Di rumah keluarga Irie, ada pesta perayaan selametan Naoki & Kotoko yang masuk tahun kedua di Universitas.
Naoki dan Kotoko mengucapkan terima kasih sudah membuat pesta untuk mereka. Iri-chan mengatakan ini sekalian pesta Yuuki yang sekarang kelas 5 SD, tentu saja akan memikirkan persiapan masuk SMP dan juga Ujian nasional.
Yuuki mengatakan dengan Yakin kalau ia ingin masuk ke Tonan seperti kakaknya dan tentu saja ia juga akan masuk ke A dan menjadi top student seperti kakaknya -wkwkwkwkwwkwkww, lucu deh liat Yuuki-
Semua senang mendengar hal itu. Lalu mereka duduk dan mulai makan sambil ngobrol.
Ibu mengungkapkan kekhawatirannya, karena Naoki hidup sendiri, ia tak tahu apakah Naoki cukup makan vitamin dan kalsium, wkwkkwkw.
Iri-chan tertawa dan mengatakan kalau Naoki bukan anak-anak lagi. Iri-chan kemudian meminta Chanpagne pada istrinya.
-Aku jadi keinget waktu Kotoko pindah rumah, mami NAoki jadi frustasi, tapi waktu Naoki pindah maminya ga terlalu frustasi, sebenarnya yang mana yang anaknya, HAHHAHAHAHHAH, tiba-tiba kepikiran-
Naoki tampak memikirkan perkataan Kotoko. Tapi aku merasa raut wajah Naoki malam itu agak berbeda.
Yuuki mengatakan kalau ia akan baik-baik saja karena ia akan tumbuh tinggi. Itu tak seperti dadamu akan menjadi besar atau sesuatu yang lain.
Kotoko kesal dengan kata 'dada' dan melihat dadanya sendiri dengan kikuk. Ia pura-pura memukul Yuuki dan Yuuki pura-pura kena serangan. Yuuki dan Kotoko tampak sangat akrab, beda sekali dengan dulu^^ dan lagi Yuuki ga manggil Kotoko dengan kata 'baka-kotoko' lagi :D
Ayah Kotoko mengatakan kalau ia merasa tak enak menjadi bagian dari keluarga Irie.
Ibu mengatakan, apa maksudmu? Kau sudah seperti keluarga bagi kami.
Iri-chan juga setuju. Ibu mengingatkan kalau ia juga belum menyerah mengenai Naoki dan Kotoko.
Kotoko tertawa dan menatap Naoki. Sementara Naoki diam saja, stay cool man!!!!
Kotoko menghentikan senyumannya melihat Naoki diam saja.
Yuuki juga setuju dengan hal itu, ia ingin Naoki kembali ke rumah mereka.
Ibu tambah excited, Lalu Kotoko-chan dan Naoki bisa menikah dan kita bisa menjadi sebuah keluarga sebenarnya!
Semuanya tertawa, ibu paling bahagia tentunya.
Naoki terlihat kesal, Apakah kau mabuk, ibu? Kau terlalu banyak bicara.
Ibu mengatakan kalau ia tidak mabuk, ia bertanya, benar kan Kotoko-chan?
Kotoko tersenyum dan mengatakan kalau ia terlalu muda untuk menikah.
Tapi ibu tak setuju dengan hal itu, kau bilang apa? Ketika aku dan suamiku menikah, umurku sama denganmu, 19 tahun. Kau tidak terlalu muda untuk menikah.
Kotoko tersenyum, ia menatap Naoki lagi.
Naoki berjalan melewati Kotoko.
Kotoko berfikir, "Benar juga, aku hanya pengganggu bagi Naoki."
Kotoko sedih memandangi kepergian Naoki.
Naoki berbalik dan mengikuti perintah ayahnya ke ruang kerja. Ia ingin istrinya juga ikut. Mereka meninggalkan Kotoko, Yuuki dan Ai-chan disana.
Ayah bertanya pada Naoki, Apa yang kau pikirkan tentang masa depanmu? Aku ingin kau mengatakan apa yang benar-benar ingin kau lakukan. Aku yakin kau sudah tahu ini. Aku berfikir untuk membuatmu menjadi pewaris perusahaan. aku ingin kau muali bekerja di perusahaan setelah kau lulus kuliah.
Ibu terlihat senang dan mengatakan kalau ia setuju.
Ayah melanjutkan meski Naoki masih memasuki tahun keduan di Universitas, akan lebih baik jika mulai belajar tentang perusahaan. Misalnya saat liburan panjang seperti liburan musim panas ia akan mengajarkan Naoki tentang perusahaan. Ia juga ingin mendengar pendapat Naoki tentang manajemen perusahaan.
Naoki terdiam.
Ayah Kotoko lalu menyuruh KOtoko membawakan teh untuk mereka.
Kotoko mengerti.
Kotoko masuk ke sebuah ruangan, tapi belum ruangan itu. Ia mendengar ibu membicarakan mengenai Naoki yang butuh waktu memikirkannya, tentang perusahaan juga tentang Kotoko-chan.
Kotoko terkejut namanya di sebut.
Naoki tampak kesal dengan hal itu.
Ibu mengatakan ia tidak memilih Kotoko secara acak untuk NAoki. Jika Naoki mengambil alih perusahaan ayah, ia pikir Kotoko akan menjadi istri ideal Naoki.
Iri-chan mengatakan memang butuh kerja keras untuk mengelola perusahaan dan kau juga akan membutuhkan dukungan keluarga. Jadi kau butuh seseorang yang peduli padamu, yang mendukungmu dan juga dicintai oleh orang disekitarmu. Kau harus menikah dengan orang seseorang karena kau mencintainya. Dalam hal ini aku juga berfikir kalau Kotoko-chan adalah istri yang ideal untukmu.
Kotoko diluar terlihat malu-malu kucing, wkkwwkwwkkw.
Ayah bertanya, Bagaimana pendapatmu NAoki?
Naoki mulai angkat bicara, 'Apa pendapatmu?' Kalian berdua hanya bisa memaksakan hal yang kalian inginkan. Tapi kalian membuat seolah memberikan aku pilihan.
Ibu terkejut mendengarnya. Sementara ayah menunduk.
Kotoko yang ada di luar juga terkejut.
Ibu terkejut, Kotor? Onii-chan, kenapa kau mengatakan hal seperti itu pada ayahmu? Ayahmu peduli padamu dan ....
Naoki memotong perkataan ibunya, Dia tidak peduli padaku. Dia hanya peduli pada dirinya sendiri.
Ibu terlihat khawatir, Bagaimana kau berani bicara seperti itu?
NAoki juga marah pada ibunya, Kau juga begitu ibu, hanya karena kau menyukai Kotoko, kau mengabaikan perasaanku, kau selalu mencoba membuat kami menjadi pasangan.
-lha? bukannya Naoki suka Kotoko yak?-
Sementara ibu mengatakan kalau Naoki terlalu cepat mengambil kesimpulan dari semuanya.
Naoki makin kesal, ia minta ibunya berhenti bicara. Bukan hanya pekerjaan, tapi ia bahkan tak bisa memilih siapa yang ia cintai.
Naoki lalu bangkit dari tempat duduknya dan berteriak, Itu sebabnya aku tak mau tinggal di rumah ini. Rumah ini membuatku merasa terikat!
Ibu tak bisa lagi menahan amarahnya, ia bangkit dan menampar Naoki, plak!
Kotoko yang ada di luar merasa khawatir. IA mendengar suaranya dan wajahnya yang lucu memperlihtakan ia tak tahu apa yang harus ia lakukan.
Naoki , melihat Kotoko tapi tak memperdulikannya dan pergi. Kotoko masih terkejut dan malah minta maaf. Kotoko segera meletakkan nampannya dan mengeja Naoki.
Kotoko mengatakan tidak ada yang terjadi.
Ia melihat jaket Naoki masih di gantung dan mengambilnya. Kotoko kemudian mengejar Naoki.
Naoki mengatakan ia ingin berjalan-jalan.
Kotoko bingung dan memandang ke arah rumah Irie, kemudian ia mengikuti Naoki.
Kotoko mengatakan ia yang harusnya minta maaf karena menguping pembicaraan,.
Mereka terdiam dan terus berjalan. Kotoko mengatakan ia pikir saat itu ibu hanya kehilangan akal, makanya ia menampat Naoki. Kau juga lihat, biasanya kau tidak bicara banyak. Kau juga tidak mengatakan pada yang lain apa yang kau pikirkan. Itu sebabnya orang tua merasa khawatir. Karena mereka tak tahu apa yang kau inginkan, mereka merasa frustasi dan gugup. Jadi, apapun yang terjadi, kedua orang tuamu sangat peduli padamu. Tak ada yang salah dengan itu.
Naoki kemudian mulai bicara, KAu pernah bilang sekali, bahwa kau masuk ke Universitas untuk menemukan apa yang ingin kau lakukan dalam hidupmu.
Kotoko mengiyakan. Naoki menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Kotoko, apa kau sudah menemukannya?
Kotoko tersenyum dan mengatakan, Sangat sedih untuk mengatakan bahwa aku belum menemukannya.
Kotoko menatap Naoki dan berkata dalam hati, "Aku tidak pernah memikirkan apapun selain Naoki".
Kening Kotoko mengkerut melihat Naoki memandanginya. Ia mengatakan kalau ia merasa sangat sedih.
Naoki diam saja, ia memandangi sekitar, lalu memilih sebuah jalan. Kotoko mengikutinya.
Naoki berkata kalau Kotoko benar. Kotoko mengatakan kalau ia berfikir Naoki orang yang luar biasa. Jika ayahku menyuruhku meneruskan restorannya seperti yang dilakukan ayahmu, aku mungkin akan mendnegrakannya. Tapi kau tidak mendengarkan ayahmu, jadi....
Kotoko masih melanjutkan kata-katanya, JAdi, tidak hanya mengenai pekerjaanmu tapi tentang siapa yang kau sukai, kau tidak harus mendengarkan orang tuamu.
Kotoko mengatakannya dengan sedih, ia teringat saat Naoki marah di rumah mengenai orang tuanya yang memilihkan calon istri untuknya.
Kotoko berkata, Kau harus memilih siapa yang kau sukai, tang terbaik untukmu. Tidak ada alasan untuk menyukai seseorang. Meskipun setiap orang di sekitarmu menyuruhmu melakukan sesuatu, kau tak bisa bersama seseorang jika kau tidak menyukainya. Irie-kun, kau harus menemukan seseorang yang benar-benar kau sukai dan berbahagia..........
Kotoko terkejut, ia tak mengerti.
Naoki menatap Kotoko, Aku berfikir mengikuti tes selanjutnya untuk transfer ke jurusan Kedokteran. Aku tak yakin aku cocok untuk itu, Tapi aku ingin belajar sebaik-baiknya.
Naoki kemudian berjalan lagi.
Naoki berkata, menjadi seorang dokter adalah pekerjaan pertama yang menarik dalam hidupku.
Mereka berdua berhenti di lampu merah penyeberangan. Kotoko bertanya, Kenapa kau tidak mengatakannya pada ayahmu?
Naoki berkata, sampai beberapa saat yang lalu, aku masih belum yakin tentang itu.
Kotoko bingung, beberapa saat lalu? JAdi kapan kau memutuskannya?
Naoki tanpa melihat Kotoko dan berusaha tetap cool mengatakan, Saat kita berjalan sambil ngobrol. Aku pikir.
-KYAAAAAAAAAAAAAA, NAoki kelihatan malu tuh :)-
Naoki melanjutkan kalau ia tak ingin mengatakan hal ini pada orang tuanya.
Kotoko bertanya, kenapa?
Naoki menjawab, aku ingin mempersiapkan untuk itu, aku akan munggu sampai aku siap mengambil tindakan nyata. Jadi, Kotoko, jangan katakan hal ini pada siapapun, oke?
Kotoko mengerti.
-cie cieeeeee, rahasiaan ^^-
Kotoko ternyata juga penasaran, tapi, kenapa kau mengatakan hal penting seperti ini padaku?
Naoki dengan dingin mengatakan kalau ia juga tak yakin kenapa.
Kotoko diam saja, tapi ia kemudian tersenyum senang. Lalu terdengar suara kereta api dan Kotoko melihat hal yang menarik dan berlari ke depan.
YAps, mereka berdua tiba di stasiun, dekat stasiun. Mereka ada seperti di dekat jembatan, sialnya keretanya berjalan di bawah mereka.
Naoki mengatakan kalau ia pikir itu berarti ada banyak jalan untuk mencapai satu tujuan. Seperti kau membuat jalan memutar, tapi siapa tahu dalam perjalanan itu kau menemukan sesuatu yang lebih penting.
NAoki meneruskan langkahnya dan Kotoko mengikutinya sambil berfikir.
Lalu kemudian Naoki berbalik dan mengucapkan selamat tinggal pada Kotoko, Bye, Kotoko.
"Hal yang penting seperti itu, kenapa ia hanya mengatakannya padaku?"
Ayah menenangkan ibu dan mengatakan karena mereka adalah keluarga, tak apa-apa jika sesekali mereka bertengkar.
Tapi ibu tetap merasa kalau ia keterlaluan.
Ayah terlihat sesak nafas, ia berusaha berdiri dan mengatakan kalau ia juga ingin mengatakan hal ini pada Naoki. Sebenarnya...................
Tiba-tiba ayah memegang dadanya, ia kesakitan. Ibu terkejut melihat ayah begitu.
Tiba-tiba ayah terjatuh sambil memegangi dadanya, ibu panik dan memanggil-manggil Naoki. Ia minta ayahnya bertahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar