Kotoko terkejut melihat kedatangan Sahoko dan kakeknya. Ayah Naoki berdiri dan berterima kasih karena sudah datang. Ibu dan ayah menunduk.
Naoki memandang ibunya dengan dingin, karena itu aku mengundangnya.
Kotoko tampak menelan ludah.
Sahoko seperti biasa tampak anggun *tapi aku muak melihat wajahnya T_____T" gomen~*
Ayah menyapa Sahoko. Ayah Kotoko berdiri dan mempersilahkan Mereka duduk. Kotoko juga berdiri.
Kotoko dan ayahnya terpaksa pindah karena Naoki duduk dekat Sahoko. Tapi kemudian Kotoko baru menyadari tak ada kursi tersisa untuknya T_____________________T"
Kotoko bingung mau duduk dimana. Ia melihat-lihat dimana yang kosong, sayang sekali tak ada tempat. Akhirnya ia mengambil kursi di ruang makan :'( *poor Kotoko*
Sahoko memberikan sesuatu pada ayah dan ibu Naoki sementara Kotoko akhirnya bisa duduk juga diantara ibu dan ayah Naoki.
Yang dibawa Sahoko adalah bekal buatan sendiri. semuanya kagum dengan keahlian masak Sahoko, termasuk Kotoko yang hanya bisa menelan ludah.
Ibu meminta ayah jangan berlebihan, karena mereka juga punya masakah koki profesional. Kotoko tersenyum saat ibu masih mengingat ayahnya.
Tapi setelah ibu menggigit masakah Sahoko, ia tak bisa bilang apa-apa lagi, masakah Sahoko memang enak.
Kasian Kotoko yang hanya tersenyum pahit. Bahkan ayahnya seperti memuji masakah Sahoko juga. Dan Naoki makan masakan Sahoko dengan tenang.
Kotoko beneran tak tahu harus ngapain. Ia beneran kalah dari Sahoko, dan lagi ia hanya bisa mematung.
Ayah Kotoko bertanya dari mana Sahoko belajar memasak, Sahoko menjawab kalau ia belajar dari ibunya. Ayah Kotoko memuji kemampuan ibu Sahoko.
Kali ini Kotoko tak tersenyum lagi, ia memandangi Sahoko dan Naoki bergantian, ia menunduk sedih. Aku rasa dalam hatinya ia berfikir kalau Naoki dan Sahoko ini memang serasi.
Akhirnya hanya Kotoko yang tak bersuara di rumah itu, ia hanya mendengarkan, dan makan dengan lucu *tepatnya kawaiiii*
Tapi reaksi Tuan Oizumi agak aneh, bahkan menghela nafas. Semuanya heran.
Tuan Oizumi mengataakn kalau ia hanya mendengar ibu sangat menyukai Kotoko, jadi ia penasaran pada Kotoko.
Kakek menatap Kotoko dengan tatapan aneh dan Sahoko menegur kakeknya yang kurang sopan. Sementara itu Kotoko tak peduli dengan hal itu dan terus tersenyum dengan mulut penuh makanan.
AIGOOOO!!!! Lihatlah wajah Naoki saat kakek-kakek menggoda Kotoko, Naoki tampak marah deh.
Semuanya tertawa. Kotoko ikutan tertawa dan mengatakan kalau ia sangat tersanjung.
Tapi kemudian Sahoko bicara dan mengajak Kotoko bicara diluar. Kotoko sempat terkejut. Sahoko mengatakan ada sesuatu yang ingin ia bicarakan dengan Kotoko.
Kotoko mengerti dan tersenyum dengan mulut penuh makanan, HAHAHHAHAHHA. Suka deh gaya Kotoko :D
Sahoko minta maaf karena kakeknya tak sopan pada Kotoko. Tapi KOtoko memang gadis yang tidak akan mempermasalahkan hal seperti itu, ia mengatakan jangan khawatir, aku tidak terganggu.
Sahoko mengatakan kalau sejujurnya ia dan kakeknya iri pada Kotoko.
Kotoko terkejut, kenapa?
Sahoko berkata, karena kau tinggal bersama Naoki-san lebih dari dua tahun. Dan lagi ibu Naoki menyukaimu. Karena itu aku iri padamu, Kotoko-san.
Kotoko hanya bisa tertawa merasa tak enak hat pada Sahoko. Kotoko terdiam dan melirik Sahoko, ia akhirnya bertanya, Sahoko-san, kenapa kau suka Irie-kun?
Sahoko teringat kembali pertemuan pertamanya dengan Naoki.
Sahoko mengatakan kalau Naoki itu pria yang baik. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya. Tapi aku tidak menyangka kalau itu adalah Naoki-san.
Kita bisa melihat kesedihan terpancar dari wajah Kotoko.
Sahoko masih bercerita sambil tersenyum tulus, Jadi saat aku bertemu dengannya lagi, aku terkejut sekali. Kurasa itu takdir.
Dan Kotoko teringat saat ia pertama kali melihat Irie di acara penerimaan murid baru saat SMA. Juga kenangan-kenangan selama 2 tahun bersama Naoki.
Sahoko heran, kau berharap kau menemuinya?
Kotoko sadar dan memperbaiki kalimatnya, Oh Tidak, aku berharap aku bertemu dengan seseorang.
Kotoko dan Sahoko sama-sama tersenyum.
Sahoko kemudian berkata lagi kalau sebenarnya ia ingin membatalkan pertemuan perjodohan itu. Karena ia merasa ini terlalu cepat, ia masih kuliah. Tapi kakeknya meminta setidaknya menemuinya. Dan ingin ia menghadiri pertemuan.
Sahoko kemudian tersenyum geli sendiri, Meskipun aku tak pernah menyangka hal ini akan terjadi. Hidup ini aneh ya?
Kotoko tersenyum, benar sekali.
Kotoko terkejut, kenapa?
Sahoko berkata, setiap kebaikan Naoki-san padaku, aku merasa Naoki-san yang sebenarnya semakin jauh. Aku merasa aku tak bisa mengerti apa yang benar-benar ia pikirkan. Aku kehilangan percaya diri. Aneh ya?
Kotoko memperhatikan Sahoko yang sedang mengutarakan isi hatinya. Sahoko memang tampak seperti takut kalau Naoki selama ini tak tulus padanya.
Sahoko terkejut dengan jawaban Kotoko.
Kotoko mengatakan kalau itu sama sekali tidak aneh. Saat kau jatuh cinta pada seseorang, kau akan merasakan hal itu. Meskipun kau bertekad tidak menyerah, sedikit demi sedikit kau akan kehilangan rasa percaya dirimu. Sahoko-san cantik dan pendiam. Jika gadis sempurna sepertimu merasakan itu, gadis lain akan lebih merasakannya.
Sahoko tampak lebih baik setelah mendengarkan pendapat Kotoko. Kotoko tersenyum dan berkata lagi, Tapi jika dia baik padamu sedikit saja, kau akan bahagia dan berharap hal lebih akan terjadi. Kau akan jadi orang paling bahagia di dunia. Tapi jika dia cuek padamu, kau akan takut dan kau merasa dia membencimu. Begitulah perputarannya tanpa akhir. KAu akan merasa kau harus melakukan yang terbaik. Tapi perasaanmu selalu naik turun.
Sahoko memandangi Kotoko dengan tatapan aneh. Seolah ia tahu kalau itu adalah pengalaman Kotoko.
Sahoko bertanya, Kau juga pernah jatuh cinta dengan seseorang, Kotoko-san?
Kotoko membantahnya dan mengatakan kalau itu tak seperti yang dipikirkan Sahoko.
Kotoko tersenyum.
Sahoko heran, kenapa kau bisa yakin?
Kotoko tertawa, ia juga bingung dan mengatakan kalau ia tak bisa menjawabnya.
Dengan yakin Kotoko mengatakan kalau perasaannya memang mengatakan begitu, bahwa Naoki jatuh cinta pada Sahoko. Ia meminta Sahoko untuk yakin.
Kakek mengajak Sahoko untuk naik ke mobil. Tapi Sahoko mengatakan ia masih ingin bicara dengan Naoki.
Kakek bertanya apa Naoki keberatan. Naoki tentu saja menjawab tidak, ia mengatakan ia akan memastikan Sahoko pulang dengan selamat.
akhirnya kakek pulang sendiri.
Ibu sangat kesal melihat Sahoko. Mereka bahkan memandangi kepergian Sahoko dan Naoki.
Ayah tertawa dan meminta istrinya jangan begitu.
Ibu masih saja tak setuju dengan pertunangan ini dan bertanya lagi apakah ayah yakin akan hal ini.
Ayah menghela nafas dan mengatakan kalau Naoki sudah memutuskannya. Mereka tak bisa apa-apa.
Ibu beneran kelihatan sedih, tak tahu harus bagaimana,
Ibu merasa tak enak pada Kotoko. Tapi Kotoko mengatakan tak apa-apa, karena tinggal sedikit lagi. Kotoko meneruskan mencuci piringnya sambil tersenyum.
Ibu masih belum beranjak dan memandangi Kotoko.
Ibu berdiri di hadapannya dengan wajah sedih seperti akan menangis. Ibu kemudian meminta maaf pada Kotoko. Ibu bahkan sampai membungkuk :'(
Kotoko sangat terkejut. Ia membelalakkan matanya.
Ibu mengatakan kalau ia selalu berkata mereka akan menjadi satu keluarga. Tapi malah terjadi hal seperti ini. aku mencoba mendukung kalian berdua. Tapi akhirnya aku melukai perasaanmu. Aku merasa tidak enak atas apa yang terjadi.
Ibu menangis dengan sedih. Kotoko melihat ibu dan mulai berwajah sedih juga. Tapi Kotoko masih berusaha kuat dan mengatakan kalau semuanya bukan salah ibu.
Ibu mengatakan bagaimana pun ia masih belum menyerah pada Kotoko.
Kotoko akhirnya memaksakan diri untuk tersenyum. Ia berterima kasih.
Ibu benar-benar tersentuh. Ia menggenggam tangan Kotoko dan tak tahan lagi untuk menangis sekeras-kerasnya, ibu akhirnya meninggalkan Kotoko dan berlari ke kamar.
Kotoko hanya bisa menghela nafas dan merelakan semuanya kali ini.
Kotoko mengiyakan. Naoki akan naik ke lantai dua, saat di tangga, Kotoko memanggilnya.
Naoki melihat Kotoko di bawah. Kotoko yang mendongak mengatakan dengan tulus kalau Sahoko benar-benar orang yang baik.
Naoki berkata, Dia cantik kan? Dia juga hebat memasak.
Kotoko hanya tertawa sambil mengatakan itu, meski nada suaranya menunjukkan ia juga sedih. Pada akhirnya ia bahkan membalikkan badan membelakangi Naoki.
Naoki mengomentari dan mengatakan kalau Kotoko juga harus mencari pacar yang baik.
Tanpa tahu bagaimana perasaan Kotoko, Naoki naik ke lantai dua dengan kejam.
T_____________T"
*marri menangis bersama-sama :'(*
Kotoko memang tak dapat menyembunyikan kesedihan hatinya sebagaimana pun ia mencoba ceria. Saat ia akan membersihkan restoran, ayah memanggilnya. Ayah mengatakan ada yang harus ia bicarakan sebelum bekerja.
Kotoko cukup kaget mendengarnya.
Ayah mengingatkan Kotoko mengenai kemarin. Naoki serius soal pernikahannya. Jika sudah begitu, mereka tidak boleh lagi tinggal dirumahnya. Lagi pula tuan Oizumi juga pasti merasa tidak enak. Jika mereka masih disana, Naoki dan Sahoko tak akan bisa menikah.
Jadi ayah mengajak Kotoko pindah ke rumah baru, tak masalah jika rumah itu tua atau kecil.
Kotoko tampak sedih dengan hal itu. Bagaimana pun ia tetap mengerti.
ayah tak tahu harus bagaimana, ia mengatakan ia juga tahu rasanya.
Kotoko masih menangis dan berkata, aku sungguh lemah, ya? Biarpun sakit yang aku rasa, aku sudah berjanji pada diriku akan terus mencintai Irie-kun. Tapi.....
Ayah menggeleng dan mengatakan penting untuk tahu kapan waktunya berhenti. Itu kesempatan besar membuat Naoki-kun merasa kau gadis yang menarik.
Ayah mencoba menghibur hati puterinya yang terluka. Tapi KOtoko tetap tak bisa menghentikan air matanya.
akhirnya ayah menepuk Kotoko dan menyuruhnya segera melupakan Naoki.
Di luar, Kin Chan mendengarkan semuanya. Kin Chan juga merasakan kesedihan Kotoko. Tapi matanya menunjukkan kali ini ia akan melakukan hal yang serius.
"Sudah berapa banyak harapan yang aku ucapkan pada bintang jatuh. Tapi mulai dari sekarang, aku harus berhenti membuat harapan."
Kotoko menghela nafas. Ia terlihat sedih dan mulai menunduk, melanjutkan langkahnya.
Ibu merajuk, tapi aku harus bagaimana? Hari ini hari pertunangan Naoki. Ini hari terburuk yang pernah ada dalam hidupku.
Ibu seperti akan menangis. Ayah menenangkan ibu, ayah mengatakan kalau ia juga tak ingin membuat ibu tertekan tapi mau bagaimana lagi. Kita akan adakan upacara pernikahan dan resepsi.
Ibu histeris menutup telinganya dan menyuruh ayah tidak mengatakan hal seperti itu, karena ia mau menangis mendengarnya.
Setelah semuanya pergi, Kotoko keluar dari dapur dan memandangi kepergian mereka.
Sayangnya Kotoko lagi nggak mood buat terkejut.
Kotoko hanya mengucapkan, Ohayo dan dibalas oleh Kin Chan.
Lalu keduanya pergi ke lokasi kencan tujuan mereka, meninggalkan tempat itu.
-tempatnya keren, tulisannya LOVE-
LOL. Wajah mami nggak berubah, beneran menunjukkan tidak suka pada Sahoko. Ibu bahkan nggak mau lama-lama memandangi wajah sahoko.
Sahoko dan Naoki gantian mengatakan Aku menerimanya dengan senang hati, Aku bagaia menerima ini selamanya.
Mereka berdua terlihat cukup canggung kali ini. Lebih tepatnya Kin Chan tak tahu bagaimana membuat Kotoko merasa nyaman dan Kotoko sama sekali tak menikmati kencannya.
Tiba-tiba langkah Kotoko terhenti.
"Saat ini, Irie-kun......"
*Hikkkkkzzzzz, padahal kan tadi mereka ngomongin makanan, ketahuan deh Kotoko dari tadi mikirin hal lain*
Kelihatan sekali keceriaan Kotoko dibuat-buat.
Kotoko terus bicara sambil berjalan meninggalkan Kin Chan. Kin Chan tahu apa yang terjadi pada Kotoko, ia sama sekali tidak tersenyum.
Tiba-tiba Kin Chan bicara : Kita Menikah.
Kin Chan memandangi Kotoko. Kin Chan melangkah mendekati Kotoko.
Kin Chan : Kita Menikah.
Kotoko terkejut, bagaimana kau tahu?
Kin Chan tersenyum, sudah ku bilang. aku tahu apa yang kau pikirkan.
Kin Chan resmi melamar Kotoko.^^
Kotoko tampak terkejut. Ia tak bisa bicara apa-apa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar