Páginas

Minggu, 05 Januari 2014

Sinopsis I Miss You Episode 18 - 1

Astaga!! Nggak nyangka kalau kalian seaktif ini. Yes, I'm talking to you, girls.. :))

Rasanya jadi nggak enak sendiri, karena saya nggak aktif ikut dalam tiap thread yang ternyata muncul dengan sendirinya. Terima kasih, Thank you, Kamsa (meminjam ucapan Ssha-ssi di CDDA). 

Dan maaf, kalau saya tak se-update sebelumnya. Penyebabnya? Liburan sekolah sudah selesai, berarti liburan buat emaknya juga sudah berakhir :p
Sinopsis I Miss You Episode 18 – 1

Setelah berhasil melepaskan diri dari rekan-rekan polisinya, Jung Woo dan Soo Yeon pergi ke stasiun/terminal. Jung Woo menyimpan pistol yang tadi ia rebut dari seniornya ke dalam sebuah locker. Soo Yeon duduk tertunduk di kursinya, kedua tangannya menggenggam seakan berdoa.  
Jung Woo menelepon seniornya yang memberitahu kalau mereka telah menemukan Mi Ran dan untungnya Mi Ran masih bisa diselamatkan dan sekarang dibawa ke rumah sakit. 
Jung Woo memberitahu kalau ada kamar rahasia yang ada di dalam kamar tidur Harry yang letaknya ada di belakang pigura foto Harry dan Zoe, “Karena pigura foto itu sudah rusak, mungkin hyung bisa langsung melihat tombol itu.”
Tapi kamar tidur Harry sudah bersih. Dan Detektif Joo melihat kalau pigura foto itu telah diganti. Mendengar hal itu, kecurigaan Jung Woo timbul dan langsung menyuruh Detektif Joo untuk keluar dari kamar itu (agar tak ada yang menguping pembicaraan mereka).
Karena pigura itu telah diganti, Jung Woo menduga kalau Harry pasti telah membersihkan semua yang terjadi dan menduga kalau Harry pasti ada di dalam kamar rahasia itu.
Detektif Joo merasa semua ini benar-benar gila. Ia percaya pada Jung Woo, tapi jika boleh jujur, Detektif Joo tak mempercayai Soo Yeon,  dan mengatakan dugaannya, “Ia tak mungkin merencanakan ini semua dengan Harry, kan?”
Jung Woo menatap Soo Yeon yang masih terpekur dengan posisi yang sama. Ia sendiri juga tak yakin. Oleh karena itu, ia akan membawa Soo Yeon dan akan menyelidiki semuanya.
Detektif Joo berkata karena Jung Woo memiliki sangkaan seperti itu, maka ia meminta Jung Woo untuk memecahkan kasus ini. Jung Woo menenangkan seniornya, karena ada kemungkinan kalau Harry adalah pelakunya, “Mari kita lihat, seberapa banyak kita dibohongi.”
Saat Detektif Joo mengingatkan akan pistolnya, Jung Woo memberitahukan loker stasiun tempat ia menyimpan pistol itu dan passwordnya. Seakan curiga kalau mereka masih diintai, Jung Woo mengatakan passwordnya dengan nomor yang hanya diketahui oleh Detektif Hyung, yaitu tanggal ia masuk ditugaskan di kepolisian.
Detektif Joo menyuruh Jung Woo untuk bersembunyi di rumah ayahnya, agar tak terkena sanksi oleh kepolisian (sehingga Jung Woo tak dianggap melarikan diri, tapi mengamankan saksi). Jung Woo berterima kasih dan meminta Detektif Joo untuk tak mengungkapkan masalah kaleng soda yang menyebabkan kematian Detektif Kim karena hanya itulah satu-satunya bukti yang belum diketahui oleh Harry.
Setelah menelepon seniornya, ia menelepon Eun Joo dan meminta tolong padanya.
Kemudian Jung Woo menghampiri Soo Yeon dan berlutut di hadapan Soo Yeon. Jung Woo menggenggam tangannya, dan perlahan mengajaknya untuk mencuci tangannya. 
Walau masih pucat, Soo Yeon berkata kalau ia sudah lebih tenang dan siap untuk pergi ke kantor polisi. Tapi Jung Woo berkata kalau ia tak ingin membawa Soo Yeon ke kantor polisi sekarang karena ia ingin tahu alasan Soo Yeon karena pergi ke rumah Harry tanpa memberitahukan padanya. Jika mereka pergi ke kantor polisi sekarang, maka mereka tak akan pernah dapat berbicara.
Detektif Joo dan kedua rekannya, was-was saat mencopot pigura lukisan, karena seperti kata Jung Woo ada tombol di belakangnya. Dan saat menekan tombol itu, mereka lebih terkejut lagi karena mereka menemukan Harry yang tergeletak di bangku panjang. 
Ruangan itu beraroma alkohol yang menyengat, bersih dan layar monitor yang penuh grafik pergerakan bursa saham di seluru dunia.
Maka Harry pun dibangunkan dan dibawa ke kantor polisi. Atasan Jung Woo yang menginterogasi Harry, bertanya mengapa Harry tak mendengar apapun padahal ada orang yang sekarat di rumahnya. Harry menjawab kalau ia mabuk dan tidur semalaman sehingga memang tak mendengar apapun.
Sepertinya Harry sudah mempersiapkan semuanya. Karena ia sangat tenang saat dikonfrontasi tentang alasannya tak menunjukkan kamar rahasia saat pertama kali polisi menyelidiki kematian Michelle Kim, “Apakah anda tahu berapa banyak uang yang harus saya putar dalam satu hari? Apa saya juga harus menunjukkan kotak uang saya  pada polisi?”
Harry malah bertanya mengapa ia menjadi tersangka melakukan percobaan pembunuhan pada Mi Ran, “Saya tak memiliki alasan untuk membunuhnya. Begitu pula dengan Zoe.”
Atasannya mengkoreksi kalau bukan Zoe, melainkan Lee Soo Yeon. Harry kesal mendengar Zoe dipanggil Lee Soo Yeon. Bukankah kata polisi Lee Soo Yeon sudah mati? Dan Harry hanya terdiam saat mendengar walau polisi memang sudah memastikan hal itu, tapi ternyataJung Woo memiliki sidik jari Soo Yeon ketika remaja dan cocok dengan sidik jari Zoe.
Harry nampak sangat terkejut saat mendengar Jung Woo menghilang saat Zoe lari dari TKP dan bertanya apakah mereka berdua melarikan diri bersama? Atasan Jung Woo menjawab tak tahu. Wajah Harry nampak sangat terpukul saat ia mengatakan kalau ia tak tahu mengapa hal seperti ini terjadi pada mereka berdua, “Tolong temukanlah Zoe. Ada yang ingin kutanyakan padanya. Kumohon… Temukanlah dia dulu.”
Detektif Joo dan Kakek Choi mengawasi interogasi itu, dan Detektif Joo kagum akan penampilan Harry, “Jika dia memang benar berakting, seharusnya kita mengirimkannya ke Hollywood. Seperti yang sebenarnya. Bahkan aku saja mulai mempercayainya.”
Kakek Choi tak berkomentar, dan mengusulkan agar mempertemukan Hyung Joon dengan Sekretaris Yoon.  
Maka dihadapkanlah Sekretaris Yoon ke depan Harry dengan diawasi oleh atasan Jung Woo. Harry menatap Sekretaris Yoon yang menunduk, dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi, “Kenapa kau seperti ini pada Zoe?”
Sekretaris Yoon mendongak dan menaruh tangan di meja saat menjawab, “Saya hanya menjalankan perintah Lee Soo Yeon.” Harry bertanya, “Lee Soo Yeon?” Dan Sekertaris Yoon menjelaskan, “Zoe.”
Mendengar hal ini, Harry nampak semakin terpukul. Atasan Jung Woo bertanya apakah mereka berdua saling mengenal? Sekretaris Yoon yang menjawab kalau ia pernah menemui Harry bersama Han Tae Joon untuk masalah bisnis.
Kakek Choi yang mengawasi dari ruang sebelah, kembali menyuruh Detektif Joo untuk meminta atasan Detektif Joo untuk keluar dan memberikan kedua saksi itu masing-masing segelas air. Walau merasa aneh, Detektif Joo tetap menurutinya.
Tinggal mereka berdua di ruang interogasi dengan dua gelas air di meja. Harry dan Sekretaris Yoon hanya bertatapan tanpa sepatah katapun. Akhirnya Harry mengalihkan pandangannya dan minum air yang diberikan. Beberapa saat kemudian Sekretaris Yoon mengikutinya.
Detektif Joo memuji Kakek Choi yang seperti hantu, yang tahu kalau Sekretaris Yoon akan minum persis seperti Harry. Kakek Choi menjelaskan kalau mata Yoon Young Jae bergerak seperti mata Harry Borison. Cara ia menggerakkan badannya di depan Harry dan cara ia meniru gerakan adalah sesuatu yang alami yang dilakukan pada orang yang ia kenal.
Kakek Choi menyuruh untuk memeriksa DNA Harry dan mencocokkannya dengan DNA yang ada di kaleng soda yang ada di mobil Detektif Kim. Sambil mengeluarkan foto Hyung Joon, Detektif Joo memberitahukan dugaan Jung Woo kalau Harry adalah Kang Hyung Joon dan ia menyimpulkan kalau Harry tak mengenal Soo Yeon adalah bohong belaka.
Dan detektif Joo baru teringat kalau ia lupa memberitahukan pada Jung Woo kalau di berkas catatan sipil/kepolisian tertulis kalau Kang Hyung Joon sudah meninggal. Sambil menatap Harry, atasannya bertanya, apakah Kang Hyung Joon sudah tahu kalau yang ada di rumah Jung Woo adalah ibunya?
Tak ada yang menjawab pertanyaan itu karena Harry seperti merasa kalau ia sedang diawasi, dan menatap kaca pembatas sambil berseru, “Sampai kapan kalian akan melakukan hal ini (membiarkannya terus duduk)?”
Di dalam bis, Jung Woo memberitahu tentang kondisi Mi Ran terkini agar Soo Yeon tak merasa cemas. Tapi yang dikhawatirkan Soo Yeon bukan itu. Ia merasa telah membuat Jung Woo tak bisa kembali pada profesinya sebagai polisi. Jung Woo menenangkan kalau ia pasti bisa menjadi polisi lagi dengan cara menangkap pelaku kasus ini dan mengajukan permintaan maaf yang sebesar-besarnya.
Mendengar hal itu, Soo Yeon semakin sedih, karena sejak Jung Woo bertemu dengannya, Jung Woo kelihatannya selalu menderita. Jung Woo tersenyum pada Soo Yeon, “Memang benar kalau hidupku jadi seperti ini karenamu. Tapi kau juga mengalami hidup yang tak seimbang setelah bertemu denganku.”
Diingatkan seperti itu, Soo Yeon tak kuat menahan tangisnya. Jung Woo merangkul Soo Yeon dalam pelukannya, lega melihat Soo Yeon menangis, “Aku sudah bertanya-tanya, mengapa kau belum menangis. Jika kau tetap diam seperti tadi, aku takut hatimu yang terbakar”
Jung Woo menarik Soo Yeon lebih dalam ke pelukannya, dan Soo Yeon pun terisak, menangis tersedu-sedu. Jung Woo hanya mengusap lengan Soo Yeon dengan sayang, “Menangislah. Kau bisa menangis hingga kita sampai ke tujuan.”
Sepertinya Jung Woo menelepon Eun Joo untuk memberitahu Ah Reum tentang kondisi Mi Ran. Tapi karena Ah Reum sedang menunggui Hyun Joo di Bellez, maka Ah Reum menitipkan Hyun Joo pada Eun Joo dengan pesan agar tak memberitahukan ayahnya kalau ia membawa lari wanita itu. Ia takut ayahnya akan membunuhnya jika tahu hal ini. 
Eun Joo menenangkan karena ia tak pernah bertemu dengan Tae Joon selama 14 tahun, maka kemungkinan bertemu adalah nol.
Tapi tak hanya itu yang dikhawatirkan Ah Reum. Ia juga mengkhawatirkan kakaknya. Eun Joo kembali menenangkan kalau Jung Woo baik-baik saja, “Kalau ada sesuatu terjadi pada si kelinci gila, aku mungkin sudah pingsan dan tak mungkin datang kemari. Orang itu masih harus mencari banyak orang, jadi dia tak gampang mati.”
Setelah Ah Reum pergi, Eun Joo pun hanya bisa menghela nafas menatap Hyun Joo yang masih tertidur dan bertanya kemana ia harus menyembunyikan wanita yang tak ia kenal itu.
Tae Joon yang baru saja siuman, diberitahu oleh dokter kalau Mi Ran ada di UGD dan memberitahu dugaan polisi kalau ada orang yang ingin membunuh Mi Ran. Sekarang Mi Ran sedang menjalani tes darah untuk mengetahui apa yang meracuni tubuhnya.
Ah Reum datang, mengira ayahnya ada di rumah sakit karena mengkhawatirkan ibunya. Yang pertama kali ditanyakan ayahnya adalah Hyun Joo, tapi ia pura-pura tak tahu. Dan betapa kagetnya melihat reaksi ayahnya saat diajak dokter untuk menengok Mi Ran, ia malah berlalu pergi karena menurutnya bukan masalah besar, selama istrinya masih hidup.
Ckckck.. Tak hanya Ah Reum yang kaget dengan reaksi Tae Joon, tapi juga dokter itu.
Ah Reum menghadang ayahnya. Ia menduga nyawa ibunya dalam bahaya karena terkait dengan wanita yang ada di rumahnya dan menanyakan identitas wanita itu. Apakah ia benar-benar tante Jung Woo? Kenapa saat Jung Woo kabur dari rumah, ayahnya tak mau mencarinya?
Tae Joon tak menjawab hingga Ah Reum tak dapat menahan kekesalan pada ayahnya yang tak pernah mementingkan keluarganya dan meminta ayahnya untu pergi. Ia pun meninggalkan ayahnya.
Dan betapa kecewanya Ah Reum melihat ayahnya meneruskan langkahnya meninggalkan rumah sakit, menoleh ke arahnya pun tidak.
Tentu saja Tae Joon lebih mengkhawatirkan Hyun Joo, satu-satunya sandera yang ia miliki. Ia terkejut melihat pintu terbuka kamar Hyun Joo terbuka dan Hyun Joo menghilang. Ia semakin kaget melihat ruang kerjanya berantakan dan safety box miliknya sudah terbuka, dengan isi yang terkuras habis.
Hanya ada kartu ucapan dan miniatur sepeda plastik yang sama seperti yang dikirimkan padanya dulu. Ia tertawa melihat kedua barang itu dan teringat pertemuan pertamanya dengan Harry dan ucapan Harry yang mengatakan kalau Tae Joonlah penyebab kakinya pincang seperti itu.
Namun saat tawanya terhenti, hanya kegeraman yang nampak di wajahnya mengingat adik tirinya itu.
Harry akhirnya dilepas karena tak cukup bukti untuk menangkapnya. Atasan Jung Woo bertanya pada Detektif Joo tentang pemeriksaan rumah Harry. Apakah ada kamera CCTV yang  diberitahukan oleh Soo Yeon?
Nihil. Tapi bagi Detektif Joo, tak menemukan petunjuk apapun malah menjadi semakin mencurigakan.
Pigura foto yang hancur itu ternyata Hyung Joon simpan di kotak yang ada di kamar mandi. Ia mengambil foto di samping tempat tidur Soo Yeon dan ikut memasukkannya ke dalam kotak.
Kembali di ruang rahasianya, Hyung Joon menatap komputer sambil menggenggam bandul kalung milik ibunya. Ia teringat akan kunci yang ia masukkan ke dalam bandul dan memberikan kalung berbandul kunci pada Soo Yeon.
Err.. jadi apakah Hyung Joon membuat duplilkatnya? Jika iya, apakah kunci yang diberikan pada Soo Yeon adalah kunci palsu?
Soo Yeon pun sepertinya memikirkan kalung itu pula. Namun beda dengan Hyung Joon yang menggenggam bandul itu, Soo Yeon malah melepaskan kalung itu. 
Rupanya Soo Yeon dan Jung Woo ada di rumah ayah Detektif Joo (berikutnya mari kita sebut Ayah Joo) yang hebohnya mirip dengan Detektif Joo. Ia mengira Jung Woo menginap di rumahnya karena ada misi rahasia. Ia bahkan berminat membantu Jung Woo dengan menambah korden di jendela, “Kau tak seharusnya terlihat dari luar, kan?”
Sepertinya Jung Woo memang sudah akrab dengan keluarga Detektif Joo. Bukannya menanggapi antiknya ayah seniornya itu, ia malah mengeluh akan jenis makanan yang dibawa ayah Joo, padahal ia lapar. Sepertinya ayah Joo yang mengirimkan ramuan herbal pada Detektif Joo, karena ayah Joo menjawab, “Jika ini misi rahasia, maka kau harus mengumpulkan tenaga.”
LOL. Saya malah berpikir yang nggak-nggak karena saat melihat Soo Yeon keluar dari kamar mandi, ayah Joo menebak kalau misi rahasia harus selalu ditemani oleh wanita cantik, seperti film James Bond.
Ayah Joo memperkenalkan diri pada Soo Yeon dan saat Soo Yeon memperkenalkan diri, ayah Joo langsung sok tahu dengan mengatakan kalau ia tahu tentang Soo Yeon yang menjadi polisi rahasia. Jung Woo yang tak ingin meneruskan pembicaraan tentang misi rahasia itu, bertanya pada ayah Joo, apakah ada tempat makan di daerah sini.
Ada. Banyak. Tapi sekitar 1 kilometer jauhnya. Boo… jauhnya. Dingin pula. Tapi ayah Joo sudah mempersiapkan segalanya. Ia memberikan kunci mobil, handphone dan kamera untuk Jung Woo dan menyuruh Jung Woo untuk tak segan-segan meminta jika ada sesuatu yang dibutuhkan, “Kau ini mirip aku semasa muda. Dari penampilanmu, orang akan mengira kalau kau adalah anakku.”
LOL. Jangan sampai Detektif Joo mendengar ayahnya. Bisa perang lebay, nantinya. 
Jung Woo berterima kasih dan meminta ayah Joo untuk tak minum terlalu banyak karena akan sakit perut. Mendengar perut, ayah Joo langsung bersiap membuka perutnya untuk menunjukkan perutnya yang ‘six pack’. LOL. 
Buru-buru Jung Woo menutup kembali sweater ayah Joo, karena Soo Yeon agak jengah melihatnya. Maka Jung Woo pun mengajak Soo Yeon untuk berjalan-jalan.
Di luar, Soo Yeon menanyakan rencana Jung Woo setelah ini. Jung Woo berencana untuk menangkap penjahatnya dan kembali ke rumah. Ia meminta Soo Yeon untuk beristirahat dan sembil bercanda ia berkata kalau besok ia akan menginterogasi Soo Yeon.
Tapi Soo Yeon rupanya ingin memberitahu apa yang ia ketahui pada Jung Woo sekarang, “Orang yang bertanggung jawab karena telah membuatku menjadi orang mati adalah ayahmu. Han Tae Joon.”
Jung Woo kaget mendengarnya. Soo Yeon memberitahu mulai dari saat ia menerima USB yang berisi rekaman ucapan Sang Chul yang mengatakan kalau Sang Chul disuruh Tae Joon untuk mengatakan kalau ia dan Sang Deuklah yang membunuh Soo Yeon. Ia tak memberitahu Jung Woo karena takut kenyataan ini akan melukainya. Namun ternyata, hal ini malah membuat semuanya bertambah parah.
Soo Yeon juga memberitahu pengakuan Harry yang mengatakan kalau Harry juga yang membunuh Kang Sang Deuk. Ucapan Soo Yeon mengingatkannya pada pengakuan Bibi Choi dan langkah kaki Harry yang pernah ia dengar.
Jung Woo semakin kaget saat mengetahui dari Soo Yeon kalau orang yang Jung Woo sebut tante itu adalah ibu Harry alias Hyun Joon. Ia hampir tak percaya, tapi Soo Yeon meminta Jung Woo untuk menyelidiki hubungan antara ibu Harry dengan ayahnya, Han Tae Joon, “Ayahmulah yang menyebabkan kaki Harry seperti itu.”
“Siapa yang mengatakan hal itu?” tanya Jung Woo kali ini benar-benar tak percaya. “Harry, kah? Memang benar ayahku terlibat dengan masalah ini. Tapi kaki Harry? Itu tak benar. Kejadian itu sudah 14 tahun yang lalu.”
Tapi Soo Yeon mendengar pembicaraan Harry dan Mi Ran yang menyebutkan kalau mereka pernah bertemu saat Harry kecil Michelle Kim adalah perawatnya. “Apakah kau tak mengerti? Hanya kau dan aku yang tak tahu apa yang mereka ketahui sejak 14 tahun yang lalu!”
Jung Woo shock mendengar banyaknya rahasia yang tak ia ketahui. Ayahnya, ibu tirinya, ibu Hyung Joon, Hyung Joon, semuanya saling berkaitan. Ia terjatuh dan Soo Yeon pun memeganginya, memintanya untuk menanyai ayahnya dulu. “Apa yang kudengar mungkin bukanlah kebenaran. Aku pun juga tak percaya kalau Harry membunuh, bahkan setelah aku melihatnya.”
Jung Woo benar-benar tak percaya kalau ayahnya bisa membuat ibu Harry menjadi gila dan melukai kaki Harry seperti itu, “Yang menyuruh orang untuk mengumumkan kematianmu .. juga adalah ayahku?”
Soo Yeon segera memeluk Jung Woo dan menenangkannya, berkata kalau semuanya ini bukanlah kesalahan Jung Woo.
Ternyata Eun Joo membawa Hyun Joo ke rumahnya sendiri dan ditemani oleh ibu Soo Yeon. Ibu Soo Yeon heran akan kemahiran Hyun Joo membuat benda dari plastik. Mendengar pujian ibu, Hyun Joo mengira kalau ibu menginginkan hasil karyanya. Ibu Soo Yeon segera menenangkan dan berkata kalau ia tak akan mengambilnya.
Menyamakan kegilaan Hyun Joo dengannya, ia juga sudah memiliki satu kegilaan. Ia menunjuk jepit jemuran yang terselip di rambutnya, “Saat orang melihatku dengan ini, orang mungkin mengira kalau aku sudah gila.”
Seakan menemukan tempat untuk curhat, ibu Soo Yeon mengatakan walau ia hidup seperti ini dan ia bersyukur karena ia masih waras. Suaminya suka menganiaya hingga ia memanggil polisi.
Dan Hyun Joo seakan memahami penderitaan ibu, ia mengulurkan bunga plastik yang ia pegang pada ibu Soo Yeon dan berkata, “Bayi.”
Ibu yang tak mengerti maksud Hyun Joo berkata kalau bayi Hyun Joo tak ada di sini. Tapi ia akan menunjukkan bayinya. Dan ia mengeluarkan foto keluarganya dan memamerkan foto Soo Yeon semasa kecil. Hyun Joo tersenyum melihat wajah anak-anak itu.
Dan ibu meneruskan membuka album foto dan menunjukkan foto Jung Woo saat ia remaja dan mengatakan kalau anak laki-laki itu adalah putranya, “Ia tampan, kan? Anak ini sekarang menjadi detektif dan dijuluki kelinci gila karena ia sangat cepat.” 
Ibu tersenyum bangga melihat foto Jung Woo remaja, “Walau ia bukan anakku, tapi ia adalah putraku, tak peduli bagaimana anehnya kami bertemu. Dialah putraku, Jung Woo. Han Jung Woo.”
Hyun Joo menatap wajah Jung Woo remaja dalam-dalam. Ibu Soo Yeon tak melihat perubahan ekspresi Hyun Joo dan tetap bercerita kalau ada orang jahat yang menculik Jung Woo saat remaja dan ia tak dapat bertemu dengan putrinya setelah itu. Namun karena Jung Woo-lah, putrinya hidup kembali. Ibu menatap sayang pada foto Han Jung Woo.
Ibu Soo Yeon baru menyadari perbedaan sikap Hyun Joo, saat Hyun Joo berulang kali mengatakan ‘tidak’. Ia malah senang karena Hyun Joo mulai berbicara. Namun ibu Soo Yeon terkejut setelah Hyun Joo melempar album foto itu, tak ingin melihatnya, dan sambil gemetar ia berkata ,”Tidak .. tidak.. tidak.. tidak! Aku akan memberikannya pada Hyung Joon. Hyung Joon! Hyung Joon!”
Ibu mencoba menenangkan Hyun Joo tapi Hyun Joo tetap berteriak hingga Eun Joo datang karena mendengar suara ribut-ribut. Ibu menjelaskan pada Eun Joo kalau wanita itu berteriak-teriak setelah ia menunjukkan foto Jung Woo.
Hyung Joon tetap berteriak-teriak, memegangi kepalanya dengan kalung kunci milik Ah Reum yang tergenggam ditangannya, “Hyung Joon! Aku akan memberikannya pada Hyung Joon!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Templates grátis free