Kotoko berusaha menghilangkan wajah khawatirnya dengan tertawa aneh dan mulai mencari-cari alasan atas keterlambatanyannya. Tapi Naoki mengatakan kalau Ia tak perlu mendengar alasan Kotoko. Ia mengajak Kotoko segera mengikutinya untuk latihan. Tapi kemudian sebuah bola tenis melesat kencang di hadapan mereka.
Naoki makin kesal, mereka hanya punya waktu satu minggu. Kotoko setuju dan memonyongkan bibirnya sambil angguk-anguk, HAHHAHAHHA, sepertinya ia berniat latihan sih.
Sudo mengatakan peraturan tetaplah peraturan. Wajah Kotoko mulai mengerut lagi.
Sudo menyuruh Kotoko segera memunguti bolanya. HAHHAHAAHHA. KAsian Kotoko^^
Dengan lucu tapi penuh semangat, Kotoko mulai memungut bola sambil berhitung. Meski bolanya sering jatuh, hehhehhe.
Naoki menatap Kotoko yang sedang memungut bola dan mulai berfikir.
Naoki menyuruh Kotoko untuk tidak menutup matanya saat bola datang.
Kotoko masih bingung. Naoki mengatakan Kotoko jangan melihat ke bawah saat memungut bola. Buka matamu dan lihat bolanya. Gerakkan tubuhmu ke arah dari mana bolanya datang.
Lalu, Apa yang dilakukan Kotoko?
Naoki mengatakan mereka tak punya pilihan lain karena Kotoko tak bisa latihan saat jam klub.
Naoki kemudian menyuruh Kotoko mengayunkan raketnya 100 kali. Kotoko terkejut.
Tapi kemudian wajahnya tersenyum saat hujan mulai turun. Hehehehhe. NAoki mengehla nafas dan mengingatkan Kotoko kalau mereka akan latihan di pagi hari mulai besok.
HAHHAHAHA. Kotoko makin bingung dan masih memikirkan soal hujan.
malamnya ayah pulang kerja dan melihat puterinya sudah tidur tanpa futon, masih pake kaos kaki dan masih pake baju tenis. Malah ngorok lagi, hahahahha.
Ayah melihat luka memar di sekujur tubuh Kotoko. Ayah meliaht puterinya dan menghela nafas.
Kin Chan datang kesana dan membangunkan Kotoko dengan bekal yang ia bawa. Kotoko beneran tidur pulas kayaknya tadi.
Kin Chan mengatakan ia mendengar kalau Kotoko harus latihan tenis pagi dan malam. Jadi di saat seperti ini maka KOtoko harus banyak makan agar punya energi.
Kin Chan membuka korak bekalnya dan Kotoko mulai makan dengan lahap.
Kin Chan memperhatikan Kotoko yang sedang makan sambil tersenyum. Lalu ia melihat luka memar di tangan Kotoko.
Kin Chan mencoba bertanya dengan hati-hati, Hey, apa kau berlatih tenis dengan sangat keras, karena ingin bersama Irie?
Kotoko terkejut dan menatap Kin Chan. Kin Chan bertanya lagi, Kau tak bisa melupakannya, ya kan?
Kin Chan menatap Kotoko dan Kotoko sadar akan hal itu, lalu ia tersenyum. Aku rasa aku tak bisa melupakannya.
Kin Chan tersenyum dan mengatakan kalau ia mengerti. Kotoko sedang dalam perjalanan untuk mengatasi perasaannya pada Irie. Mungkin butuh waktu lama, tapi aku akan mendukungmu.
Tapi Naoki malah mengatakan mereka akan latihan di luar, HAHAHAHAHHA.
Lalu pagi harinya mereka latihan di lapangan tenis, latihan servis bola.
Dan latihan pun terus berlanjut hari demi hari, malam dan pagi hari. Bahkan hujan deras tidak menghalangi latihan mereka.
Naoki : Lari! Pukul bolanya! Gunakan langkahmu untuk kembali dengan cepat! Kembali! Ayo! Lari! Pukul.
Kotoko : Haik! Haik! Haik! HAik!
HAHAHHAHA.
Ia berhasil bertanya dimana kampus sastra dan Jinko Satomi melihat dan memanggil ibu. Mereka bertanya kenapa ibu berpenampilan seperti itu.
Ibu mengatakan kalau ia tak ingin Naoki menemukannya ada disana. MAkanya ia mencoba menyamar.
Satomi mengatakan kalau ibu malah kelihatan mencolok. Bahkan mereka langsung tahu kalau itu adalah ibu.
Jinko juga berkomentar kalau ibu mirip dengan Kotoko dalam hal ini. HAHHAHAHAHA. IYA!
Satomi kaget dan menyuruh Jinko tutup mulut. Tapi ibu keburu mendengarnya dan bertanya apa ciuman yang dimaksud adalah cibir.
Jinko dan Satomi saling memandang dan mengiyakan. Benar, 'ciuman' itu.
Ibu masih shock karena senang dan mencoba menenangkan diri, ia bertanya lagi, mereka berciuman? mereka berdua?!
Jinko dan Satomi mengangguk.
Ibu amat senang dan ia tersenyum lebar, lalu berteriak Yahoooooooooo! yang menggema ke seluruh kampus. HAHHAHAHAHHAHAHHA.
Ibu dengan PD mengatakan ia tak ingin melihat Kotoko di kampus lagi. Aku sudah memutuskan untuk membawa Kotoko kembali ke rumah.
Satomi terkejut, Apa??? Tapi Kotoko berusaha keras melupakan Irie-kun sekarang.
Ibu berbalik dan dengan senang mengatakan kalau Kotoko tak perlu melupakan Naoki. Lagipula., mereka sudah berciuman. TAk peduli Naoki bilang apa, aku akan membawa Kotoko kembali!
Ibu benar-benar terlihat senang dengan ciuman itu. Aih. Semangat ibu kembali.
Jinko dan Satomi khawatir melihat ibu.
Jadi Naoki menyuruhnya terus mengulang lagi dan lagi.
Hasilnya, bola akhirnya bisa masuk ke lapangan lawan.
Kotoko senang sekali, ini pertama kalinya ia berhasil melakukannya. Kotoko berteriak senang sambil memeluk Naoki.
Naoki diam saja dan menatap Kotoko yang nggak sadar-sadar. AKhirnya Kotoko sadar apa yang sudah ia lakukan, ia melepaskan pelukannya dan melangkah menjauh, Gomennasai.
Kotoko masih mematung, tapi kemudian ia tertawa. Naoki mengambil bola dan mengatakan kalau Kotoko punya banyak hal yang untuk bersemangat dalam hidupnya.
Kotoko heran. Naoki memukul bola sambil berkata kalau kadang ia merasa iri pada Kotoko.
Kotoko terkejut dan mematung lagi memikirkan apa yang di katakan oleh Naoki. Tapi kemudian mereka mulai latihan lagi.
-Hari Pertandingan-
Kotoko mengiyakan, lagi pula ia sudah pernah kesana dengan ayahnya, jadi ia sudah tahu jalan.
Kotoko sangat senang menerima bekal itu.
Kotoko berterima kasih dengan tulus pada Kin Chan.
Kotoko mengatakan kalau itu untuk keberuntungannya. Yuko berkata, Jika mitos itu benar-benar bekerja, tak akan ada yang kalah di permainan.
Yuko : Hei, kamu tahu berapa banyak masalah yang kau buat untuk Irie-kun?
Kotoko : Aku menaruh semua usaha untuk menghindari membuat masalah untuknya.
Yuko : Dan usaha yang kamu lakukan itu sudah menjadi masalah.
Kotoko terdiam.
Yuko : Permainan yang lalu dan permainan hari ini, Irie-kun yang dihina. Dan dia membuang waktunya untuk melatihmu. KAu memberikan seseorang yang kau cinta banyak masalah, BAgaimana kau tidak merasa bersalah?
Kotoko terdiam. Kemudian ia lanjut makan katsu-nya. -Jangan terpengaruh deh-
Kotoko mengangguk.
Naoki menyuruh Kotoko membuka mata dan mengikuti arah bolanya. Kotoko mengerti. Naoki berkata, ingat, kau tidak sendirian. Aku juga bersamamu. Jadi jangan takut.
Kotoko sempat kehilangan kata-katanya, tapi ia menghela nafas dan menjawab, iya.
Sudo kesal karena Kotoko bisa memukul semua bola super cepat miliknya meskipun pukulan Kotoko tak sampai ke wilayah lawan.
Yuko mengatakan kalau tim Naoki akan menyerah sebentar lagi. Tapi Sudo membicarakan harga dirinya, bolanya yang bisa di pukul oleh Kotoko. Ia ingin Yuko fokus pada Kotoko, bukan Naoki.
Kotoko baru menyadari kalau ia sudah tak takut bola lagi. Dan lagi dibanding pukulan Naoki, pukulan Yuko dan Sudo lebih lambat. KOtoko baru menyadarinya. Ia mulai menutup mata dan kemudian melihat ke arah NAoki yang mengangguk padanya. Kotoko mengerti. IA mulai menghela nafas lagi dan bersiap.
Sudo menargetkan Kotoko sebagai pusat pukulannya. Bola melesat dengan kencang ke arah Kotoko dan Kotoko bisa melihat bolanya. Kotoko mendengar suara Naoki memanggil namanya dan Kotoko mulai mengayunkan raketnya. RAket mengenai bola dan bola melambung di pihak lawan, melewati Yuko yang tak bisa mengembalikan bola yang di pukul Kotoko.
Pukulan Kotoko masuk. Para anggota yang menonton kagum pada Kotoko yang bisa mengembalikan bola pukulan Sudo san. Karena hanya Yuko lah satu-satunya pemain wanita yang bisa melakukannya.
Naoki menyadari KOtoko tak akan bisa main lagi.
Naoki lalu mengatakan pada Sudo kalau ia membatalkan pertandingannya. Sudo terkejut.
Yuko kelihatan panassssss, HAHAHAHA.
Kotoko minta maaf karena mereka kalah lagi. Tapi Naoki mengatakan ia tak berfikir untuk menang sejak awal.
Kotoko terkejut. Ia memandangi Naoki dengan heran. Tapi kemudian dia tersenyum bahagia.
-Efek video-nya kereeeeeeeeen!!!-
"Tuhan, kalau aku mengatakan aku semakin mencintai Irie-kun, apa kau akan marah?"
Di persimpangan, Naoki berhenti dan bertanya pada Kotoko kapan mereka akan tiba di rumah Kotoko.
Kotoko heran dan melihat di sekitarnya, seingatnya terakhir ia datang, rumahnya ada di dekat stasiun. Tapi sebentar lagi mereka akan sampai.
Naoki dengan wajah dingin berkata kalau Kotoko sedari tadi sudah mengatakan hal itu. Harusnya mereka tadi naik Taksi.
Tapi Kotoko mengatakan kalau naik taksi hanya buang-buang uang.
Tapi Naoki membalas kalau Kotoko juga harus memikirkan dirinya. HAHHAHAHA.
Akhirnya Kotoko hanya bisa bilang Haaaaaaaaaaaaik. Kemudian Kotoko tersenyum lagi^^
Kotoko tersenyum sambil mencoba melihat wajah Naoki sambil tersenyum. Tapi Naoki mencoba memalingkan wajahnya menghindari pandangan Kotoko sambil berkata kalau ia tidak tahu.
Kotoko tersenyum dan berkata kalau itu pertama kalinya Naoki memanggil namanya.
Dengan cool Naoki menjawa, makanya aku tak ingat. Aku konsentrasi pada pertandingan.
Kotoko mengangguk sambil tersenyum.
Kotoko memencet bel beberapa kali dan Naoki mengembalikan tas Kotoko. Ia minta Kotoko menyampaikan salamnya pada ayah Kotoko.
Naoki akan pergi, tapi Kotoko manahannya dan menarik tangannya. Kotoko mengatakan kalau ia pikir ayahnya masih di rumah dan ingin Naoki mampir. Lebih tepatnya memaksa Naoki mampir. HAHAHHAHA.
Naoki mengerti dan minta Kotoko melepaskan tangannya.
NAoki dan Kotoko berjalan masuk ke pekarangan rumah itu, dimana Kotoko masih menempel di lengan Naoki.
Seseorang membuka pintu rumah dan Kotoko langsung tersenyum.
Beberapa detik kemudian, wajahnya berubah bingung dengan mulut menganga.
Kotoko masih menganga.
Dengan polosnya Naoki bertanya, Dia kakekmu?
Kotoko menatap Naoki dan menggeleng, ia berkata ia tak mengenal orang itu.
Naoki heran. Kotoko mencoba tersenyum dan bertanya siapa kakek itu.
Kakek berkomentar kalau Kotoko kasar dan bertanya balik, siapa kamu?
Kotoko mengatakan kalau ia pemilik rumah itu. Tapi kakek berkata kalau itu adalah rumahnya.
Kotoko heran dan melihat kesekeliling lagi. Ia yakin kalau itu adalah rumahnya. Kotoko ingin bertanya lagi tapi kakek mengatakan kalau ia tinggal disana.
Kotoko terkejut, Apa maksudnya ini??????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar