NAoki tiba di apartemennya dan membuka pintu. Dan mereka masuk.
Kotoko akhirnya masuk ke apartemen yang selama ini membuatnya penasaran. Kotoko masih di pintu dan melihat-lihat apartemen itu.
Naoki memperhatikannya sejak tadi dan menegur Kotoko untuk tidak menatap semua yang ada di apartemennya, aHAHAHAHAHA.
Kena deh Kotoko!
"Ini adalah apartemen dimana Irie-kun tinggal. Aku ada di kamar Irie-kun dan kami hanya berdua saja".
Awalnya Kotoko senyum-senyum bahagia karena bisa masuk ke apartemen Naoki. TApi menyadari mereka hanya berdua saja, Kotoko mulai merubah raut wajahnya. Kotoko mulai gugup. HAHHAHAHAHAHAH.
Naoki yang lagi membuka jaketnya dengan tenang mengatakan, tidak, kau adalah yang pertama.
Kotoko tersenyum sangat senang,. hhehehheheeh.
Ia menutup pintu dengan senyuman di wajahnya dan mulai membuka jaketnya.
Naoki menatap Kotoko dan berkata, kau kelihatan kedinginan. Apa kau mau mandi?
Kotoko yang awalnya tersenyum mengubah wajahnya menjadi wajah kaget. Ia tak jadi membuka jaketnya, ia membuat huruf O dengan mulutnya dan tangannya terlihat memegang jaket menutupi badannya, HAHHAHAH.
Naoki menatap Kotoko dengan penuh arti -entah apa artinya tuh-, Kotoko mulai cari-cari alasan lagi dan akhirnya menemukannya, ia mengatakan kalau ia harus menelpon ibu untuk memberitahukan kalau operasinya sukses. Ia juga harus mengatakan kalau tidak ada yang menjaga Yuuki malam ini. Dengan begitu ibu mungkin akan ke rumah sakit malam ini.
Kotoko panik sendirian sambil meraba sakunya untuk mengambil ponsel. Dan Naoki hanya menatap tingkah lucu Kotoko. Aku rasa Naoki tahu kalau Kotoko gugup, aku rasa ia juga pengin ketawa, tapi ia harus menahannya demi image, HAHHAHHAHA.
Dan benar saja, Kotoko sama sekali nggak menelpon ibu, ia hanya panik saja dan itu cuma alasan agar Naoki mandi duluan. HAHHAHAHA.
Memikirkannya saja sudah membuat Kotoko excited. Senyuman mengembang di wajahnya. Tapi kemudian ia berfikir lagi, "well, ini pernah terjadi sekali sebelumnya saat di rumah keluarga Irie, tapi... sekarang situasinya berbeda. Karena di kamar ini, hanya ada satu tempat tidur!"
Kotoko menelan ludah, keningnya berkerut dan terlihat khawatir, tapi ia senang, wkwkkwkkw.
Kotoko benar-benar gugup + senang, ia bahkan mengubah posisi duduknya menghadap jendela, jadi ia membelakangi Naoki yang keluar dari kamar mandi.
Naoki keluar dari kamar mandi dan mengatakan kalau sangat segar setelah mandi. Kotoko sih mengiyakan saja. Naoki mengambil sesuatu dari lemarinya dan mengeluarkan pakaian. Ia mengataakn kalau pakaian itu miliknya dan masih bersih. Kotoko menerimanya dan berterima kasih. Ia senyum-senyum lagi.
Kotoko kemudian masuk ke kamar mandi sambil terus tertawa mencurigakan, hahahhhha.
Sayangnya NAoki cuek bebek aja tuh.
Kotoko excited dengan shampoo milik Naoki dan sabun mandi yang baru di pakai Naoki. Saat masih mengagumi apa yang ada di hadapannya, Naoki mengetuk pintu dan membuat Kotoko panik, HAHHAHAHAHA.
Padahal Naoki cuma mau bilang kalau Naoki meletakkan handuk disana,, mungkin KOtoko mengira Naoki mau masuk kali ya,kakakkakaakakaaka.
TApi beberapa saat kemudian ia excited lagi dengan handuk milim NAoki. Ia bahkan menciumnya dan pingsan, HAHHAHAHHAHAHHA, aih aih aihhh, KOtoko udah parah nih!!!
-Tapi kalau sama Yuki aku juga bakalan gitu, wkwkkwkkkwkwkwk-
NAoki mengatakan kalau ia ingin segera tidur. Kotoko tertawa dan mengatakan kalau ia akan tidur di lantai dan Naoki bisa tidur di tempat tidur.
Kotoko duduk di lantai dimana ia berencana untuk tidur. Tapi NAoki mengatakan memang seharusnya begitu.
Kotoko terkejut, Apa???
Kotoko bahkan menirukan gaya bicara Naoki, Hehhheheheheh.
Naoki mengatakan kalau ia hanya bercanda, Kotoko bisa menggunakan tempat tidur.
Kotoko terkejut lagi, Apa??
Padahal itu yang ia harapkan, Kotoko malah mengatakan ia merasa tak enak jika ia tidur di tempat tidur Naoki.
Naoki mengambil selimut dan mengatakan kalau tadi Kotoko yang mau begitu, kenapa sekarang malah berubah pikiran, jadi apa yang kau mau?
NAoki membentangkan selimut di lantai dan menyuruh Kotoko segera tidur saja.
Kotoko masih merasa tak enak hati. Ia masih mau bicara, tapi NAoki sudah mengucapkan selamat malam dan akan mematikan lampu. Kotoko akhirnya tak bisa berkata apa-apa lagi dan berlari kecil naik ke tempat tidur.
Akhirnya Naoki tidur di lantai dan Kotoko di atas tempat tidur.
Naoki awalnya diam saja, TApi ia menyerah juga akhirnya. Ia mengalah meski nggak rela, so sweeeeeeeeeet!!!
Naoki berdiri dan menyalakan lampu tidur. Keduanya kembali mencoba untuk tidur.
Akhirnya Kotoko mulai bicara lagi, Hey!
Naoki ternyata ga bisa tidur juga, ia masih bangun dan sedikit kesal, kali ini apa lagi?
Kotoko bertanya dengan khawatir, Apa kau merasa kedingingan?
Naoki mengatakan dengan sedikit ketus, tentu saja aku kedinginan.
Kotoko merasa tak enak lagi dan mengatakan kalau ia akan tidur di lantai saja. Lagi pula ini adalah rumah Naoki.
Naoki tak bergerak sedari tadi dan menyuruh Kotoko untuk segera tidur.
Tapi Kotoko tetap merasa tak enak hati, ia mengatakan kalau ia merasa jahat. Lagi pula malam ini begitu dingin.
Naoki tak tahan lagi, Aku mengerti! Aku akan tidur di tempat tidur juga.
Dan kali ini Kotoko yang terkejut, Apa?
Naoki menarik selimut dan mengatakan tak apa. Kau akan diam jika kita begini.
Dan benar saja. Kotoko langsung diam tak berkata apa-apa. Ia hanya menatap Naoki yang langsung tiduran di sampingnya tanpa rasa gugup sedikitpun. Kotoko hanya bisa menganga.
Tapi akhirnya ia merebahkan badannya juga.
Kotoko tiduran sambil menatap punggung Naoki yang tidur membelakanginya. Wajahnya mulai menunjukkan kalau ia sangat senang. Ia senyum-senyum sendiri sambil gonta ganti memandangi punggung dan kepala NAoki.
Kotoko berfikir dalam hati,"Apa sebenarnya yang aku harapkan? Saat Yuuki-kun sedang sakit, aku seharusnya tidak memikirkan hal itu".
Kotoko tampak menyesali pikirannya yang aneh-aneh. Ia mengerutkan keningnya dan akhirnya menghela nafas, mengucapkan selamat malam.
Tapi Kotoko belum juga memejamkan mata, ia kembali berfikir, "Tapi, kami tidur di tempat tidur yang sama, dan dia bahkan tak mencoba melakukan sesuatu padaku. Apa aku tidak menarik sebagai wanita? Aku mengerti, mungkin begitu..."
HAHAHHAHAHAHAHAHA. Lawak! Kotoko ternyata pengin diapa-apain sama Naoki, dia kecewa tuh, wkwkwwkw.
Kotoko terkejut karena Naoki ternyata belum tidur. Dan tentu saja Naoki juga ga akan semudah itu bisa tidur. Naoki berkata, Aku tahu kau sedih karena aku tak mencoba melakukan sesuatu padamu.
Kotoko sempat panik sedikit karena pikirannya ketahuan, ia mengelak dan mengatakan kalau ia tak sedih.
Kotoko membayangkan jika ibu tahu dan ia tertawa, ia mengerti maksud Naoki.
Naoki melanjutkan, itu sebabnya aku tak mengatakan pada keluargaku dimana alamatku.
Kotoko tersenyum, jadi itu alasannya.
Naoki : Kau tahu bagaimana ibuku bukan? Jika aku mengatakan padanya, ia akan membuat kunci cadangan dan datang setiap hari untuk membuatkan makanan. Jika itu terjadi, maka aku tak akan bisa mandiri.
Kotoko mengangguk setuju tapi kemudian ia bertanya, gunanya hidup sendiri?
Kotoko mendengarkan hal itu dengan seksama. Ia juga mengerti perasaan Naoki. Kotoko berkata, Kau pernah mengatakannya saat di Odaiba, 'Aku menyadari bahwa hidupku lebih menarik, ketika aku menghadapi tantangan dari pada tak ada kesulitan'.
Naoki berkata, aku memang mengatakannya.
Kotoko tertawa, pada akhirnya kau hidup sendiri bukan untuk menghindariku.
Naoki menghela nafas karena kesalah pahaman Kotoko, Mengapa aku harus melalui begitu banyak masalah hanya untuk hal seperti itu?
Kotoko tersenyum senang mendengarnya.
Naoki melanjutkan, Cukup sulit untuk hidup sendiri. Aku menyadari betapa dimanjakannya aku di rumah.
Kotoko terkejut, aku tahu. Kemudian ia tersenyum menatap punggung NAoki.
Kotoko tersenyum tak enak hati dengan hal itu, tentu saja ia mengatakan bukan seperti itu. Kotoko mengatakan ia pikir itu satu-satunya yang bisa ia lakukan. Kau bisa melakukan apapun karena kau seorang yang jenius. Aku berfikir tentang ini saat di rumah sakit, bahwa keputusan manusia tergantung pada keputusan sepersekian detik. Sesuatu yang sangat kecil bisa membuat penyakit yang tak bisa di sembuhkan, dapat disembuhkan. Aku menyadari betapa rapuhnya kehidupan manusia itu.
Naoki mengatakan kalau ia juga takut. Sampai saat itu, aku pikir hidup kita diputuskan oleh Tuhan dan tak ada yang bisa kita lakukan.
Kotoko tersenyum, ia berfikir dan berkata, Tapi aku pikir orang sepertimu bisa, Irie-kun. Kau bisa menciptakan obat baru atau kau bisa menjadi dokter dan menyembuhkan penyakit dalam 1 detik. Kau memiliki banyak potensi. Kau mulai hidup sendiri untuk mencari sebuah kemungkinan.
Naoki tersenyum mendengar Kotoko mengatakan hal itu. Ia berkata, Meskipun ada berjuta-juta kemungkinan, itu tak berarti apa-apa jika kau tidak tahu apa yang kau inginkan. Sampai saat ini aku mampu melakukan segalanya. Dengan kata lain aku merasa bosan. Sekarang hidupku begitu sibuk. Apa yang penting bagiku, Apa yang membuatku tertarik, sedikit demi sedikit aku mulai mencari apa itu.
Naoki sepertinya kecewa dan mengatakan kalau Kotoko selalu seperti ini disaan ada momen penting.
Naoki berfikir sejenak,lalu menatap Kotoko lagi dengan tatapan penuh cinta.
Pagi harinya Naoki terbangun dari tidurnya dan tak menemukan Kotoko disampingnya. Naoki terkejut dan segera duduk. Ia bangkit mencari KOtoko, lalu di meja ia melihat secarik pesan dan kopi panas.
"Aku pergi menjenguk Yuuki-kun di rumah sakit. Minumlah kopi jika kau menyukainya. P.S. Kita bicara banyak hal semalam. Terima kasih. Kotoko".
NAoki menuangkan Kopi ke cangkir dan mulai meminum kopinya. Ia melihat ke arah jendela dan memikirkan sesuatu.
Ayah mengerti. ibu mengatakan pada iri-chan kalau ia akan mengambil kebutuhan Yuuki di kamar.
Ibu sedang mengemas pakaian Yuuki untuk di bawa ke rumah sakit saat Iri-chan memanggilnya dengan panik. Iri-chan memperlihatkan barang yang berantakan seperti obat dan juga sisa makan malam Kotok-Yuuki semalam. Ayah Kotoko mengatakan kalau Kotoko tak ada di kamarnya. Ia mengatakan sepertinya Kotoko tak pulang semalam.
Ibu jadi khawatir, jadi, dimana dia semalam?
Para ayah juga terlihat khawatir. Ibu memikirkan lagi apa yang dikatakan Kotoko semalam, bahwa semuanya baik-baik saja. Mereka bertiga berfikir lagi. Ibu menebak, mungkinkah dia ada di apartemen Naoki?
TApi para ayah ragu akan hal itu. Tapi ibu excited dengan tebakannya, mengingat situasi yang ekstrim kemarin, keduanya menyadari perasaan masing-masing.
Ibu benar-benar senang akan hal itu sementara para ayah hanya bisa memandangi ibu Naoki yang bahkan kelihatan lebih senang dari pada Kotoko sendiri, HAHHAAHA.
Suster Aiko mengatakan kalau adik NAoki baik-baik saja. Kotoko datang pagi-pagi sekali dan menjaga Yuuki.
HAHAHAHA. Aiko mengeluarkan ekspresi Kotoko 96, LOL.
Kemudian ia bersikap biasa lagi dan meninggalkan Naoki di ruangan itu.
Sepertinya Naoki begitu tersentuh dengan apa yang dilakukan Kotoko untuk adiknya. Ia menatap Kotoko yang sedang tertidur. Kotoko tersenyum dalam tidurnya.
Naoki mengerti. Ia menatap Kotoko dan mengajaknya bicara di luar. Kotoko terkejut.
Kotoko terlihat segar dan mengatakan udara disana sangat menyegarkan.
Naoki terus berjalan dan berkata, Kau selalu mengatakan kalau kau mencintaiku. Tapi, apa kau pernah memikirkan bagaimana perasaanku?
Kotoko awalnya kaget dengan pertanyaan yang tiba-tiba itu, kemudian ia tertawa dan mengatakan kalau ia tahu Naoki tak tertarik padanya.
Dan tiba-tiba Naoki berkata : BAAAAKA.
Naoki mengangkat dagu Kotoko dan menciumnya.
KYAAAAAAAAAAAAA!!!!
"THE SECOND TIME!!!!"
Beberapa detik kemudian Kotoko menyadari kalau hal itu hanya mimpi. Kotoko tersenyum meskipun hanya mimpi. Ia melihat Yuuki ternyata sudah bangun dan terkejut, Maaf aku memabngunkanmu.
Yuuki terlihat seperti seorang anak yang depresi, menatap Kotoko dengan tatapan tajam dengan tangan di dahinya.
Kotoko menatap Yuuki dan panik, ada apa Yuuki-kun? Wajahmu memerah. Apakah suhu tubuhmu naik lagi?
Kotoko minta maaf. Yuuki sudah bisa duduk dengan bertopang tangan dan melihat bunga yang ada di tempat tidurnya. Kotoko terkejut ada bunga disana, Oh, siapa yang memberikan ini?
Yuuki mengatakan kalau kakaknya memberikan itu untuknya saat Kotoko sedang tidur.
Kotoko kecewa dan kesal, kenapa dia tidak membangunkanku?
Yuuki mengatakan kalau kakaknya akan ke kampus dan hanya singgah sebentar.
Kotoko mengambil bungan pemberian NAoki dan tersenyum sambil mencium bunganya. Kotoko mengatakan akan meletakkannya di dalam vas.
Kotoko dengan senang mengambil vas bunga dan membawanya keluar.
Yuuki merebahkan dirinya ke tempat tidur lagi sambil terus menatap ke pintu. Sepertinya Yuuki sudah mulai menyukai Kotoko^^
Yuuki sadar saat melihat Naoki mendekati Kotoko dan duduk di samping Kotoko yang sedang tidur. Bahkan Yuuki sempat memanggilnya kakak, aku rasa mustahil Naoki tak mendengar panggilan Yuuki. Tapi Naoki malah terus mendekatkan wajahnya ke arah Kotoko.
Naoki mengecup bibir Kotoko sambil menutup matanya. Ia melakukannya dengan tulus kali ini.
Yuuki menatap kakaknya dengan shock. Naoki tersenyum melihat Yuuki dan memberi isyarat agar Yuuki diam.
-senyuma maut bang Furuuuuuuuuuuuu!!!!-
Kotoko memuji selera Naoki yang memang bagus dalam hal ini.
Yuuki hanya menatap Kotoko yang sibuk dengan bunganya dan baru ingat kalau ia membeli underwear baru untuk Yuuki, yang bisa di tulis namanya, hahaah.
Tatapan Yuki sekali lagi memperlihatkan kalau ia sudah menyayangi Kotoko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar