Kotoko masih excited dengan malam natalnya yang pertama real bersama Naoki. Ia tak pernah membayangkan hal itu akan menjadi kenyataan tentu saja ia sangat bahagia tanpa tahu ada yang patah hati untuk kesekian kalinya.
"Hubunganku antara aku dan Irie-kun masih tidak berubah sama sekali. DAn musim telah berganti, sekarang musim semi kembali datang dan tahun ajaran baru di mulai."
Hari itu KOtoko berangkat ke kampus dengan ceria seperti biasanya. IA berjalan sambil sesekali melompat, senyuman terlihat diwajahnya, dan ia begitu menikmati musim semi kali ini.
"KAmi memasuki tahun kedua kami di perkuliahan. Universitas Tonan menyambut para mahasiswa baru."
HAri itu adalah hari penyambutan mahasiswa baru, khususnya anggota klub tenis. Sudo-san mulai bicara, bahwa ia ketua klub tenis yang ke-54, ingin mendengarkan kata sambutan dari anggota baru, dan ia menunjuk seseorang.
Semua anggota kelihatan kagum dengan Ayako.
Ayako kemudian maju beberapa langkah tepat di depan NAoki dan mengatakan, dan.. Untuk memenangkan hati Naoki-san. Senang bertemu denganmu.
Semuanya terkejut apalagi Sudo San, wkwkwkwkw. Sementara Naoki sih diam aja, tak ada ekspresi.
Ayako bahkan berani mengedipkan mata pada NAoki, wkwkkwwkwkwk.
Tapi Yuko ternyata juga kesal, justru aku yang ingin tanya begitu.
HAHHHAHAHHA.
Kotoko dan Yuko memandangi Ayako dengan sangat kesal. Ayako sih percaya diri aja dengan hal itu.
Kotoko setuju, ia masih merasa kalau dirinya adalah mahasiswa baru.
Satomi yang sedari tadi membaca sesuatu tidak ikutan nimbrung, Kotoko penasaran dan bertanya apa yang sedang dibaca oleh Satomi.
Satomi kemudian tersenyum dan dengan antusias mengatakan kalau mulai besok ia akan bekerja part time di bagian kantor editor majalah yang ia pegang, majalah Glitter -kayaknya ga asing-.
Jinko dan Satomi tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.
Jinko dan Kotoko mengangguk. Satomi mengatakan kalau ia selalu ingin bekerja di kantor editor majalah tentang wanita. Ia selalu berusaha untuk mendekati mereka berkali-kali. Dan akhrinya mereka menerimanya bekerja disana.
Kotoko sangat kagum dengan usaha Satomi. Jinko juga bertepuk tangan. Satomi mengatakan dengan rendah diri bahwa dirinya masih memulai dengan tugas kecil seperti membuat teh untuk karyawan. Tapi Satomi bersemangat dan yakin kalau ia memang akan memulai jalan ini hingga akhir. IA ingin teman-temannya menyemangatinya. Tentu saja kalau soal menyemangati Kotoko nomer 1.
Jinko menebak, mungkinkah, aku akan menikah ke keluarga Irie setelah kau lulus?
Jinko dan Satomi histeris memukuli Kotoko dengan genit. Kotoko kesenengan meski ia mengatakan tak mungkin begitu. Tapi setengah detik kemudian ia bertopang dagu dan mengatakan kalau ia tak pernah memikirkan mengenai pekerjaan.
Satomi menasehati Kotoko, bahwa Kotoko lebih baik segera memikirkan tentang itu, mulai melakukan sesuatu dari sekarang.
Jinko setuju, karena tahun depan mereka akn mulai mencari pekerjaan. Mereka harus mulai mecari tahu dan melakukan sesuatu.
Jinko mengeluarkan dua buku tentang musik dan mengatakan kalau ia ingin bekerja di perusahaan rekaman atau perusahaan musik.
Satomi kagum kalau Jinko sudah memikirkannya, ia menebak, itu karena Narasaki-kun bukan?
Kotoko tertarik dengan hal itu, ia ikutan menggoda Jinko. Jinko mengatakan kalau awalnya ia hanya ingin mendukung NArasaki. Tapi pada akhirnya ia menjadi sangat tertarik dengan musik indie. Tapi pada akhirnya ia jadi ingin memperoleh pekerjaan dimana ia dapat menemukan sebuah band yang akan diakui di luar negeri.
Kotoko kagum dengan impian Jinko. Lalu ia mulai memikirkan impiannya juga.
Lalu kita mendengar suara lonceng. Kotoko dan Naoki berdiri di altar dengan gaun pernikahan mereka yang cantik. Well, aksesori kotoko kelihatan rada rame :)
Kotoko excited Naoki ada disebelahnya dimana ia menggandengan lengan Naoki yang berwajah dingin. Kotoko menatap Naoki melalui sudut matanya sambil tersenyum senang.
Tapi kemudian Kotoko sadar telah dipandangi BT oleh Jinko dan Satomi, ia mengatakan kalau bukan itu yang sedang mereka bicarakan, ia mencoba menghapuskan bayangan itu dari kepalanya.
Jinko dan Satomi terlihat BT, lalu mereka tertawa bersama.
Kotoko menatap teman-temannya.
"Aku bahkan tidak menyadari bahwa semua orang sudah bergerak menuju
impian mereka. Yang aku inginkan..... Apa yang ingin aku lakukan di masa
depan?"
Episode 12
~Menuju Impian Kita~
Kotoko excited dan bertanya, Jadi Irie-kun akan datang ke rumah untuk menghadiri pesta itu?
Ibu mengatakan tentu saja. Kotoko semangat mendengarnya, ia mendekatkan wajahnya ke arak ibu dengan seksama mendengarkan sambil mengelap gelas.
Ibu mengatakan tak ada pesat tanpa pemimpin -maksudnya, ga akan ada pesta klo orang yang mau diucapin selamat ga ada-
Kotoko amat senang, sudah lama Naoki tidak pulang ke rumah. Ibu juga gembira dan tak sabar menantikannya. Ia mengatakan ini saatnya bagi Kotoko untuk melangkah memasuki tantangan.
Kotoko tak mengerti maksudnya. Ibu menjelaskan, tahun ajaran baru sudah di mulai dan saingan baru mulai memasuki perguruan tinggi.
Ibu mengingatkan Kotoko tak bisa hanya duduk dan tidak melakukan apapun. Kotoko terkejut, kapan ibu mendapatkan foto itu, wkwkkwwkkwkkw. Mami kayaknya punya mata-mata deh.
Ibu tak menjawab pertanyaan Kotoko, ia mengomantari kalau Ayako terlihat kawaii, dan lagi terlihat lebih baik bermain tenis bahkan dari pada Yuko, dan lagi...........
Kita flashback ke saat Ayako memperkenalkan diri dan mengatakan kalau ia ingin memenangkan hati Naoki.
Kotoko hanya bisa mengangguk.
Ibu melanjutkan kata-katanya, Dia sama sekali tidak baik.
Ibu bahkan menjentikkan jarinya ke foto Ayako. Kotoko tertawa melihatnya, kali ini ai setuju dengan ibu. Ibu menatap foto Ayako dan mulai menganalisis, ia menebak kalau Ayako tipe gadis yang lemah dalam situasi sulit, jika sesuatu terjadi, dia akan langsung beralih ke pria lain.
Kotoko setuju sambil tersenyum. Tapi part akhir ia ragu apakah itu pujian atau bukan, ahahhhah.
Ibu tak peduli dengan apa yang dipikirkan Kotoko, ia memegang bahu Kotoko dan menyemangatinya karena ini tahun kedua. Kotoko akan berusia 20 tahun tahun ini dan bukan anak kecil lagi. Ibu bahkan mengatakan dalam rangka menjadi keluarga yang sama, Kotoko harus mengambil langkah besar tahun ini.
Ibu begitu bahagia dan excitednya tentang hal ini, diikuti dengan Kotoko yang hanya bisa mengiyakan.
-Mereka berdua ini cocok banged deh, wkwwkkw-
Seseorang keluar dari dalam mobil kuno. Aku penasaran siapa itu, kita hanya bisa melihat kakinya saja, wkwkw.
Mungkinkah itu Iri-chan?
Iri-chan tertawa dan mengatakan kalau kadang-kadang ia juga ingin minum sendiri.
Ayah Kotoko menuangkan minuman dan Iri-chan kembali memuji restoran ayah Kotoko.
Lalu Iri-chan mulai lebih serius lagi, Iri-chan bertanya pada ayah Kotoko, apa yang ingin dilakukan ayah Kotoko dengan restorannya di masa depan? Apakah karyawanmu akan mengambil alih? Atau Suami Kotoko kelak yang akan meneruskannya?
Tapi Kin Chan tampak tak bersemangat. Ia mengatakan 'iya' tapi dengan tak bersemangat dan kembali ke dapur membawa piring Kotokor. Senior heran dengan sikap Kin Chan.
Iri-chan mengerti, tapi apa nantinya yang akan terjadi dengan restoran 'Aihara'?
Ai-chan kemudian memikirkan tentang penerus, tapi semuanya tahu kalau Kotoko itu sangat mengerikan dalam hal memasak. Ai-chan berfikir baginya, tidak apa-apa jika restoran tutup kalau dia memang sudah tak sanggup lagi.
Iri-chan mengatakan bagaimanapun juga ai-chan berusaha menjadikan restorannya sangat berkelas.
Tapi Ai-chan mengatakan kalau itu lah takdirnya, mempunyai putri yang tidak punya kemampuan. Jika aku tak bisa maka aku akan melepaskannya.
Ai Chan, melihat ke arah dapur, karena tak melihat tanda-tanda Kin Chan, ia mendekatkan wajahnya ke arah Iri-chan. Ia mengatakan kalau ini hanya diantara mereka berdua saja, tapi Kin Chan itu benar-benar memiliki kemampuan yang bagus. Ada kemungkinan ia akan menjadi koki terbaik dan tetap mempertahankan restoran ini.
Iri-chan kemudian bertanya dengan bingung, lalu kenapa kau tidak....?
Iri-chan tampak berfikir. Ai-chan mengatakan kalau ia suka dengan Irichan. Ia selalu bisa menyelesaikan apa yang ia inginkan. Jadi ia tak bisa mengatakan pada putrinya untuk menikahi seseorang yang ia pilih untuk meneruskan restorannya. Ia juga tahu Kotoko itu tak sempurna, Tapi ia berharap orang yang Kotoko cintai akan menikahinya.
Iri chan tersenyum dan mengatakan perkataan ai-chan benar.
Senior heran dengan sikap Kin Chan.
Ia teringat lagi apa yang ia lihat di malam natal waktu itu.
Kin Chan menghela nafas lagi, ia menyadarkan dirinya sendiri, kalau ia yang sekarang tidak seperti dirinya. Kin Chan bahkan memukul wajahnya dan bertanya pada dirinya sendiri, ada apa denganmu, Kinnosuke!
Kin Chan menghela nafas lagi dan mulai mengeluh, bicara sendiri, Kenapa aku sangat frustasi?
Ia teringat lagi saat Kotoko meniup lilin dan rumah Irie menjadi gelap.
Kin Chan emosi dan berteriak. Ia mencoba menarik nafas dalam dan berusaha tenang.
Ai-chan heran dengan pertanyaan yang tiba-tiba itu. Apa kau membicarakan tentang Naoki?
Iri-chan membenarkan. Dia tidak senang tentang itu.
Ai-chan mengatakan meskipun Naoki tidak menginginkannya, Iri-chan masih punya Yuuki-kun. Iri-chan punya dua putera yang hebat. Beda dengannya yang hanya punya Kotoko, tentu saja situasi yang dihadapi Iri-chan beda dengannya. Jadi Iri-chan tak perlu khawatir.
Iri-chan berkata, itu cukup terlambat jika menunggu Yuki untuk tumbuh.
Ai-chan terkejut tak mengerti. Tapi Iri-chan tidak mau menjelaskan lebih lanjut. Ia hanya minum dan menunduk. Wajahnya memperlihatkan kalau ia sedang banyak pikiran. Ayah Kotoko tampak bingung melihat tingkah Iri-chan.
Lalu tiba-tiba Satomi datang sambil berlari. Jinko kesal Staomi terlambat. Satomi mengatakan kalau ia bekerja sepanjang malam dan ia tak cukup tidur.
Kotoko khawatir dan bertanya apa Satomi baik-baik saja. Satomi mengatakan ia sangat baik. Malam tadi adalah deadline untuk menyerahkan naskah pada penerbit, semuanya bekerja keras untuk hal itu. Semakin banyak yang bekerja, semakin baik artikelnya. Bahkan orang yang tidak profesional sepertiku bisa memberikan pendapat. Majalah seperti mkhluk hidup. Hanya melakukan itu membuatku begitu bersemangat. aku sangat menikmati pekerjaan ini.
Satomi emnceritakannya dengan wajah berseri-seri dan bersemangat.
Jinko mengatakan kalau ia juga mengerti bagaimana rasanya, ia dan Satomi melakukan tos.
Satomi minta maaf, ia harus segera pergi karena ia harus bekerja sore ini.
Jinko juga tak bisa, ia harus makan siang bersama para gadis di perusahaan musik tempat ia bekerja.
Kasian, Kotoko lagi-lagi ditinggalkan, meski begitu Kotoko tetap ceria dan melambai pada teman-temannya dengan wajah tersenyum.
Kotoko melihatnya dan bertanya apa itu -makanan, seperti agar-agar-
Kin Chan mengatakan kalau ia mungkin bisa memasukkan makanan buatannya di menu restoran Aihara.
Kotoko terkejut, Masakanmu akan disajikan di restoran? Sugoi~
Kin Chan mengatakan hanya satu saja. Ia yang awalnya cukup gugup duduk di samping Kotoko.
Kotoko mengangkat makanan itu sambil melihat-lihat dengan wajah kagum, tapi merasa aneh, ehehheheehhe. Sementara Kin Chan terus menjelaskan.
Kotoko mengatakan tidak begitu, ini hebat.
Kin Chan lega dan tampak senang Kotoko menyukainya. Kin Chan menyuruh KOtoko mencobanya dan memberi komentar.
Kin Chan tampak khawatir dan bertanya bagaimana pendapat Kotoko.
Melihat wajah Kotoko yang tampak aneh ia khawatir ia menaruh bumbu yang salah di masakan itu.
Kotoko mengatakan bukan begitu, ini enak. Kin Chan, kau selalu membuat makanan yang enak sejak SMA, tapi ini benar-benar berbeda dari yang dulu. Rasanya sangat profesional.
Tapi Kin Chan ragu, apa kau mengatakan yang sebenarnya?
Kotoko mengangguk. Kin Chan bertanya, tapi kenapa kau membuat wajah tak puas begitu?
IA berkata, Aku hanya berfikir semua orang sangat menakjubkan.
Kotoko teringat bagaimana Jinko dan Satomi excited dengan apa rencana masa depan mereka. Saat teman-teman sudah menetapkan tujuan, padahal ia sendiri belum.
"Kau, Jinko dan Satomi sudah menemukan apa yang ingin kau lakukan. Dan kalian sudah mulai melangkah maju meraih mimpi kalian. Tapi aku pikir, aku bahkan belum menemukan apa yang ingin aku lakukan."
Kotoko meski masih ragu terlihat mengerti. KEmudian ia bertanya, bagaimana perasaanmu saat kau memutuskan menjadi seorang chef? Bagaimana kau bisa tahu kalau itu adalah hal yang ingin kau lakukan?
Kin Chan berfikir cukup lama dan mengatakan kalau hal seperti itu tidak perlu difikirkan. Ini seperti kau jatuh cinta dengan seseorang.
Kotoko tak mengerti, seperti jatuh cinta dengan seseorang?
Kin Chan menjelaskan, benar, ketika kau menyukai seseorang, kau tak perlu berfikir kenapa kau menyukai orang itu. Kau bisa langsung tahu kalau kau menyukainya. Itu sama saja. Kau tak perlu memikirkan terlalu sulit, kau merasa gembira dan nyaman bersama dengannya, kau ingin tinggal bersama dengannya selamanya. Seperti itulah, kau hanya perlu menyadari bahwa kau ingin terus melakukannya.
Kotoko akhirnya mengerti. Rupanya seperti itulah orang-orang menemukan impiannya.
Kin Chan heran, hah?
Kotoko mulai tersenyum membayangkan sesuatu, contohnya Jika orang yang aku suka adalah presiden direktur di sebuah perusahaan, aku ingin menjadi sekretarisnya. Dan jika orang yang aku sukai adalah seorang pilot, aku ingin menjadi pramugari.
Di bandara, Pilot Irie Naoki sedang berjalan. Pramugari Aihara Kotoko berjalan mendahuluinya dan menjatuhkan sesuatu. Pilot Irie mengambil kertas itu dan membukanya, aku nggak tahu bacaannya apa, ahahaha.
Pramugari Kotoko berbalik kebelakang dan tersenyum pada pilot Irie, ia juga memberi hormat.
LOL. wkwkkwkwkwkwwk. Emang ya, Kotoko nih ga akan jauh-jauh dari Naoki.
Lalu kita bisa melihat bagaimana Kotoko akan bertindak, ia membawakan handuk dan mengelap keringat Naoki, wkkwkwwkkwk.
Prof. Irie sedang melihat sesuatu di bawah mikroskop, bukan mikroorganisme yang dilihatnya meliankan sebuha kertas bertuliskan Call Me, wkwkwkkwkwkw.
Lalu kita bisa melihat Kotoko menjadi asisten yang membantu riset Prof. Irie, asisten genit, wkwkkwkwkwkwwkwkw. Kotoko bahkan mengirikan ciuman untuk NAoki, LOL.
Kotoko mengatakan kalau ia memimpikan apa yang ingin ia lakukan di masa depan. Tapi ada masalah dalam impian itu. Tergantung pada apa yang ingin dilakukan orang yang aku sukai. Apa yang aku inginkan selalu berubah.
Kotoko mengerutkan keningnya, Itu bukanlah sesuatu yang benar-benar aku ingin lakukan bukan? Aku tak bisa mengatakan kalau itu lah impianku.
Kotoko tersenyum bingung. Kin Chan mengatakan sangat bagus untuk hidup dengan mendukung mimpi seseorang. seorang pria ingin membuat wanita seperti itu bahagia. Aku pikir Kotoko akan sangat bagus menjadi pemilik restoran.
Aihhh, tapi Kotoko menganggap Kin Chan bercanda. Ya Ampuuuunn, Kotoko nggak peka atau sengaja nihhhh.
Kasihan melihat wajah Kin Chan. Ia hanya menatap Kotoko yang lagi melanjutkan makan jelly-nya dengan tatapan sedih :'(
-AAAAAAKHHH! Aku kena panah cinta Kin Chan juga!!!!-
Kotoko mengambil satu buku dan membolak balik halamannya. ia juga mengambil sesuatu seperti brosur disana. Kotoko masih mencari buku yang pas ia baca dan ingat nasehat Kin Chan, mencari pekerjaan sama dengan jatuh cinta.
KOtoko mengambi, satu buku lagi dan pergi untuk membaca di tempat duduk sambil bergumam kalau ia merasa tertekan.
Kotoko berjalan sambil membolak-balik buku. Saat melihat tempat yang cocok untuk membaca, ia menghentikan langkahnya saat melihat seseorang disana.
Kotoko sangat senang melihat NAoki disana. Ia akan menyapa Naoki, tapi menghentikan langkahnya saat melihat Naoki begitu serius. Naoki kan selama ini nggak pernah belajar.
Kotoko mengurungkan niatnya, ia pergi ke balik rak buku dan mengamati dari sana.
Naoki tampak begitu serius. Mencatat dan membolak balik kamus. Kotoko heran melihat NAoki seperti itu.
Ia memutuskan untuk tidak mengganggu Naoki.
Kotoko menuruni tangga sambil berfikir. Ia teringat apa yang dikatakan oleh Naoki saat ia menginap di tempat Naoki, bahwa Naoki ingin hidup sendiri untuk menemukan apa yang benar-benar ia ingin lakukan, jika ia tetap tinggal di rumah itu, lulus dan meneruskan perusahaan ayahnya, ia penasaran apa yang sebenarnya ia inginkan.
Kotoko masih menuruni tangga. Ia menghela nafas panjang dan melihat buku bawaannya. Kotoko merasa sedih, "Aku merasa aku sendirian yang tertinggal."
Tapi kemudian ia menyadarinya, Bukankah ini buku kedokteran? Apa yang terjadi? Kenapa kau melakukan semua ini?
Naoki tak menjawab. Ia diam saja dan berfikir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar