotoran kerbau (rasain..hihi). Tae-kyung tak memeperdulikannya.
Yoo he-yi telah sampai dirumah
keluarga Mi-nam. Ia dekerubuti nenek-nenek. Salah satu nenek berkata
kalau kita menyentuh kotoran kerbau maka nasib baik akan datang. Bibi
Mi-ja berkata mungkin film Yoo He-yi akan laris. Bibi Mi-ja pergi
membuatkan minuman untuk Yoo He-yi. Nenek itu mengerubuti lagi dan tanya
apa Yoo He-yi itu juga seorang aktris. “Ya” kata Yoo he-yi. Tapi
nenek-nenek mencoba mengingat apakah mereka pernah melihatnya
sebelumnya. Tapi karena tak juga mengingatnya mereka akhirnya pergi.
Mi-nam datang membawakan sepatu Yoo
He-yi yang telah ia bersihkan. Yoo Mengucapkan terima kasih. Ia melihat
Mi-nam begitu cemas, Yoo He-yi jadi teringat saat ia melihat Mi-nam
duduk bersama Tae-kyung tadi. Yoo He-yi lalu tanya apa yang dibicarakan
Mi-nam tadi bersama Tae-kyung. Mi-nam berkata kalau mereka sedang
membicarakan bintang. Yoo He-yi tak percaya, ia berkata Mi-nam pasti
sangat kesusahan karean Tae-kyung suka cari gara-gar denganya. Mi-nam
membantahnya dan bilang alau Tae-yung itu orangnya baik. Yoo He-yi lalu
berkata lagi kalau Tae-kyung selalu sensitif jika membicarakan Mi-nam.
Ia tanya apa Mi-nam memberikan tekanan kepada Tae-kyung. Mi-nam
membenarkan, ia berkata kalau ia sering merepotkan Tae-kyung. Mi-nam
minta maaf karena itu kepada Yoo He-yi.
“Saya
berkata begini karena berharap kamu bisa memikirkan perasaan orang
lain. Saya dangan kak Tae-kyung sangat sibuk jadi tak punya banyak waktu
bersama. Tapi kamu selalu mengambil waktu kak Tae-kyung, saya jadi
sangat sedih” kata Yoo He-yi.
"Benarkah?” kata Mi-nam.
"Mohon kamu berikan kami sedikit wakti bersamaan” pinta Yoo He-yi.
"Saya tahu, lain hari saya akan perhatikan” kata Mi-nam.
Tae-kyung keluar setelah
berganti baju dnegan yang dibawakan Yoo He-yi. Mereka lalu bersiap
kembali ke Seoul. Tae-kyung mengjak Mi-nam kembali bersama mereka. Yoo
He-yi kaget mendenagrnya dan memberikan tatapan memelas pada Mi-nam.
Mi-nam mengerti ia akhirnya menolak ajakan itu. Tae-kyung memaksa.
Mi-nam pura-pura sudah mengantuk, dan menyuryh Tae-kyung pulang saja
dulu. Yoo He-yi berkata agar Tae-kyung membiarkan Mi-nam istirahat saja.
Mi-nam lalu pamit masuk kedalam untuk istirahat, dan minta mereka
hati-hati dijalan. Tae-kyung merasa ada sesuatu dengan Mi-nam. Ia lalu
tiba-tiba memperingatkan Mi-nam agar besok ia kembali membawa bajunya.
Mi-nam mengerti. Tae-kyung dan Yoo He-yi pergi sambil bergandengan
tangan. Mi-nam melihatnya dengan sedih.
Bibi Mi-ja berusaha mencegah agar Yoo
He-yi tidak langsung pulang. Ia berkata ia akan memafkan Yoo He-yi yang
memeperalat Mi-nam jika ia mau tinggal sebentar lagi. Yoo he-yi hanya
senyum-senyum saja. Tae-kyung pamitan dengan nenek-nenek. Nenek-nenek
itu akhirnya tau kalau Tae-kyung beanar-benar seorang artis. Salah
seorang nenek tanya apakah Yoo He-yi itu pacarnya. Tae-kyung belum
menjawab, nenek itu sudah marah pergi karean menganggap Tae-kyung
mempermainkan gadis mereka (Mi-nam) seharian ini. Tae-kyung bingung tak
mengerti maksudnya. Mi-nam memandang langit sendirian dalam keadaam
sedih dan bergumam “Disana banyak sekali Bintang”.
Beberapa hari Kemudian Mi-nam
tak kunjung kembali ke Seoul. Latihan jadi kacau, tiada ada semangat.
Jeremy tanya apa Tae-kyung memarahi Mi-nam waktu didesa sehingga ia tak
berani pulang. Tae-kyung hanay melirinya. Shin-woo berkata sudah tiga
hari tak ada kabar dan teleponpun tak pernah dijawab. Tae-yung berkata
Mi-nam pasti akan kembali jika sudah saatnya.Jeremy dan Shin-woo bingung
mendengarnya.
Di desa Mi-nam terus memandangi
baju Tae-kyung dengan sedih. “Ingin melihatnya... tidak.. tidak bisa..
sampai pemikiran ini hilang tak bisa bertemu dengannya.. Huh Ingin
bertemu dia” kata Mi-nam.
Tiba-tiba bibi Min-ja datang
sambil lari terburu-buru mengabarkan kalau ada mobil dari Seoul yang
datang menjemputnya. Mi-nam kaget mendengarnya ia pikir Tae-kyung yang
datang. Bibi Mi-ja menyuruh Mi-nam segera menemui mereka. “Saya ingin
melihatnya” kata Mi-nam tak tahan menahan perasaannya. Ia berlari
menemui orang itu di tempat ia dan Tae-kyung malam itu.
“Kakak” kata Mi-nam senang sambil menghampiri sosok dibawah pohon itu.
Orang itu berbalik dan deng.. deng.. ternyata orang itu adalah Shin-woo.
Shin-woo tersenyum melihat Mi-nam, tapi Mi-nam kaget melihatnya dan sedikit kecewa.
Shin-woo mendekatinya dan berkata “Apa kau mengira Tae-kyung yang datang”.
Mi-nam tak enak.
"Walaupun yang kamu tunggu bukan saya juga tidak apa-apa. Saya datang menjemput kamu” kata Shin-woo lagi sambil tersenyum.
Mereka
lalu berbincang-bincang dibawah pohon itu. Shin-woo berkata kalau semua
orang sedang menunggu Mi-nam. Ia tanya apa Mi-nam benar-benar tak mau
pulang ke Seoul. Mi-nam berkata kalau ia juga sangat merindukan mereka.
"Mi-nam, kamu mau tidak terus tinggal disini?” kata Shin-woo.
Mi-nam kaget, ia melihat wajah Shin-woo.
"Jangan
bersedih terus dan hanya tinggal disini. Saya juga tak ingin (hanya)
menjadi kakak kamu. Kau mau kan melakukannya?” kata Shin-woo lagi.
"Kak Shin-woo.. maafkan saya karena membuatmu kecewa” kata Mi-nam sambil menangis.
"Saya
hanya memikirkan diri saya sendiri. Kaka Shin-woo, Jeremy, president
Ahn pasti pun kecewa karena ini. Saya merasa sangat pusing sehingga
semua ini pun tak dipertimbangkan” kata Mi-nam lagi.
"Kamu benar begitu susahkah?” tanya Shin-woo.
"Saya bisa bertahan. Saya harus bertahan terus” kata Mi-nam berusaha tegar.
"Saya mau pulang bersama dengan kamu” kata Mi-nam lagi.
"Apa yang bisa aku lakukan untukmu?” kata Shin-woo saat melihat Mi-nam masih begitu sedih.
"Kak
Shin-woo asalkan terus menjadi kakak yang baik sudah cukup. Saya begitu
kekanak-kanakan. Benar-benar sangat maaf” kata Mi-nam.
"Jika
kamu benar-banar ingin saya jadi kakak kamu, saya tidak akan membuatmu
susah lagi. Disisi saya kamu hanya perlu istirahat dengan tenang saja”
kata Shin-woo.
Tae-kyung berpikir sendirian distudio
(mikirin Mi-nam kenapa g pulang-pulang ya..), tapi tiba-tiba Jeremy
datang dan berkata kalau Mi-nam sudah pulang dan sedang melakukan
rekaman. Tae-kyung seperti tak peduli, Jeremy pergi meningglkannya.
“Tinggal satu hari lagi, saya akan pergi menangkap dia pulang. Go Mi-nam
kamu termasuk bernasib baik” gumam Tae-kyung sendiri. Ia lalu pergi
menuju studio rekaman.
Mi-nam masih belum bisa membawakan
lagunya dengan benar. Manager Ma mencoba mengarahkan agar minam
mengingat apa yang telah ia katakan dulu. Shin-woo menunggunya disana.
Mi-nam mencoba lagi tapi tak berhasil karena terlalu pelan. Mi-nam diam
sejenak, ia melihat Jeremy datang bersama Tae-kyung. Sambil terus
memandang Tae-kyung, Mi-nam mencoba kembali. Mi-nam juga mengingat
kejadian-kejadian saat ia bersama dengan Tae-kyung. Mi-nam berhasil
mengeluarkan perasaan lagu itu, semua orang mendengarnya dengan tak
percaya. Setelah selesai President Ahn sanagt senang sekali, tapi Mi-nam
tiba-tiba pergi keluar. Semua orang bingung. Shin-woo melirik Tae-kyung
kemudain berlari mengejar Mi-nam.
Shin-woo berhasil menemukan
Mi-nam. Mi-nam menyuruh Shin-woo jangan mendekat karena ia tak ingin
Shin-woo melihatnya sedang menangis.
"Benar
sangat sulit tegasan. Rasanya telah mau meledak” kata Mi-nam sambil
menangis. Tae-kyung datang, ia berdiri dibelakang tak jauh dari mereka.
Shin-woo melirik menyadari keberadaan Tae-kyung.
"Saya
akan melindungi kamu” kata Shin-woo sambil membalikan badan Mi-nam dan
memeluknya. Mi-nam menangis didada Shin-woo dan Tae-kyung hanya bisa
terpaku melihatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar