Tae Kyung sangat senang sekali berhasil menemukan Mi Nam. Ia refleks memeluk Mi Nam. Mi Nam bingung dengan tingkah Tae-kyung.
Tae-kyung melepaskan pelukannya dan
bilang kalau ia ingin mengatakan sesuatu padanya dan ia hanya akan
mengatakan itu satu kali, jadi Mi-nam harus mendengarkannya baik-baik.
”Go Mi-nam, aku... kamu...” kata Tae-kyung.
Tiba-tiba datang bus anak-anak sekolah yang berteriak histeris melihat mereka.
Mi-nam
berkata sebaiknya Tae-kyung berpura-pura mengantarnya, sehingga ia bisa
bebas. Mi-nam mau pergi, Tae-kyung berpikir sebentar kemudaian mencegah
Mi-nam pergi.
”Tunggu. Dengar aku dulu” kata Tae-kyung.
Tae-kyung kemudian mendekati Mi-nam dan berbisik ”AKU MENYUKAIMU”
Mi-nam
kaget mendengarnya. Tae-kyung tersenyum dan menyuruh Mi-nam cepat
pergi. Para fans datang mengerubuti Tae-kyung, Mi-nam pergi dalam
keadaan setengah sadar.
Mi-nam menenangkan dirinya di halte
bus. Ia mencoba mengingat apa yang dikatakan Tae-kyung tadi. Dalam
ingatan Mi-nam Tae-kyung dengan jelas mengatakan kalau ia menyukai
Mi-nam. Setelah yakin apa yang ia dengar, Mi-nam tersenyum malu-malu dan
akhirnya tawanya pecah karena terlalu bahagia. Tae-kyung melihatnya tak
jauh dari sana dan bergumam ”Sepertinya ia sudah mengerti, jadi aku tak
perlu mengatakannya dua kali”.
Shin-woo naik pesawat sendirian. Ia
memandangi kursi disebalahnya yang kosong dan bergumam ”Aku sudah tahu
dia tidak akan datang. Tapi, aku sudah jujur padanya, itu sudah cukup”.
He-yi melihat berita mengenai
Tae-kyug yang ada di bandara bersama Mi-nam. Ia kemudian melihat gambar
karikatur Tae-kyung di hpnya dan bergumam. ”Huang Tae-kyung, kau sudah
terlalu lucu. Kau sebetulnya sedang melaukan apa ?” kata He-yi kesal.
Jeremy tidak sengaja bertemu
dengan temannya yang seorang penyiar radio. Temannya itu meminta Jeremy
menjadi bintang tamunya lain kali. Jeremy berjanji setelah peluncuran
album ke-6 ia akan menjadi bintang tamu disana. Tapi tiba-tiba Jeremy
mengurungkannya dan berniat memberi kejutan untuk para fansnya hari itu
juga. Temannya dengan senang hati menerimanya
Tae-kyung datang menjemput Mi-nam.
Mi-nam kaget melihat Tae-kyung dan tersenyum malu. Di perjalanan pulang
Mi-nam terlihat bingung bagaimana harus bersikap terhadap Tae-kyung.
”Apakah aku harus mengatakan kalau aku mendengar ucapanya tadi dan juga menerimanya”.
Mi-nam mebayangkan Tae-kyung menyangkal ucapanya tadi dan kesal kepadanya.
”Tidak bisa.. tidak boleh membuat kakak bersikap seperti itu” kata Mi-nam dalam hati.
”Kalau begitu aku bilang saja tidak mendengarnya dengan jelas dan memintanya mengatakannya sekali lagi” pikir Mi-nam.
Tapi
Mi-nam membayangkan lagi dan di dalam bayangannya Tae-kyung marah
kepadanya dan menyuruhnya melupakan apa yang sudah ia katakan.
”Tidak
bisa, tidak boleh membatalkannya.. lebih baik menyembunyikannya dalam
hati saja. Lagi pula jika mendengarnya lagi jangtungku tidak akan tahan”
kata Mi-nam dalam hati.
Tiba-tiba Tae-kyung mengajak
MI-nam pergi makan dulu sebelum pulang. Tae-kyung juga tanya apa Mi-nam
suka makan mie. Mendengar kata suka Mi-nam jadi kaget dan cegukan.
Tae-kyung mengulang pertanyaannya dan Mi-nam tetap cegukan. Tae-kyung
berpikir sebentar dan akhirnya ia tahu kalau Mi-nam grogi mendengar kata
suka. Ia lalu sengaja menanyakan Mi-nam suka makanana apa.
”Apa kau SUKA makan mie?” kata Tae-kyung.
Mi-nam terus cegukan.
”Apa kau SUKA makan sushi?” tanya Tae-kyung lagi.
Mi-nam masih cegukan. Tae-kyung senang dan mengatakan kalau ia suka makan sushi.
”Jawablah. Apa kamu SUKA?” perintah Tae-kyung.
Mi-nam menenangkan dirinya dan bilang kalau ia sangat suka makan.
Tae-kyung tersenyum senang dan berkata ”Baiklah, kalau begitu kita pergi makan sushi saja”.
Mo Hwa-ran yang sudah tahu kalu Mi-nam
adalah Mi-nyu. Ia merasa Mi-nyu seperti ibunya dan hal ini membuatnya
kesal. Ia lalu ingat kedekatan Mi-nam dengan Tae-kyung. Ia tersenyum dan
bergumam ”Anakku dengan putri wanita itu, sengat membuat perasaan tidak
nyaman”.
Di restoran sushi Mi-nam
mengambil sushi-sushi bagian Tae-kyung yang tak bisa dimakannya (takut
Tae-kyung alerginya kambuh). Tae-kyung sedikit kesal, ia minta Mi-nam
mengganti sushinya dengan sushi yang tidak berbahaya milik Mi-nam.
Mi-nam terlihat tidak rela, Tae-kyung akhirnya membatalkan niatnya
karena ia takut nilai suka Mi-nam kepadanya akan berkurang. Mi-nam lalu
mengalihkan pembicaraan dengan tanya apakah tidak apa-apa jika foto-foto
mereka di bandara beredar.
”Tidak
apa-apa. Bukanah Huang Tae-kyung pergi mengantar Mi-nam di bandara.
Lagipula kita seperti ini, fans pun tidak akan ada respon apa-apa. Hari
ini pasti akan keluar cerita baru lagi” kata Tae-kyung sedikit khawatir.
”Cerita apa?” tanya Mi-nam bingung.
”Para fans suka membuat cerita tentang kita. Lagi pula ada banyak cerita cinta yang bukan cinta pria-wanita” kata Tae-kyung.
“Cerita seperti itu!” tanya Mi-nam.
“Benar, ada cerita cinta segitiga antara aku, Shin-woo dan jeremy” kata Tae-kyung.
“Cnta segita!” teriak Mi-nam kaget.
Dalam bayangan Mi-nam. Tae-kyung
bermain piano sendiri (diringi lagunya love in paris: Neoi
gyeot-eulo/Your side by Ju Sung Mo) . Jeremy datang tiba-tiba menutup
matanya dari belakang. Tae-kyung menyangka itu Shin-woo. “Sejak kapan
kau memperhatikan kak Shin-woo?” tanya Jeremy kecewa. Tae-yung hendak
pergi, namun Jeremy mencegahnya. Ia menarik tangan Tae-kyung dan
menaruhnya di dadanya. “Di sini, hanya ada kau” kata Jeremy. Tiba-tiba
terdengar suara gelas jatuh. Tae-kyung dan Jeremy menoleh ke sumber
suara, ternyata di sana berdiri Shin-woo. “Kalian.. aku tidak akan
melepaskan kalian” kata Shin-woo marah.
Di tempat lain Jeremy yang menunggu
giliran on-air ternyata juga sedang membaca cerita fansficsion itu di
internet. ”Aku tidak akan melepaskan kalian” kata Jeremy meniru ucapan
Shin-woo. ”Wah. Akhirnya kak Shin-woo menyadari hubunganku dengan kak
Tae-kyung. Cerita ini semakin menarik” katanya lagi.
Teman Jeremy memberitahu bahwa
acaranya akan segera mulai dan ia akan memberitahu para penggemar bahwa
hari ini Jeremy akan menyanyikan sebuah lagu. Jeremy membenarkan dan
menyuruhnya berkata kalau hari ini Jeremy akan menyanyikan lagu penutup
yang super manis. Temannya mengerti dan pergi untuk memulai acara.
Jeremy kembali ke leptopnya ia melihat foto-foto Tae-kyung bersama
Mi-nam di bandara. Ia merasa aneh dan mulai berpikir kalau Tae-kyung ada
hubungan dengan Mi-nam.
Tae-kyung dan Mi-nam kembali ke
studio. Manager Ma kaget melihat Mi-nam tidak jadi pergi ke Busan dan
malah kembali bersama Tae-yung. Manager Ma memarahi Tae-kyung karena
ikut campur urusan Mi-nam. Tae-kyung menyuruh manager Ma melihat dengan
baik-baik. Tiba-tiba Tae-kyung memeluk Mi-nam, dan Mi-nam langsung
membuat hudung babi. Manager Ma kaget melihatnya.
”Sudah
lihatkan? Mulai dari sekarang aku bisa sangat sibuk. Disini aku
serahkan kepada kalian” kata Tae-kyung senang dan kemudian pergi dari
sana.
Manager Ma benar-benar kaget melihatnya, ia tanya Mi-nam dengan meniru membuat hidung babi.
”Ini.. Tae-kyung” kata manager Ma.
Mi-nam tersenyum malu, tapi kemudain ia sadar sesuatu dan tanya “Kakak. Apa dia tahu rahasia ini?”.
Jeremy minta ijin pergi sebentar pada
stylish Wang. Stylish Wang tanya sebenarnya Jeremy mau pergi kemana.
Jeremy bilang ia harus pergi untuk memastikan sesuatu pada Tae-kyung. Ia
berkata jika belum memastikan itu, ia tidak bisa melakukan apa-apa.
Stylish Wang akhirnya mengijikan, tapi ia minta agar Jeremy segera
kembali setelah selesai karena jika ia tidak hadir maka pihak radio akan
menyiakan berita kejadiannya. Jeremy mengerti dan segera pergi
menggunakan motornya.
Manager Ma masih sangat kaget
dan tidak percaya ternyata yang disuai Mi-nam adalah Tae-kyung bukan
Shin-woo. Mi-nam pun kaget karena Tae-kyung ternyata sudah tahu rahasia
hidung babinya. Jeremy sudah sampai di studio dan melihat Mi-nam bersama
manager Ma. Manager Ma yang tidak menyadari keberadaan Jeremy bertanya
kenapa Mi-nam bisa menyukai Tae-kyung yang galak dan bukan yang lainnya.
Mi-nam berkata kalau ia juga tidak tahu sejak kapan ia menyukai
Tae-kyung, ia hanya merasa tubuhnya seperti tersengat listrik jika
bersama Tae-kyung. Jeremy terkejut mendengar semuanya. Mi-nam melihat
Jeremy. Manager Ma tanya kenapa Jeremy ada disana dan bukannya berada di
stasiun radio. Jeremy mendekati Mi-nam dengan perasaan kesal.
“Go Mi-nam, apa kamu menyukai kak Tae-kyung?” tanya Jeremy.
Mi-nam kaget dan hanya diam saja.
”Kamu juga sudah tahu?” tanya manager Ma.
”Suka tidak?“ teriak Jeremy.
Mi-nam
kaget, manager Ma menutup mulut Jeremy dan menyuruhnya pelan-pelan agar
tidak ketahuan. Jeremy melepaskan tangan manager Ma dan melihat Mi-nam
dengan tatapan tajam. Mi-nam hanya mengangguk pelan. Jeremy sedih dan
kecewa, ia langsung berlari pergi dari sana. Mi-nam dan manager Ma
berusa mencegah tapi tak bisa.
Manager Ma menghubungi stylish Wang.
Stylish Wang berkata kalau Jeremy tidak datang kesana, ia minta manager
Ma segera menemukannya karena giliran Jeremy akan dimulai kurang dari 1
jam. Manager Ma dan Mi-nam memutuskan untuk mencari dulu ke mess. Tapi
saat perjalanan Mi-nam melihat bus, ia teringat dengan bus rahasia milik
Jeremy. Ia minta turun dan akan mencarinya di bus-bus sementara manager
Ma pergi ke mess. Mi-nam tak tahu bus jurusan mana yang biasanya di
naiki Jeremy. Begitu ada bus datang Mi-nam langsung naik, tapi sayang
tidak ada Jeremy di sana. Mi-nam memutuskan turun di halte berikutnya,
tapi saat akan duduk ia melihat Jeremy di bus yang berlawanan arah
dengan busnya. Mi-nam minta turun sama sopirnya. Lalu ia berlari
mengejar bus Jeremy dan mencoba memanggil Jeremy, tapi sayang ia tidak
mendengar.
Bus berhenti, Mi-nam naik, Jeremy masih terlihat sedih dan kecewa.
”Ini busku kamu turunlah!“ kata Jeremy.
Tapi Mi-nam tidak bergeming, ia merasa bersalah terhadap Jeremy.
”Saat
kau masih menyamar sebagai laki-laki, aku tak masalah dengan itu.
Setelah tahu kau wanita, aku pun tak masalah dengan itu. Tapi jika kau
menyukai kak Tae-kyung, aku tidak bisa bilang aku tidak apa-apa. Kenapa?
Kenapa bukan aku? Aku memberitahumu tentang bus rahasiaku, membiarkanmu
dekat dengan Jolie, dan aku juga berencana menyanyikan sebuah lagu
hanya untukmu. Kenapa kau tidak menyukaiku?” kata Jeremy sedih.
Mereka
akhirnya duduk dalam diam. Mi-nam duduk di kursi yang bersebrangan
dengan Jeremy, ia terus melihat Jeremy dengan sedih. Jeremy mendapat
telepon dari stylish Wang yang memberitahu bahwa acara sudah mulai dan
sekarang giliran Jeremy. Jeremy berkata kalau ia akan menyanyi lewat
telepon saja.
Di studio opretaor memberitahu
kalau Jeremy akan menyanyi lewat telepon. Teman Jeremy mengerti, acara
dilanjutkan dengan Jeremy sebagai bintang tamu.
“Apa
kabar semuanya? Aku adalah Jeremy. Ujian sudah berakhir, demi memberi
semangat kepada semua murid yang ujian. Hari ini aku ingin memberikan
sebuah lagu yang menyenangkan sebagai hadiah” kata Jeremy berusaha ceria
tapi tetap menangis.
Stylish
Wang lega karena semua masih terkendali. Penyiar mempersilahkan Jeremy
untuk bernyanyi. Jeremy memulainya dengan kata-kata terlebih dahulu.
“Bagiku
ini adalah kata-kata yang sangat bagus. Kata-kata yang sangat berharga,
yang aku simpan sendiri. Tapi jika aku simpan terlalu lama, ini akan
menjadi kata-kata yang tidak bisa aku ungkapkan lagi. Bagaimanapun juga,
aku berharap ini bukan kata-kata yang tidak ingin kalian dengar,
kata-kata yang tidak berguna, atau kata-kata yang membuatmu sedih” kata
Jeremy sambil melirik Mi-nam.
Mi-nam menggelang sama seperti penyiar dan para pendengar yang ingin mendengar kata-kata itu.
Jeremy mulai bernyanyi dengan ceria tapi air matanya tetap tak berhenti (yok ikut nyanyi).
”Sarangheyo ihanmadi chan johun mal (“I love you” these words are really good words)
Uri shikku jago namyon (When our family goes to slep)
Jugo bannun mal (They give and receive these words
Saranghaeyo ihanmadi cham johun mal (“I love you” these words are really good words)
Jeremy do guaehante jugo shipun mal (Words that Jeremy wants to give to her too)
Imari johaso onjongil shini najiyo (I like these words and so I’m happy all day)
Imari johaso onjangil ilmat najiyo (I like these words and so I’m jofull all day)
Imari johaso onjongil gasumi (I lie these words and so all day my heart)
Kongdak kongdak indeyo (keeps on pounding)
Saranghaeyo ihanmadi cham johun mal (“I love you” these words are really good words)
Nanun nanun ihan madiga jongmal johayo (I.. I really like these words)
Sarang saranghaeyo (I love, I love you)"
Jeremy tak sanggup meneruskannya lagi
dan langsung mematikan teleponnya. Mi-nam berkata dengan sedih “Tadi
adalah kata-kata yang bagus”
”Tapi kata-kata yang tidak bisa kau terima. Benarkan, Go Mi-nam?” kata Jeremy
”Aku minta maaf, Jeremy” kata Mi-nam.
”Sekarang,
aku tidak bisa bilang aku baik-baik saja. Tapi ketika bus ini kembali
ke tempat semula aku akan baik-baik saja” kata Jeremy.
Mi-nam sedih mendengarnya.
Bus telah kembali ke tempat
semula. Jeremy bergegas turun, dan Mi-nam mengikutinya. Tapi sebelum
turun Jeremy memperingatkan bahwa setelah turun dari bus itu ia akan
kembali ceria. Ia minta Mi-nam melupakan apa yang ia katakan tadi,
karena jika Mi-nam masih mengingatnya ia tidak bisa kembali lagi. Mi-nam
mengerti. Jeremy turun terlebih dahulu. Mi-nam melihatnya dari atas bus
dengan sedih. Jeremy diam sebentar kemudian berbalik dan dengan ceria
meminta Mi-nam turun. Mi-nam mengerti dan turun dari bus. Ia juga dengan
ceria meminta es krim pada Mi-nam. Mi-nam tersenyum dan menurutinya.
Jeremy kembali ceria dan melupakan perasaanya terhadap Mi-nam.
Tae-kyung bersama produsernya menemui
seorang matan penyanyi yang kenal dengan Go Jae-hyun. Mantan penanyi itu
berkata kalau ia ingat bahwa Go Jae-hyun itu dulunya adalah mantan
kekasih Mo Hwa-ran. Tae-kyung tanya Go Jae-hyun itu orang seperti apa.
Mantan penyanyi berkata kalau Go jae-hyun adalah orang yang tenang dan
baik dengan Mo Hwa-ran. Mantan penyanyi itu juga berkata kalau mereka
putus setelah Mo Hwan bertemu pria lain. Tae-kyung tanya lagi apakah
mantan penyanyi itu tahu kalau Go Jae-hyun memiliki anak. Mantan
penyanyi itu berkata kalau ia tidak terlalu tahu, tapi berkata kalau Go
Jae-hyun sudah menikah dengan wanita lain seorang penyanyi baru.
Produser menyimpulkan bahwa Go Jae-hyun membuat lirik itu demi kembali
kepada Mo Hwa-ran dan meninggalkan wanita itu. Mantan penyanyi berkata
kalau Mo Hwa-ran lah yang mengejar Go Jae-hyun. Tae-kyung terlihat
seperti memikirkan sesuatu. Mantan penyanyi berkata kalau Mo Hwa-ran
dulu suka mendeati banyak laki-laki termasuk dia. Tae-kyung pamit pergi
duluan (sepertinya g suka dengar ibunya dijelek-jelekin nih..). Saat
pergi Tae-kyung bergumam ”Cinta yang begitu berwibawa, di dengar dari
mulut orang lain malah tidak berharga sama sekali”.
Mi-nam menemui Mo Hwa-ran. Mo Hwa-ran
memberikan baju wanita untuk Mi-nam. Mo Hwa-ran berkata kalau ia sudah
tahu kalau Mi-nam adalah Mi-nyu. Mi-nam kaget mendengarnya. Mo Hwa-ran
berkata kalau ia tidak akan mempersulit Mi-nam, karena bagaimanapun
Mi-nam adalah anak Go Jae-hyun. Mi-nam memohon agar Mo Hwa-ran
berpura-pura tidak tahu sampai kakaknya kembali. Mo Hwan bertanya apakah
anak-anak A.N.Jell tahu kalau Mi-nam seorang wanita karena ia melihat
presiden Ahn belum tahu. Mi-nam berkata kalau masalah itu tidak ada
hubungannya dengan anak-anak A.N.Jell. Mo Hwa-ran menyimpulkan bahwa
anak-anak A.N.Jell sudah tahu dan membantu Mi-nam menyembunyikannya. Mo
Hwa-ran berkata kalau Mi-nam melakukan hal yang sangat berbahaya.
”Sulit
menjelaskan kepadamu, tapi Hwang Tae-kyung dan aku mememiliki hubungan
spesial. Berhati-hatilah agar tidak terlibat dengannya dan membuat ini
tambah rumit” kata Mo Hwa-ran sedikit kesal (kesal karena anaknya dekat
sama anak wanita yang mengambil kekasihnya).
”Aku pasti tidak akan merepotkan Hwang Tae-kyung, aku pasti tidak akan membuatnya terluka” kata Mi-nam berjanji.
”Kamu
sangat melindunginya. Jika aku berada diposisinya, tidak ada hubungan
denganmu pasti akan merasa lebih baik” kata Mo Hwa-ran.
Mi-nam menjadi tidak enak setelah mendengarnya
Saat kembali ke mess, di dalam kamar
Mi-nam merasa Mo Hwan bersikap seperti ibu yang mencemaskan anaknya. Ia
juga merasa terjepit diantara Tae-kyung dan ibunya. Mi-nam melihat foto
Mo Hwa-ran yang dulu ingin diberikan kepada Tae-kyung saat akan ulang
tahun. ”Mengira dia adalah fans, hampir saja ulang tahun memberikan ini
kepada kakak. Waktu itu kakak terlalu sedih, aku tidak bisa berpura-pura
tahu semuanya. Terus merasa sedang membohongi kakak. Dalam hati sangat
tidak nyaman” gumam Mi-nam.
Tae-kyung telah menyelesaian
aransemen lagu untuk Mo Hwa-ran. Tae-kyung baru menyadari kalau ia
bekerja hingga larut malam. Tae-kyung melihat hpnya dan merasa kesal
karena Mi-nam sama sekali tak menghunginya hari itu. Tae-kyung ingat
kalau ia minta Mi-nam jangan mengganggunya. ” pasti sudah menungguku
seharian” gumam Tae-kyung (oppa kepedean nih...). Ia lalu menelpon
Mi-nam tapi Mi-nam menjawabnya malas-malas seperti orang yang sedang
tidur.
”Apakamu sedang tidur?” tanya Tae-kyung kesal.
”Masalahku hari ini sudah terlalu banyak, sudah terlalu lelah maka...” kata Mi-nam.
”Sudahlah teruskan tidur saja. Kamu ini kelinci yang cuma bisa tidur” kata Tae-kyung marah dan kemudian menutup teleponnya.
Tae-kyung ngomel-ngomel sendiri. Mi-nam tidak menghunginya balik. Tae-kyung cemas karena Mi-nam meneruskan tidurnya.
Akhirnya Tae-kyung menghubungi
Mi-nam dan mengajaknya ke biokop. Mi-nam mengeluh karana ia benar-benar
mengantuk tapi malah diajak nonton film. Tae-kyung berata kalau ia tidak
mengajak Mi-nam menonton film bersamanya, ia hanya membutuhkan
seseorang yang menuntun jalannya saat didalam ruang bioskop. ”Bukan
membutuhkanmu tapi membutuhkan matamu” kata Tae-kyung menegaskan.
Tae-kyung dan Mi-nam memasuki ruang
bioskop. Tae-kyung meminta Mi-nam menunjukan jalan untuknya. Mi-nam
menurutinya, lalu menggenggam tangan Tae-kyung (ini pasti akal-akal
Tae-kyung biar jalannya terus gandengan). Pertama Mi-nam menunjukan
kursi dibagian depan. Mi-nam mau pergi, Tae-yung mencegahnya. Tae-kyung
berkata kalau gambarnya terlalu dekat jadi ia minta dituntun lagi ke
bagian belakang. Mi-nam menurutinya dan menuntun Tae-kyung kebagian
belakang (masih gandengan). Tapi begitu sampai, Tae-kyung berkata kalau
kursi itu terlalu dibelakang.
”Sebelah sini” kata Tae-kyung sambil menarik Mi-nam menuju kursi yang ia maksud.
”Kakak, apa sekarang kau sudah bisa melihat?” tanya Mi-nam heran.
Tae-kyung
sadar dan pura-pura tidak ada apa-apa, kemudian ia berkata ”Mata Go
Mi-nam, Mata Go Mi-nam, mata tidak bisa berbicara. Kamu jangan lupa!”.
Setelah dapat tempat duduk,
Tae-kyung dan Mi-nam merasa tidak enak karena pasangan di depan mereka
sedang bermesraan. Mi-nam mengantuk dan akhirnya tertidur. Tae-kyung
mulai merasa lelah, ia menoleh dan melihat Mi-nam tertidur, ia akhrinya
juga ikut tidur disamping Mi-nam.
Setelah selesai mereka pergi kebalkon.
”Hah.. sudah tidur dua jam, sekarang sudah sangat sadar. Apakah filmnya tadi menarik?” tanya Mi-nam pada Tae-kyung.
”Benar” kata Tae-kyung berbohong.
Mi-nam
menoleh kelangit dan berkata kalau ternyata dari sana bisa melihat
bintang. Tae-kyung berkata kalau ia bisa melihat pemandangan malam hari.
Mi-nam tidak percaya, ia berkata kalau Tae-kyung tidak pernah melihat
bintang jadi tidak tahu pemandangan malam dan bintang tidak sama.
Tae-kyung kesal karena Mi-nam syok hebat karena bisa melihat. Mi-nam
membalas Tae-kyung yang perpura-pura bisa melihat bintang juga hebat.
Tae-kyung melirik tajam, Mi-nam pura-pura tak melihatnya.
”Tapi aku bisa membuat kakak juga bisa melihat bintang” kata Mi-nam tiba-tiba.
Mi-nam menghembuskan nafas di kaca dan kemudian menggambar bintang di kaca tersebut.
”Bintang” kata Mi-nam.
Ia lalu menunjukan kaosnya yang bergambar bintang, kemudain ia menemukan lampu berbentuk bintang di balkon itu.
”Disini juga ada bintang. Aku sudah menemukan 3 bintang” kata Mi-nam senang.
”Karena keberuntungan darimu aku sudah bisa melihat bintang, bagus sekali” kata Tae-kyung (mau berterima kasih tapi gengsi).
”Lihat seperti ini, walaupun
bukan malam hari yang sangat gelap, disekitar kita juga ada sangat
banyak bintang” kata Mi-nam sambil memandangi Tae-kyung.
”Tunggu
sampai aku tidak menyamar sebagai Go Mi-nam. Saat berada di tempat yang
jauh, aku akan mencari bintang sambil memikirkan kakak” kata Mi-nam
lagi.
Tae-kyung kaget dan berkata ”Pergi ketempat yang jauh!?”.
”Jika
kak Mi-nam sudah pulang maka semua masalah bisa kembali ke tempat
semula. Aku merasa aku lebih baik pergi ketempat yang jauh” kata Mi-nam.
Tae-kyung
berpikir sebentar dan berkata ”Kalau begitu berusahalah mengumpulkan
bintang. Aku mau melihat kamu bisa mengumpulkan berapa banyak. Aku pasti
akan pergi ketempatmu untuk memeriksa. Menantikan kamu bisa menemukan
bintang lebih banyak” (duh oppa bilang aja g rela kalau Mi-nam pergi,
tapi tadi oppa juga bilanng kalau Mi-nam pergi oppa akan menyusulnya..
mengecek banyaknya bintang hanya alasan saja.. hehe)
Mi-nam mengangguk senang (tapi sekaligus menahan sedih). Tae-kyung melihat kearah lain dan Mi-nam masih terus melihatnya.
”Tapi
hanya satu bintang yang paling ganteng dan paling aku suka. Karena
tidak bisa membawanya pergi, aku bisa sangat merindukannya” kata Mi-nam
dalam hati.
”Go Mi-nam” panggil Tae-kyung tiba-tiba.
”Aku
sekarang bisa membuatmu melihat bintang. Bagaimana, apa kau mau?” kata
Tae-kyung lagi sambil menyuruh Mi-nam mendeakat. Mi-nam mendekat, senyum
jail Tae-kyung keluar. Tae-kyung mengepalkan tangannya dan berkata.
”Jika dipukul sekali seharusnya bisa melihat sekitar 5 bintang. Cobalah!” kata Tae-kyung.
Mi-nam ketakutan. Tae-kyung mengambil ancang-ancang mau memukul Mi-nam.
”Apa kamu benar-benar mau memukulku?” tanya MI-nam.
Tangan
Tae-kyung yang satu menahan agar Mi-nam tidak pergi dan yang satu
bersiap-siap memukul. Mi-nam ketakutan sehingga menutup matanya
DAN AKHIRNYA....DRENG.. DRENG...
TAE-KYUNG TIBA-TIBA MENCIUM MI-NAM… (wah kalau ini yang muncul
bunga-bunga bukan bintang-bintang.. hehe). Mi-nam kaget sambil matanya
melotot. Tae-kyung melepasan ciumannya dan melihat wajah Mi-nam yang
kaget. ”Tidak boleh melakukan hidung babi” kata Tae-kyung kemudian
menciumnya lagi (hehe.. ini pasti kena sensor kalau di tv).
Mo Hwa-ran membaca berita-berita
mengenai Mi-nam dan Tae-kyung. Ia berkata sepertinya ia tidak bisa tidak
peduli akan hubungan mereka. Ia lalu berniat memberi tahu Tae-kyung
kalau Mi-nam adalah anak dari pria yang ia cintai.
Ketua fans berniat membelikan
sepatu untuk anggota A.N.Jell. ”Kemarin di bandara mendapat tanda
tanngan kak Tae-kyung. Malamnya mendengar lagu yang dinyanyikan kak
jeremy. Masih lagi dapat uang dari ibu. Kemarin benar-benar sangat
menyenangkan” kata ketua fans (duh siapa ya namanya.. ada yg tahu???).
Temannya bergosip kalau tadi malam suara Jeremy bergetar saat menyanyi.
Temannya tanya apa mungkin Jeremy memiliki orang yang disukai. Ketua
fans marah sambil mengembalikan sepatu yang ia mau beli, ia tidak rela
Jeremy memiliki kekasih. Setelah Tae-kyung dan Shin-woo memiliki
kekasih, ia tidak rela Jeremy juga direbut dari mereka lagi.
Mi-nam membantu Jeremy
memandikan Jolie dengan menggunakan jas hujan. Setelah selesai Mi-nam
mau mengambilkan sisir di dalam rumah. Tapi tiba-tiba ia melihat
seseorang datang. Mi-nam berbalik dan ternyata Shin-woo telah kembali
dari Busan. Shin-woo heran melihat Mi-nam memakai jasa hujan. Mi-nam
yang merasa tidak enak karena kemarin meninggalkan Shin-woo berkata
kalau ia sedang membantu Jeremy memandikan Jolie. Shin-woo melihat
Jeremy kemudian berkata ”Sepertinya sudah selesai. Masalah Jeremy kau
lepaskan dulu dan bantu aku” kata Shin-woo. Shin-woo berjalan masuk,
tapi Mi-nam hanya diam saja.
”Mi-nam, apa membantuku sekarang pun kau tolak? Sudah menola hatiku masih apa belum cukup” kata Shin-woo pura-pura marah.
Mi-nam hanya diam saja karena merasa tidak enak.
”Merasa bersalah kepadaku kah? Kalau begitu jangan menolak. Kemarilah bantu aku” kata Shin-woo lagi.
Shin-woo masuk duluan dan tak lama
kemudian Mi-nam ikut masuk. Mi-nam bertanya Shin-woo mau dibantu apa,
tapi Shin-woo malah menyuruh Mi-nam melihat sebuah hadiah terlebih
dahulu. Shin-woo berkata kalau hadiah itu adalah hadiah dari ibunya
untuk Mi-nam. Shin-woo berkata kalau ia tidak bisa menjelaskan yaang
sesungguhnya pada ibunya, maka ia menyuruh Mi-nam menerima hadiah itu.
Mi-nam merasa bersalah kepada ibu Shin-woo. Shin-woo berkata kalau semua
itu adalah kesalahannya. Ia berkata kalau ia sejak awal sudah tahu
Mi-nam adalah seorang wanita, tapi demi menjadi kakak yang baik ia tidak
memberitahu Mi-nam. Shin-woo juga berkata kalau mulai saat itu ia ingin
dilihat sebagai lelaki yang sesungguhnya (bukan kakak). Mi-nam merasa
tidak enak. ”Kau merasa tidak enak? Bagus, karena jika kau merasa tidak
enak bersamaku.
”Sekarang
melihatku sudah ada sedikit perasaan panikkah? Ini bagus, dulu kau dan
aku saling memanggil saudara, sehingga tidak ada perasaan panik. Makanya
tidak ada perkembangan. Go Mi-nam, kau harus terus bersikap seperti
itu. Lihat aku bisa seberapa baik padamu dan bisa melakukan hal bodoh
samapai langkah” kata Shin-woo tidak menyerah.
Mi-nam tidak enak, ia meminta Shin-woo tidak melakukan hal bodoh (ditolak alagi maksudnya).
”Apa
kau sekarang sudah mulai mencemaskanku? Bagus, gunakan cara seperti
ini. Pelan-pelan menghadap padaku” kata Shin-woo lagi. (duh oppa pantang
menyerah ya..).
Mi-nam merasa
tidak enak dan pergi dari sana tanpa membawa hadiah dari ibu Shin-woo.
(artinya Mi-nam benar-benar menolak Shin-woo dan juga menolak
hadiahnya).
Saat Mi-nam sudah
pergi, Shin-woo bergumam ”Dulu demi membuatmu nyaman, aku mundur
selangkah. Sekarang aku maju selangkah demi membuat diriku nyaman”.
Presiden Ahn sangat senang
sekali karena penjualan album Mi-nam sukses besar. Ia lalu ingin membuat
showcase untuk Mi-nam. Semua orang senang dan bersemangat dengan ide
itu.
Manager Ma datang ke studio
latihan A.N.Jell. Ia memberitahu kalau jadwal kepulangan Mi-nam asli
sudah dapat dipastikan yakni sehari sebelum acara showcase. Manager Ma
sangat senang sekali dengan kabar ini, tapi anak-anak A.N.Jell terlihat
tidak senang mendengarnya. Jeremy tanya seperti apa Mi-nam yang asli.
Manager Ma yang sedang gembira mengatakan kalau Mi-nam asli itu memiliki
sifat kepemimpinan seperti Tae-kyung, sifat ramah dan baik hati seperti
Shin-woo, serta sifat ceria seperti Jeremy. ”Dia ada semuanya. Jika dia
sudah pulang kalian pasti sangat panik” kata manager Ma. Anak-anak
A.N.Jell benar-benar tidak ssenang mendengar berita itu.
Di sebuah rumah sakit di Amereka
terlihat sosok Mi-nam yang sedang bersantai didatangi oleh dokter yang
mengatakan kalau ia sudah bisa pulang ke korea. Mi-nam tersenyum
mendengarnya.
Manager Ma pergi karoke bersama
Stylish Wang. Manager Ma yang sangat senang dan lega karena Mi-nam asli
akan segera kembali, dan Mi-nam palsu Mi-nam palsu sekarang berpacaran
dengan Tae-kyung. Stylish Wang kaget mendengar kalau Mi-nyu palsu
berpacaran dengan Tae-kyung. Manager Ma dengan dengan perasaan senang
menjelaskannya.
Stylish Wang bertemu dengan He-yi. Ia
memberitahu kalau ia sudah tahu bahwa He-yi hanya pacar bohongan
Tae-kyung dan pacar asli Tae-kyung adalah Mi-nam. He-yi marah karena
tidak terima dibilang seperti itu dan juga sedih karena Tae-kyung lebih
memilih Mi-nam daripada dia. Stylish Wang ketakutan, He-yi membuang
semua peralatan makeupnya dan menangis histeris.
Mi-nam bertemu Tae-kyung untuk
menunjukan bintang yang ia temukan hari itu. Tae-kyung menganggap Mi-nam
tidak begitu merinduan bintang karena ia hanya menemukan 3 bintang hari
itu.
”Sekarang bintang yang
paling aku suka bukankah setiap hari ada disampingku” kata Mi-nam
malu-malu. Tapi kemudian Mi-nam sadar dan pura-pura kalau akhir-akhir
ini ia bisa melihat bintang itu dilangit. Tae-kyung curiga ia minta
Mi-nam menunjukan bintang itu ada dimana.
”Bukankah kakak tidak bisa melihat bintang jadi tida perlu tahu bintang itu ada dimana” kata Mi-nam gugup.
”Karena
kamu terus memujinya, maka aku sudah membeli teropong bintang. Jika
menggunkan itu aku juga bisa melihatnya” kata Tae-kyung.
”Benarkah sudah membelinya?” tanya Mi-nam kaget.
”Benar, Bintang yang kamu sukai seperti apa, malam ini aku akan menemanimu melihatnya” kata Tae-kyung.
MI-nam setuju dan pamit pergi.
Tae-kyung memandang kelangit dan merasa nanti malam tidak bisa melihat bintang karena cuaca yang buruk siang itu.
”Sudahlah
bukankah bintang paling baik adalah aku. Go Mi-nam seharusnya tida
mungkin tidak melihat bintang ini” gumam Tae-kyung sendiri.
Tae-kyung kemudian mengeluarkan kalung dengan liontin bintang yang ia siapan untuk Mi-nam.
”Kalung ini menandakan aku” kata Tae-kyung sambil tersenyum.
Mi-nam bingung harus menjelaskan
bagaimana tentang bintang itu kepada Tae-kyung karena sebenarnya
bintang itu adalah Tae-kyung. Tiba-tiba presiden Ahn datang mengejutan
Mi-nam. President Ahn mengajak Mi-nam menemui produser untuk membahas
masalah showcase. Presiden Ahn dan Mi-nam akhirnya pergi ke studio.
Presiden Ahn langsung berbincang dengan produser yang sedang
mendengarkan aransemen Tae-kyung untuk lagu Mo Hwa-ran. Mi-nam mengenali
lagu itu adalah lagu ayahnya. ”Malam ini aku akan memberitahu semua
masalah ayah kepadanya“ gumam Mi-nam sendiri. Tiba-tiba ia melihat asbak
berbentuk bintang. Mi-nam senang sekali bisa menemukan bintang disana,
ia lalu mengambil asbak itu. Prodeuser berkata pada presiden Ahn kalau
ia dengar pencipta lagu itu dan Mo Hwa-ran memiliki hubungan khusus.
Perhatian Mi-nam langsung teralihkan kepada pembicaraan kedua orang itu.
Presiden Ahn membenarkan perkataan produser tadi dan berkata kalau
sepertinya hubungan mereka adalah hubungan cinta. Mi-nam terkejut
mendengarkannya dan melepas asbak yang ia pegang hingga hancur
berkeping-keping karena jatuh (seperti hati Mi-nam yang hancur mendengar
berita itu).
Dengan wajah pucat Mi-nam menemui
bibinya untuk minta penjelasan. Bibi Mi-nam berkata kalau sebenarnya ia
tidak terlalu jelas. Tapi ia membenarkan berita itu dan berkata kalau ia
menyembunyikan berita itu karena ia takut Mi-nam menyalahkan ayahnya
karena meninggalkan ibunya demi Mo Hwa-ran. Mi-nam benar-benar tidak
bisa menerima berita itu karena kemarin Mo Hwa-ran hanya berkata alau ia
hanya berteman dengan atahnya. Ia lalu pergi mencari Mo Hwa-ran untuk
bertanya lebih jauh.
Tae-kyung dengan senyum lebar terus
memandangi kalung yang ia siapkan untuk Mi-nam. Malam tiba Tae-kyung
menunggu Mi-nam di balkon mess. ”Cepatlah datang Go Mi-nam” kata
Tae-kyung sambil tersenyum.
Asisten Mo Hwa-ran berkata kalau
Mi-nam ingin menemui Mo Hwa-ran. Mo Hwa-ran yang sudah sengah mabuk
merasa Mi-nam sudah tahu hubungannya dengan ayahnya maka malam-malam
mendesak mencarinya. Mo Hwa-ran lalu merasa bahwa inilah saatnya
memberitahu Tae-kyung.
Tae-kyung mulai kesal karena menunggu Mi-nam terlalu lam. Tiba-tiba teleponnya berbunyi.
”Aku mau bertemu anak itu sekarang. Kamu kemarilah!” kata Mo Hwa-ran.
”Jangan mencampurkan aku dengan urusanmu” kata Tae-kyung.
”Kamu mengenalnya” kata Mo Hwa-ran. Tae-kyung terdiam keget.
”Oeang
yang kamu kenal, aku takut kamu merasa tidak terlalu leluasa setelah
mengetahuinya maka harus memberitahumu terlebih dahulu” kata Mo Hwa-ran.
”Orang yang aku kenal! Siapa?” kata Tae-kyung.
”Wanita yang bernama Go Mi-nyu, kemarilah melihatnya” kata Mo Hwa-ran.
Tae-kyung bagai tersambar petir, terdiam kaku.
Mi-nam menemui Mo Hwa-ran. Tae-kyung
mencari identitas Mi-nam dikamarnya. Tae-kyung menemukan foto keluaga
mI-nam dan juga foto ibunya. Tae-kyung kaget melihatnya, ia lalu membaca
tulisan dibalik foto itu.
”Kakak
selamat ulang tahun. Kamu adalah fans Mo Hwa-ran, ini adalah hadiah
ulang tahunmu” tulis Mi-nam. Tae-kyung memikirkan sesuatu.
Di hotel.
”Bukankah kau bilang hunganmu dangan ayahku adalah teman. Benarkah itu? Katakan yang jelas kepadaku!” kata Mi-nam.
”Awalnya ingin menyembunyikannya. Tapi bukankah kau sudah tahu makanya datang kemari” kata Mo Hwa-ran.
”Aku mohon beritahu aku ini bukan kenyataan” kata Mi-nam sedih.
”Tidak hanya teman tapi ada hubungan pasangan kekasih yang teramat sulit untuk dilupakan” kata Mo hwa-ran.
Tae-kyung sampai di hotel dengan perasaan marah yang meluap-luap (hehe lebay ya aku..).
”Karena kalian saling mencintai
makanya ayah meninggalkan ibu kami. Kamu juga meninggalkan Huang
Tae-kyung. Benarkah?” tanya Mi-nam.
”Apa! Kamu dari awal sudah tahu masalah Tae-kyung adalah anakku” kata Mo Hwa-ran kaget.
”Mengetahui
kamu melukai orang yang paling harus dihargai di dunia ini (Tae-kyung).
Cinta yang dikatakan orang seperti ini. Aku tidak bisa mempercayainya”
kata Mi-nam.
Mo Hwa-ra terus melihat Mi-nam.
”Itu bukan cinta!” kata Mi-nam kesal.
Mo
Hwa-ran tertawa kemudain berkata ”Kata-kata yang sama yang dulu ibumu
ucapakan. Ia tidak percaya ayahmu bisa kembali kesampingku lagi”.
Mo Hwa-ran berdiri untuk mengambil minumannya yang habis.
”Karena
kamu meninggalkan semabarangan... orang yang sembarangan memperlakukan
orang lain, makanya aku tidak dapat mempercayaimu. Algipula aku juga
tidak percaya ayahku memncintai orang sepertimu” kata Mi-nam kesal.
Mo Hwa-ran menatap Mi-nam tajam kemudian mengambil cd yang dibuat Tae-kyung.
”Apakah tetap tidak percaya walaupun di sini ada buktinya” kata Mo Hwa-ran sambil menunjukan cd itu.
”Lagu
yang diciptakan Tae-kyung untukku adalah lagu yang diciptakan ayahmu
untuk memanggilku kembali. Lagu yang diciptakan ayahmu, aku yang
menyanyikan. Maka ibumu pergi setelah mengakuinya” kata Mo Hwa-ran tak
kalah kesal.
”Kau berbohong..” kata Mi-nam sedih.
”Semua sudah jelas” teriak Mo Hwa-ran kesal.
”Kenapa, apa kamu tidak ingin
mengakuinya. Anakku Tae-kyung walaupun tidak paham tapi sudah
mengakuinya. Makanya ia mengaransemen ulang lagu ini untukku. Aku pernah
bilang padanya bahwa aku pernah melihat kalian waktu kecil. Jika ayahmu
tidak begitu cepat meninggal. Aku ada kemungkinan menjadi ibumu.
Tae-kyung juga tahu hal ini. Aku juga pernah berpikir mengganti menjaga
dia dengan menjaga kalian. Apa kau tidak pernah mendengarnya dari
bibimu?” tanya Mo Hwa-ran.
”Mengganti?” kata Mi-nam kaget.
”Benar.
Tae-kyung juga tahu hal ini. Aku akan memperlakukan kalian dengan baik.
Aku sudah memberitahu dia semuanya. Tapi kamu tidak mengatakan
kapadanya Tae-yung kalau kamu adalah anak Go Jaeh-yun?! Apa kau
memberitahu dia kalau kau mengetahui dia adalah anakku?!” kata Mo
Hwa-ran tersenyum senang.
Mi-nam hanya diam.
”Sampai
ini juga tidak dikatakan, jadi apsti kamu juga tidak bilang kalau au
tahu kamu adalah seorang wanita” kata Mo Hwa-ran lagi.
”Bukan ingin menyembunyikannya. Tapi aku baru akan mengatakannya” kata Mi-nam.
Mo Hwa-ran tertawa dan berkata ”Coba saja katakan padanya. Lihat dia percaya atau tidak”.
Tiba-tiba terdengar pintu
terbuka, ternyata Tae-kyung sudah datang. Mi-nam kaget melihat
Tae-kyung. Tae-kyung menatap Mi-nam tajam kemudian menatap ibunya. Mo
Hwa-ran mendekati Mi-nam dan memperlihatkannya pada Tae-kyung sambil
berkata “Anak ini adalah anak dari pria yang aku cintai”.
Tae-kyung menatap Mi-nam tajam.
“Dia bilang bukan ingin menyembunyikan darimu tapi baru mau mengatakannya kepadamu” kata Mo Hwa-ran lagi.
Tae-kyung tidak percaya apa yang ia dengar dan langsung pergi dari sana.
Mi-nam cemas dengan perasaan Tae-kyung tapi ia tidak bisa berlari mengejarnya.
“Lihatkan
dia lebih percaya kapadaku. Apa kau sekarang tidak bisa mengakui
keberadaanku? Sama seperti ibumu. Kamu juga mengakulah dan menyerahlah”
kata Mo-Hwa-ran.
Mi-nam berpikir sebentar kemudian lari keluar mengejar Tae-kyung.
Wartawan Jing mulai merangkai
kemungkinan-kemungkinan dari foto yang ia dapat. Setelah berpikir cukup
lama, ia jadi yakin kalau Mi-nam dan Mi-nyu adalah orang yang sama
karena jika Mi-nam ada maka Mi-nyu tidak ada, begitu sebaliknya jika
Mi-nyu ada maka Mi-nam tidak ada. Wartawan Jing mencoba mengkomfirmasi
itu sama He-yi. Tapi He-yi tidak mau berhubungan dengan A.n.Jell lagi.
Wartawan Jing memaksa jika He-yi berkata jujur kepadanya ia tidak akan
melibatkan He-yi dengan masalah ini. He-yi tanya masalah apa. Wartaman
Jing beranya apa Mi-nam dan Mi-nyu adalah orang yang sama. He-yi hanya
kaget mendengarnya.
Di studio president Ahn berbicara
dengan Shin-woo. Ia minta Shin-woo mengatur agar wartawan Jing bisa
bertemu Mi-nam dan Mi-nyu sekaligus. Shin-woo mengeti dan pergi dari
sana.
Saat akan pergi ia melihat
Tae-kyung baru saja datang ke studio. Dan ta lama kemudian ia melihat
Mi-nam berlari mengejar Tae-kyung sambil sedih. Mi-nam berhasil mengejar
Tae-kyung. Ia minta Tae-kyung mendengar penjelasannya terlebih dahulu.
Tae-yung meminta Mi-nam menjawab pertanyaannya terlebih dahulu baru ia
mau mendengar penjelasan Mi-nam.
“Dari kapan kau mengetahui hubunganku dengan ibuku?” tanya Tae-kyung.
”Sejak ulang tahunmu” kata Mi-nam sedikit takut.
”Mulai
saat itu? Hah.. tidak aneh setiap kali merasa pusing karena masalh
ibuku, kau selalu ikut campur, ternyata semua ada alasannya” kata
Tae-kyung kesal.
”Dari kapan kau tahu lagu yang aku aransemen ulang adalah lagu ciptaan ayahmu?” tanya Tae-kyung .
”Beberapa waktu yang lalu baru tahu” kata Mi-nam masih ketakutan.
”Apa mulai saat itu kau bertemu dengan ibuku?” tanya Tae-kyung lagi.
”Benar” kata Mi-nam sambil menunduk.
”Ibuku
bilang karena terlalu mencintai ayahmu, maka meninggalkanku dan menjadi
ibumu. Apa kau juga sudah mendengarnya?” tanya Tae-kyung.
”Hari ini aku baru mendengarnya, aku...” kata Mi-nam tapi dipotong Tae-kyung yang sudah marah.
”Dia bilang waktu kecil hubungan kalian baik bahkan oa membuat kue untuk kalian. Apa kau ingat?” teriak Tae-yung marah.
Mi-nam kaget dan ketakutan. Ia hanya bisa diam.
”Seterusnya
kalian bersamalah dengan baik-baik. Tapi jangan menggabunganku” kata
Tae-kyung kesal. Ia kemudian pergi dari sana, Mi-nam berusaha mencegah.
”Dengarkan kata-kataku dulu” kata Mi-nam sambil memegang tangan Tae-kyung.
Tae-kyung
menghempaskan tangan Mi-nam dengan kasar dan berkata ”Jangan muncul
dihadapan mataku dan sekitarku. Aku tidak ingin melihatmu”.
Tae-kyung naik kelantai atas. Mi-nam terjatuh kelantai sambil menangis histeris sambil melihat Tae-kyung pergi.
Tae-kyung sendiri setelah samapi diatas bersembunyi dibalik kolom dan juga menangis karena hal itu.
Di sisi lain Shi-woo melihat hal itu semua sejak tadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar