Astaga!! Nggak nyangka kalau kalian seaktif ini. Yes, I'm talking to you, girls.. :))
Rasanya jadi nggak enak sendiri, karena saya nggak aktif ikut dalam tiap thread yang ternyata muncul dengan sendirinya. Terima kasih, Thank you, Kamsa (meminjam ucapan Ssha-ssi di CDDA).
Dan maaf, kalau saya tak se-update sebelumnya. Penyebabnya? Liburan sekolah sudah selesai, berarti liburan buat emaknya juga sudah berakhir :p
Sinopsis I Miss You Episode 18 – 1
Setelah berhasil melepaskan diri dari rekan-rekan polisinya,
Jung Woo dan Soo Yeon pergi ke stasiun/terminal. Jung Woo menyimpan pistol yang
tadi ia rebut dari seniornya ke dalam sebuah locker. Soo Yeon duduk tertunduk di
kursinya, kedua tangannya menggenggam seakan berdoa.
Jung Woo menelepon seniornya yang memberitahu kalau mereka
telah menemukan Mi Ran dan untungnya Mi Ran masih bisa diselamatkan dan
sekarang dibawa ke rumah sakit.
Jung Woo memberitahu kalau ada kamar rahasia
yang ada di dalam kamar tidur Harry yang letaknya ada di belakang pigura foto
Harry dan Zoe, “Karena pigura foto itu sudah rusak, mungkin hyung bisa langsung
melihat tombol itu.”
Tapi kamar tidur Harry sudah bersih. Dan Detektif Joo
melihat kalau pigura foto itu telah diganti. Mendengar hal itu, kecurigaan Jung
Woo timbul dan langsung menyuruh Detektif Joo untuk keluar dari kamar itu (agar
tak ada yang menguping pembicaraan mereka).
Karena pigura itu telah diganti, Jung Woo menduga kalau
Harry pasti telah membersihkan semua yang terjadi dan menduga kalau Harry pasti
ada di dalam kamar rahasia itu.
Detektif Joo merasa semua ini benar-benar gila. Ia percaya
pada Jung Woo, tapi jika boleh jujur, Detektif Joo tak mempercayai Soo
Yeon, dan mengatakan dugaannya, “Ia tak
mungkin merencanakan ini semua dengan Harry, kan?”
Jung Woo menatap Soo Yeon yang masih terpekur dengan posisi
yang sama. Ia sendiri juga tak yakin. Oleh karena itu, ia akan membawa Soo Yeon
dan akan menyelidiki semuanya.
Detektif Joo berkata karena Jung Woo memiliki sangkaan
seperti itu, maka ia meminta Jung Woo untuk memecahkan kasus ini. Jung Woo
menenangkan seniornya, karena ada kemungkinan kalau Harry adalah pelakunya,
“Mari kita lihat, seberapa banyak kita dibohongi.”
Saat Detektif Joo mengingatkan akan pistolnya, Jung Woo
memberitahukan loker stasiun tempat ia menyimpan pistol itu dan passwordnya.
Seakan curiga kalau mereka masih diintai, Jung Woo mengatakan passwordnya
dengan nomor yang hanya diketahui oleh Detektif Hyung, yaitu tanggal ia masuk
ditugaskan di kepolisian.
Detektif Joo menyuruh Jung Woo untuk bersembunyi di rumah
ayahnya, agar tak terkena sanksi oleh kepolisian (sehingga Jung Woo tak
dianggap melarikan diri, tapi mengamankan saksi). Jung Woo berterima kasih dan
meminta Detektif Joo untuk tak mengungkapkan masalah kaleng soda yang
menyebabkan kematian Detektif Kim karena hanya itulah satu-satunya bukti yang
belum diketahui oleh Harry.
Setelah menelepon seniornya, ia menelepon Eun Joo dan
meminta tolong padanya.
Kemudian Jung Woo menghampiri Soo Yeon dan berlutut di hadapan Soo Yeon. Jung Woo menggenggam
tangannya, dan perlahan mengajaknya untuk mencuci tangannya.
Walau masih pucat, Soo Yeon
berkata kalau ia sudah lebih tenang dan siap untuk pergi ke kantor polisi. Tapi
Jung Woo berkata kalau ia tak ingin membawa Soo Yeon ke kantor polisi sekarang
karena ia ingin tahu alasan Soo Yeon karena pergi ke rumah Harry tanpa
memberitahukan padanya. Jika mereka pergi ke kantor polisi sekarang, maka
mereka tak akan pernah dapat berbicara.
Detektif Joo dan kedua rekannya, was-was saat mencopot
pigura lukisan, karena seperti kata Jung Woo ada tombol di belakangnya. Dan
saat menekan tombol itu, mereka lebih terkejut lagi karena mereka menemukan Harry yang
tergeletak di bangku panjang.
Ruangan itu beraroma alkohol yang menyengat,
bersih dan layar monitor yang penuh grafik pergerakan bursa saham di seluru
dunia.
Maka Harry pun dibangunkan dan dibawa ke kantor polisi.
Atasan Jung Woo yang menginterogasi Harry, bertanya mengapa Harry tak mendengar
apapun padahal ada orang yang sekarat di rumahnya. Harry menjawab kalau ia
mabuk dan tidur semalaman sehingga memang tak mendengar apapun.
Sepertinya Harry sudah mempersiapkan semuanya. Karena ia
sangat tenang saat dikonfrontasi tentang alasannya tak menunjukkan kamar
rahasia saat pertama kali polisi menyelidiki kematian Michelle Kim, “Apakah
anda tahu berapa banyak uang yang harus saya putar dalam satu hari? Apa saya
juga harus menunjukkan kotak uang saya pada
polisi?”
Harry malah bertanya mengapa ia menjadi tersangka melakukan
percobaan pembunuhan pada Mi Ran, “Saya tak memiliki alasan untuk membunuhnya.
Begitu pula dengan Zoe.”
Atasannya mengkoreksi kalau bukan Zoe, melainkan Lee Soo
Yeon. Harry kesal mendengar Zoe dipanggil Lee Soo Yeon. Bukankah kata polisi
Lee Soo Yeon sudah mati? Dan Harry hanya terdiam saat mendengar walau polisi
memang sudah memastikan hal itu, tapi ternyataJung Woo memiliki sidik jari Soo
Yeon ketika remaja dan cocok dengan sidik jari Zoe.
Harry nampak sangat terkejut saat mendengar Jung Woo
menghilang saat Zoe lari dari TKP dan bertanya apakah mereka berdua melarikan
diri bersama? Atasan Jung Woo menjawab tak tahu. Wajah Harry nampak sangat
terpukul saat ia mengatakan kalau ia tak tahu mengapa hal seperti ini terjadi
pada mereka berdua, “Tolong temukanlah Zoe. Ada yang ingin kutanyakan padanya.
Kumohon… Temukanlah dia dulu.”
Detektif Joo dan Kakek Choi
mengawasi interogasi itu, dan Detektif Joo kagum akan penampilan Harry, “Jika
dia memang benar berakting, seharusnya kita mengirimkannya ke Hollywood.
Seperti yang sebenarnya. Bahkan aku saja mulai mempercayainya.”
Kakek Choi tak berkomentar, dan
mengusulkan agar mempertemukan Hyung Joon dengan Sekretaris Yoon.
Maka dihadapkanlah Sekretaris
Yoon ke depan Harry dengan diawasi oleh atasan Jung Woo. Harry menatap
Sekretaris Yoon yang menunduk, dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi,
“Kenapa kau seperti ini pada Zoe?”
Sekretaris Yoon mendongak dan
menaruh tangan di meja saat menjawab, “Saya hanya menjalankan perintah Lee Soo
Yeon.” Harry bertanya, “Lee Soo Yeon?” Dan Sekertaris Yoon menjelaskan, “Zoe.”
Mendengar hal ini, Harry nampak
semakin terpukul. Atasan Jung Woo bertanya apakah mereka berdua saling
mengenal? Sekretaris Yoon yang menjawab kalau ia pernah menemui Harry bersama
Han Tae Joon untuk masalah bisnis.
Kakek Choi yang mengawasi dari
ruang sebelah, kembali menyuruh Detektif Joo untuk meminta atasan Detektif Joo
untuk keluar dan memberikan kedua saksi itu masing-masing segelas air. Walau
merasa aneh, Detektif Joo tetap menurutinya.
Tinggal mereka berdua di ruang interogasi
dengan dua gelas air di meja. Harry dan Sekretaris Yoon hanya bertatapan tanpa
sepatah katapun. Akhirnya Harry mengalihkan pandangannya dan minum air yang
diberikan. Beberapa saat kemudian Sekretaris Yoon mengikutinya.
Detektif Joo memuji Kakek Choi
yang seperti hantu, yang tahu kalau Sekretaris Yoon akan minum persis seperti
Harry. Kakek Choi menjelaskan kalau mata Yoon Young Jae bergerak seperti mata
Harry Borison. Cara ia menggerakkan badannya di depan Harry dan cara ia meniru
gerakan adalah sesuatu yang alami yang dilakukan pada orang yang ia kenal.
Kakek Choi menyuruh untuk
memeriksa DNA Harry dan mencocokkannya dengan DNA yang ada di kaleng soda yang
ada di mobil Detektif Kim. Sambil mengeluarkan foto Hyung Joon, Detektif Joo
memberitahukan dugaan Jung Woo kalau Harry adalah Kang Hyung Joon dan ia
menyimpulkan kalau Harry tak mengenal Soo Yeon adalah bohong belaka.
Dan detektif Joo baru teringat
kalau ia lupa memberitahukan pada Jung Woo kalau di berkas catatan
sipil/kepolisian tertulis kalau Kang Hyung Joon sudah meninggal. Sambil menatap
Harry, atasannya bertanya, apakah Kang Hyung Joon sudah tahu kalau yang ada di
rumah Jung Woo adalah ibunya?
Tak ada yang menjawab pertanyaan
itu karena Harry seperti merasa kalau ia sedang diawasi, dan menatap kaca
pembatas sambil berseru, “Sampai kapan kalian akan melakukan hal ini (membiarkannya
terus duduk)?”
Di dalam bis, Jung Woo
memberitahu tentang kondisi Mi Ran terkini agar Soo Yeon tak merasa cemas. Tapi
yang dikhawatirkan Soo Yeon bukan itu. Ia merasa telah membuat Jung Woo tak
bisa kembali pada profesinya sebagai polisi. Jung Woo menenangkan kalau ia
pasti bisa menjadi polisi lagi dengan cara menangkap pelaku kasus ini dan
mengajukan permintaan maaf yang sebesar-besarnya.
Mendengar hal itu, Soo Yeon
semakin sedih, karena sejak Jung Woo bertemu dengannya, Jung Woo kelihatannya
selalu menderita. Jung Woo tersenyum pada Soo Yeon, “Memang benar kalau hidupku
jadi seperti ini karenamu. Tapi kau juga mengalami hidup yang tak seimbang
setelah bertemu denganku.”
Diingatkan seperti itu, Soo Yeon
tak kuat menahan tangisnya. Jung Woo merangkul Soo Yeon dalam
pelukannya, lega melihat Soo Yeon menangis, “Aku sudah bertanya-tanya,
mengapa kau belum
menangis. Jika kau tetap diam seperti tadi, aku takut hatimu yang
terbakar”
Jung Woo menarik Soo Yeon lebih
dalam ke pelukannya, dan Soo Yeon pun terisak, menangis tersedu-sedu. Jung Woo
hanya mengusap lengan Soo Yeon dengan sayang, “Menangislah. Kau bisa menangis
hingga kita sampai ke tujuan.”
Sepertinya Jung Woo menelepon Eun
Joo untuk memberitahu Ah Reum tentang kondisi Mi Ran. Tapi karena Ah Reum
sedang menunggui Hyun Joo di Bellez, maka Ah Reum menitipkan Hyun Joo pada Eun
Joo dengan pesan agar tak memberitahukan ayahnya kalau ia membawa lari wanita
itu. Ia takut ayahnya akan membunuhnya jika tahu hal ini.
Eun Joo menenangkan
karena ia tak pernah bertemu dengan Tae Joon selama 14 tahun, maka kemungkinan
bertemu adalah nol.
Tapi tak hanya itu yang dikhawatirkan
Ah Reum. Ia juga mengkhawatirkan kakaknya. Eun Joo kembali menenangkan kalau
Jung Woo baik-baik saja, “Kalau ada sesuatu terjadi pada si kelinci gila, aku
mungkin sudah pingsan dan tak mungkin datang kemari. Orang itu masih harus
mencari banyak orang, jadi dia tak gampang mati.”
Setelah Ah Reum pergi, Eun Joo
pun hanya bisa menghela nafas menatap Hyun Joo yang masih tertidur dan bertanya
kemana ia harus menyembunyikan wanita yang tak ia kenal itu.
Tae Joon yang baru saja siuman,
diberitahu oleh dokter kalau Mi Ran ada di UGD dan memberitahu dugaan polisi
kalau ada orang yang ingin membunuh Mi Ran. Sekarang Mi Ran sedang menjalani
tes darah untuk mengetahui apa yang meracuni tubuhnya.
Ah Reum datang, mengira ayahnya
ada di rumah sakit karena mengkhawatirkan ibunya. Yang pertama kali ditanyakan
ayahnya adalah Hyun Joo, tapi ia pura-pura tak tahu. Dan betapa kagetnya
melihat reaksi ayahnya saat diajak dokter untuk menengok Mi Ran, ia malah
berlalu pergi karena menurutnya bukan masalah besar, selama istrinya masih
hidup.
Ckckck.. Tak hanya Ah Reum yang
kaget dengan reaksi Tae Joon, tapi juga dokter itu.
Ah Reum menghadang ayahnya. Ia
menduga nyawa ibunya dalam bahaya karena terkait dengan wanita yang ada di
rumahnya dan menanyakan identitas wanita itu. Apakah ia benar-benar tante Jung
Woo? Kenapa saat Jung Woo kabur dari rumah, ayahnya tak mau mencarinya?
Tae Joon tak menjawab hingga Ah
Reum tak dapat menahan kekesalan pada ayahnya yang tak pernah mementingkan
keluarganya dan meminta ayahnya untu pergi. Ia pun meninggalkan ayahnya.
Dan betapa kecewanya Ah Reum melihat
ayahnya meneruskan langkahnya meninggalkan rumah sakit, menoleh ke arahnya pun
tidak.
Tentu saja Tae Joon
lebih mengkhawatirkan Hyun Joo, satu-satunya sandera yang ia miliki. Ia terkejut
melihat pintu terbuka kamar Hyun Joo terbuka dan Hyun Joo menghilang. Ia
semakin kaget melihat ruang kerjanya berantakan dan safety box miliknya sudah
terbuka, dengan isi yang terkuras habis.
Hanya ada kartu ucapan dan
miniatur sepeda plastik yang sama seperti yang dikirimkan padanya dulu. Ia
tertawa melihat kedua barang itu dan teringat pertemuan pertamanya dengan Harry
dan ucapan Harry yang mengatakan kalau Tae Joonlah penyebab kakinya pincang
seperti itu.
Namun saat tawanya terhenti,
hanya kegeraman yang nampak di wajahnya mengingat adik tirinya itu.
Harry akhirnya dilepas karena tak
cukup bukti untuk menangkapnya. Atasan Jung Woo bertanya pada Detektif Joo
tentang pemeriksaan rumah Harry. Apakah ada kamera CCTV yang diberitahukan oleh Soo Yeon?
Nihil. Tapi bagi Detektif Joo,
tak menemukan petunjuk apapun malah menjadi semakin mencurigakan.
Pigura foto yang hancur itu
ternyata Hyung Joon simpan di kotak yang ada di kamar mandi. Ia mengambil foto di
samping tempat tidur Soo Yeon dan ikut memasukkannya ke dalam kotak.
Kembali di ruang rahasianya,
Hyung Joon menatap komputer sambil menggenggam bandul kalung milik ibunya. Ia
teringat akan kunci yang ia masukkan ke dalam bandul dan memberikan kalung
berbandul kunci pada Soo Yeon.
Err.. jadi apakah Hyung Joon
membuat duplilkatnya? Jika iya, apakah kunci yang diberikan pada Soo Yeon adalah
kunci palsu?
Soo Yeon pun sepertinya
memikirkan kalung itu pula. Namun beda dengan Hyung Joon yang menggenggam
bandul itu, Soo Yeon malah melepaskan kalung itu.
Rupanya Soo Yeon dan Jung Woo
ada di rumah ayah Detektif Joo (berikutnya mari kita sebut Ayah Joo) yang
hebohnya mirip dengan Detektif Joo. Ia mengira Jung Woo menginap di rumahnya
karena ada misi rahasia. Ia bahkan berminat membantu Jung Woo dengan menambah
korden di jendela, “Kau tak seharusnya terlihat dari luar, kan?”
Sepertinya Jung Woo memang sudah
akrab dengan keluarga Detektif Joo. Bukannya menanggapi antiknya ayah seniornya
itu, ia malah mengeluh akan jenis makanan yang dibawa ayah Joo, padahal ia
lapar. Sepertinya ayah Joo yang mengirimkan ramuan herbal pada Detektif Joo,
karena ayah Joo menjawab, “Jika ini misi rahasia, maka kau harus mengumpulkan
tenaga.”
LOL. Saya malah berpikir yang
nggak-nggak karena saat melihat Soo Yeon keluar dari kamar mandi, ayah Joo
menebak kalau misi rahasia harus selalu ditemani oleh wanita cantik, seperti
film James Bond.
Ayah Joo memperkenalkan diri pada
Soo Yeon dan saat Soo Yeon memperkenalkan diri, ayah Joo langsung sok tahu
dengan mengatakan kalau ia tahu tentang Soo Yeon yang menjadi polisi rahasia.
Jung Woo yang tak ingin meneruskan pembicaraan tentang misi rahasia itu,
bertanya pada ayah Joo, apakah ada tempat makan di daerah sini.
Ada. Banyak. Tapi sekitar 1
kilometer jauhnya. Boo… jauhnya. Dingin pula. Tapi ayah Joo sudah mempersiapkan
segalanya. Ia memberikan kunci mobil, handphone dan kamera untuk Jung Woo dan
menyuruh Jung Woo untuk tak segan-segan meminta jika ada sesuatu yang
dibutuhkan, “Kau ini mirip aku semasa muda. Dari penampilanmu, orang akan
mengira kalau kau adalah anakku.”
LOL. Jangan sampai Detektif Joo
mendengar ayahnya. Bisa perang lebay, nantinya.
Jung Woo berterima kasih dan
meminta ayah Joo untuk tak minum terlalu banyak karena akan sakit perut.
Mendengar perut, ayah Joo langsung bersiap membuka perutnya untuk menunjukkan
perutnya yang ‘six pack’. LOL.
Buru-buru Jung Woo menutup kembali sweater ayah
Joo, karena Soo Yeon agak jengah melihatnya. Maka Jung Woo pun mengajak Soo
Yeon untuk berjalan-jalan.
Di luar, Soo Yeon menanyakan
rencana Jung Woo setelah ini. Jung Woo berencana untuk menangkap penjahatnya
dan kembali ke rumah. Ia meminta Soo Yeon untuk beristirahat dan sembil
bercanda ia berkata kalau besok ia akan menginterogasi Soo Yeon.
Tapi Soo Yeon rupanya ingin
memberitahu apa yang ia ketahui pada Jung Woo sekarang, “Orang yang bertanggung
jawab karena telah membuatku menjadi orang mati adalah ayahmu. Han Tae Joon.”
Jung Woo kaget mendengarnya. Soo
Yeon memberitahu mulai dari saat ia menerima USB yang berisi rekaman ucapan
Sang Chul yang mengatakan kalau Sang Chul disuruh Tae Joon untuk mengatakan
kalau ia dan Sang Deuklah yang membunuh Soo Yeon. Ia tak memberitahu Jung Woo
karena takut kenyataan ini akan melukainya. Namun ternyata, hal ini malah
membuat semuanya bertambah parah.
Soo Yeon juga memberitahu
pengakuan Harry yang mengatakan kalau Harry juga yang membunuh Kang Sang Deuk.
Ucapan Soo Yeon mengingatkannya pada pengakuan Bibi Choi dan langkah kaki Harry
yang pernah ia dengar.
Jung Woo semakin kaget saat
mengetahui dari Soo Yeon kalau orang yang Jung Woo sebut tante itu adalah ibu
Harry alias Hyun Joon. Ia hampir tak percaya, tapi Soo Yeon meminta Jung Woo
untuk menyelidiki hubungan antara ibu Harry dengan ayahnya, Han Tae Joon,
“Ayahmulah yang menyebabkan kaki Harry seperti itu.”
“Siapa yang mengatakan hal itu?”
tanya Jung Woo kali ini benar-benar tak percaya. “Harry, kah? Memang benar ayahku terlibat dengan masalah ini. Tapi kaki Harry?
Itu tak benar. Kejadian itu sudah 14 tahun yang lalu.”
Tapi Soo Yeon mendengar pembicaraan Harry dan
Mi Ran yang menyebutkan kalau mereka pernah bertemu saat Harry kecil Michelle Kim
adalah perawatnya. “Apakah kau tak mengerti? Hanya kau dan aku yang tak tahu
apa yang mereka ketahui sejak 14 tahun yang lalu!”
Jung Woo shock mendengar
banyaknya rahasia yang tak ia ketahui. Ayahnya, ibu tirinya, ibu Hyung Joon,
Hyung Joon, semuanya saling berkaitan. Ia terjatuh dan Soo Yeon pun
memeganginya, memintanya untuk menanyai ayahnya dulu. “Apa yang kudengar
mungkin bukanlah kebenaran. Aku pun juga tak percaya kalau Harry membunuh,
bahkan setelah aku melihatnya.”
Jung Woo benar-benar tak percaya
kalau ayahnya bisa membuat ibu Harry menjadi gila dan melukai kaki Harry
seperti itu, “Yang menyuruh orang untuk mengumumkan kematianmu .. juga adalah
ayahku?”
Soo Yeon segera memeluk Jung Woo
dan menenangkannya, berkata kalau semuanya ini bukanlah kesalahan Jung Woo.
Ternyata Eun Joo membawa Hyun Joo
ke rumahnya sendiri dan ditemani oleh ibu Soo Yeon. Ibu Soo Yeon heran akan
kemahiran Hyun Joo membuat benda dari plastik. Mendengar pujian ibu, Hyun Joo
mengira kalau ibu menginginkan hasil karyanya. Ibu Soo Yeon segera menenangkan
dan berkata kalau ia tak akan mengambilnya.
Menyamakan kegilaan Hyun Joo
dengannya, ia juga sudah memiliki satu kegilaan. Ia menunjuk jepit jemuran yang
terselip di rambutnya, “Saat orang melihatku dengan ini, orang mungkin mengira
kalau aku sudah gila.”
Seakan menemukan tempat untuk
curhat, ibu Soo Yeon mengatakan walau ia hidup seperti ini dan ia bersyukur
karena ia masih waras. Suaminya suka menganiaya hingga ia memanggil polisi.
Dan Hyun Joo seakan memahami
penderitaan ibu, ia mengulurkan bunga plastik yang ia pegang pada ibu Soo Yeon
dan berkata, “Bayi.”
Ibu yang tak mengerti maksud Hyun
Joo berkata kalau bayi Hyun Joo tak ada di sini. Tapi ia akan menunjukkan
bayinya. Dan ia mengeluarkan foto keluarganya dan memamerkan foto Soo Yeon
semasa kecil. Hyun Joo tersenyum melihat wajah anak-anak itu.
Dan ibu meneruskan membuka album
foto dan menunjukkan foto Jung Woo saat ia remaja dan mengatakan kalau anak
laki-laki itu adalah putranya, “Ia tampan, kan? Anak ini sekarang menjadi detektif
dan dijuluki kelinci gila karena ia sangat cepat.”
Ibu tersenyum bangga melihat
foto Jung Woo remaja, “Walau ia bukan anakku, tapi ia adalah putraku, tak
peduli bagaimana anehnya kami bertemu. Dialah putraku, Jung Woo. Han Jung Woo.”
Hyun Joo menatap wajah Jung Woo
remaja dalam-dalam. Ibu Soo Yeon tak melihat perubahan ekspresi Hyun Joo dan
tetap bercerita kalau ada orang jahat yang menculik Jung Woo saat remaja dan ia
tak dapat bertemu dengan putrinya setelah itu. Namun karena Jung Woo-lah, putrinya
hidup kembali. Ibu menatap sayang pada foto Han Jung Woo.
Ibu Soo Yeon baru menyadari
perbedaan sikap Hyun Joo, saat Hyun Joo berulang kali mengatakan ‘tidak’. Ia
malah senang karena Hyun Joo mulai berbicara. Namun ibu Soo Yeon terkejut
setelah Hyun Joo melempar album foto itu, tak ingin melihatnya, dan sambil
gemetar ia berkata ,”Tidak .. tidak.. tidak.. tidak! Aku akan memberikannya
pada Hyung Joon. Hyung Joon! Hyung Joon!”
Ibu mencoba menenangkan Hyun Joo
tapi Hyun Joo tetap berteriak hingga Eun Joo datang karena mendengar suara
ribut-ribut. Ibu menjelaskan pada Eun Joo kalau wanita itu berteriak-teriak
setelah ia menunjukkan foto Jung Woo.
Hyung Joon tetap
berteriak-teriak, memegangi kepalanya dengan kalung kunci milik Ah Reum yang
tergenggam ditangannya, “Hyung Joon! Aku akan memberikannya pada Hyung Joon!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar