Keadaan Jung Woo benar-benar terpuruk karena rasa bersalahnya pada Soo
Yeon. Bukan hanya luka di tubuh yang ia terima tapi luka dibatinnya jauh
lebih besar. Jung Woo terdiam dengan tatapan kosong dan wajah yang
pucat, arghh sudah seperti mayat hidup.
Ah Reum mencemaskan keadaan kakaknya. Ia setia menunggui kakaknya. Ah
Reum melihat kakaknya menangis, “Kakak apa kau menangis? Kakak, kenapa
kau menangis?”
Tanpa terasa air mata Jung Woo menetes, melihat keadaan kakaknya seperti
itu Ah Reum ikut sedih dan menangis.
Dokter keluarga yang bernama Dokter Kim menyarankan agar membawa Jung
Woo ke psikiater. Dokter Kim merasa kalau keadaan Jung Woo dibiarkan
seperti itu kondisinya akan semakin memburuk. Obat penenang yang ia
berikan hanya bersifat sementara ditambah lagi Jung Woo masih muda
tubuhnya tak akan tahan. Tapi setelah dirawat di rumah sakit kita bisa
menunggu perkembangannya.
Tapi Hwang Mi Ran tak setuju, bagaimana kalau muncul rumor di media. Ia
meminta pendapat suaminya. Han Tae Joon tampak berfikir, ia meminta
Dokter Kim pergi dan akan menghubungi dokter Kim lagi nanti.
Sebelum pergi dokter Kim menyampaikan kalau tulang rusuk Jung Woo ada
yang retak jadi ia minta Jung Woo segera dibawa ke rumah sakit. Kalau
Jung Woo kejang-kejang dia pasti akan merasa kesakitan.
Han Tae Joon terus berfikir apa yang harus ia lakukan untuk kesehatan
putranya tapi tanpa perlu pengobatan ke rumah sakit yang memicu
timbulnya berita di media. Istrinya tanya apa yang harus mereka lakukan,
apa sebaiknya ia membawa Jung Woo ke Amerika. Karena menurutnya mungkin
lebih baik menghindari media sampai masalah ini selesai karena ini
untuk kebaikan Jung Woo.
Han Tae Joon belum menemukan keputusan terbaiknya, ia menghubungi anak
buahnya untuk menyiapkan mobil. Hwang Mi Ran tanya apa yang akan
suaminya lakukan terhadap masalah Jung Woo. Apa suaminya akan melakukan
saran dari dokter Kim. Han Tae Joon belum bisa berfikir, ia menyerahkan
semua keputusan pada istrinya. Mulai sekarang ia meminta istrinya yang
mengurus masalah Jung Woo. Hwang Mi Ran tentu saja senang mendapatkan
kepercayaan dari suaminya.
Ah Reum masih menemani kakaknya, “Kakak, Kak Jung Woo apa kau mau aku
menyanyi untukmu?” Ah Reum berusaha menghibur kakaknya. “Kalau aku
menyanyi untukmu, kakak jangan menangis lagi, ya!”
Ah Reum berdiri dan langsung menyanyi untuk menghubur kakaknya. Tapi Jung Woo diam saja dengan air mata yang terus menetes.
Tiba-tiba terdengan suara panggilan seseorang memanggil nama Jung Woo. Ah Reum berhenti menyanyi.
“Jung Woo ini aku ibu Soo Yeon!”
Jung Woo terkejut dan membalikan badannya. Ah Reum bertanya siapa Soo Yeon.
“Jung Woo tolong buka pintunya ini aku ibu Soo Yeon!” kembali terdengar suara ibu Soo Yeon memanggil.
Jung woo ketakutan, ia menarik selumut dan menyembunyikan dirinya di
balik selimut dengan tubuh gemetaran dan bergumam, “Aku salah. Aku yang
salah. Maafkan aku.”
Ah Reum cemas melihat kakaknya tiba-tiba seperti ini.
Di luar pagar rumah keluarga Han, ibu Soo Yeon memanggil Jung Woo
berkali-kali. Ternyata ibu Soo Yeon tak sendirian. Ia datang bersama Eun
Joo yang bersembunyi.
Eun Joo menyuruh ibu Soo Yeon untuk memanggil Jung Woo lebih keras lagi.
Ibu Soo Yeon bilang kalau ini akan sia-sia karena Soo Yeon sepertinya
tak ada disini. Eun Joo bilang bukankah ibu Soo Yeon yang mengatakan
kalau Soo Yeon pergi menemui Jung Woo. Eun Joo berkata kalau ia akan
membawa Jung Woo keluar.
Pintu pagar terbuka Eun Joo kembali bersembunyi. Penjaga yang keluar
mempertanyakan keperluan ibu Soo Yeon datang kesini. Ibu Soo Yeon
bertanya apa Jung Woo ada di dalam karena ia ingin bertemu dengan Jung
Woo. Tapi penjaga tak mengizinkan ibu masuk dan menyuruh pergi.
Ibu menarik kedua tangan penjaga ini dan berpura-pura sakit dan disaat
bersamaan Eun Joo langsung menyelinap masuk sambil membawa buku harian
milik Soo Yeon.
Hwang Mi Ran mendengar keributan di luar ia bertanya pada bibi pembantu.
Bibi pembantu memberi tahu kalau ada seseorang yang datang.
Tiba-tiba Eun Joo membuka pintu nyelonong masuk sambil celingukan
memanggil Jung Woo. Mi Ran jelas terkejut melihat ada anak gadis yang
masuk rumah orang nyelonong aja. Eun Joo memberi hormat sebentar pada Mi
Ran tapi setelah itu ia langsung kesana kemari mencari Jung Woo.
Eun Joo membuka pintu tiap ruangan. Mi Ran bingung melihatnya kenapa
anak ini tak tahu sopan santun masuk ke rumah orang. Ia menyuruh bibi
pembantu membereskan gadis ini.
Ah Reum memberi tahu ibunya kalau kakaknya bertingkah aneh. Mendengar
itu Eun Joo langsung tahu kalau kamar Jung Woo ada di lantai 2. Ia pun
segera bergegas naik ke kamar Jung Woo.
Eun Joo ke kamar Jung Woo dan mengunci pintunya. Ia celingukan mencari
dan memanggil Jung Woo. Pintu kamar Jung Woo digedor dari luar.
Eun Joo menoleh ke salah satu sudut kamar, ia menemukan Jung Woo duduk
menyembunyikan wajahnya, Eun Joo menghampirinya. “Han Jung Woo kenapa
kau bersembunyi? Apa kau sedang menyembunyikan sesuatu? Kau tak menjawab
teleponmu?”
Eun Joo duduk di depan Jung Woo meminta Jung Woo jangan berpura-pura
sakit seperti ini. Ia mengatakan kalau keluarganya butuh bantuan Jung
Woo. Dengan tubuh gemetaran Jung Woo mengangkat wajahnya menatap Eun
Joo.
Eun Joo terkejut melihat wajah Jung Woo penuh luka dan terlihat pucat,
“Han Jung Woo ada apa denganmu? Kenapa kau terluka parah seperti ini?”
Terdengar suara dari luar pintu digedor dan teriakan menyuruh Eun Joo
keluar dari kamar Jung Woo.
Eun Joo ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jung Woo kembali
menyembunyikan wajahnya tak menjawab satu pun pertanyaan Eun Joo. Eun
Joo kembali bertanya dimana Soo Yeon, apa yang sebenranya tarjadi.
Terdengar dari luar kalau mereka menggunakan kunci duplikat untuk
membuka pintu kamar Jung Woo.
Eun Joo berkata bukankah Jung Woo berjanji untuk tak mengabaikan Soo
Yeon lagi, “Kau bilang kalau kau memilikinya itu saja sudah cukup.”
Eun Joo menunjukan buku harian Soo Yeon, “Lihat, semuanya tertulis disini. Lihat. Kubilang lihat!”
Jung Woo melihat dengan sebelah matanya. Eun Joo mengatakan kalau Soo Yeon sangat menyukai Jung Woo.
Pintu kamar terbuka, Eun Joo panik dan berkata kalau keluarganya harus
menemukan Soo Yeon karena ia harus memberi tahu Soo Yeon sesuatu. Hwang
Mi Ran dan bibi pembantu menyeret Eun Joo keluar dari kamar Jung Woo.
Eun Joo meronta dan terus bertanya pada Jung Woo dimana Soo Yeon.
Jung Woo tetap duduk tak bergerak menyembunyikan wajahnya. Buku harian Soo Yeon tergeletak di depannya.
Di bawah guyuran hujan deras Detektif Kim dan juniornya mencari petunjuk
menghilangnya Soo Yeon. Juniornya mengatakan kalau seseorang melaporkan
menemukan sebuah mobil dan ketika ia memeriksa nomor plat-nya ternyata
ini mobil yang mereka cari.
Mobil itu tertutup dedaunan dan basah terkena hujan. Detektif Kim
melihat plat nomornya ternyata itu mobil yang sama dengan mobil yang ia
temui di depan rumah Jung Woo. Juniornya tanya apa sebaiknya ia
memeriksanya lebih dulu. Detektif Kim bilang tak usah biar ia saja.
Detektif Kim mengelilingi mobil yang kaca spion bagian kirinya diikat
dengan tali. Ia membuka pintu belakang mobil berharap menemukan sesuatu
yang bisa ia jadikan petunjuk. Ia menyuruh juniornya untuk mencari sidik
jari yang ada di dalam mobil dan geledah semuanya jangan sampai
terlewatkan satu sidik jari atau bahkan sehelai rambut sekalipun.
Juniornya mengerti.
Penculik 1 menjadi bulan-bulanan anak buah Han Tae Joon. Ia disiram dan
dipukuli. Dengan wajah yang sudah bonyok ia meminta maaf. Han Tae Joon
jelas tak bisa memaafkan orang yang sudah menculik putranya, dan bukk
penculik 1 kembali mendapatkan pukulan dari anak buah Han Tae Joon.
Han Tae Joon bertanya dimana orang yang menyuruh menculik putranya.
Penculik 1 tak menjawab ia hanya memohon Han Tae Joon mengampuninya. Han
Tae Joon membentak kembali bertanya dimana dia.
Dengan suara terbata-bata penculik 1 mengatakan kalau ia tak tahu
apa-apa lebih baik Han Tae Joon tanyakan sendiri pada Chang Taek (si
penculik 2) ia hanya melaksanakan perintah Chang Taek lah yang tahu.
Penculik 1 ketakutan.
Anak buah Han Tae Joon akan memukul kaki si penculik tapi Han Tae Joon
melarang memukul bagian kaki, karena kaki itu bisa membawanya pada orang
yang menyuruh. Ia memperingatkan anak buahnya agar semua orang yang
terlibat dalam masalah ini siapapun orang itu bawa dia ke hadapannya.
Tangan Jung Woo gemetaran berusaha menggapai buku harian Soo Yeon yang
tergeletak di depannya. Perlahan ia menarik buku itu mendekat padanya.
Jung Woo membuka tiap lembar buku harian Soo Yeon yang semuanya berisi curahan hati Soo Yeon tentang Jung Woo.
Ah gambar dua orang yang berada di ayunan ini sweet banget.
Jung Woo membuka lembaran pertama.
Aku suka, aku tak suka. Aku suka, aku tak suka. Aku suka. Kalau
tetesan hujan turun dan menciptakan lima gelombang, itu berarti aku
menyukaimu. Aku merasa malu, tapi aku akan memberitahumu ketika hujan.
Itulah hadiah kecilku untukmu.
Soo Yeon dengan seragam sekolah jongkok sambil menggambar lingkaran di
tanah. Tiba-tiba sebuah tas dijatuhkan mengagetkannya. Jung Woo loncat
dan jongkok di sebelah Soo Yeon.
Jung Woo mengeluh kalau ia kelelahan. Ia heran kenapa Soo Yeon tak
menolong teman Soo Yeon yang sedang membersihkan kelas. Soo Yeon
tersenyum menatap Jung Woo. Jung Woo bertanya apa Soo Yeon tahu berapa
banyak yang ia bersihkan.
Keduanya duduk dengan posisi punggung saling menyandar membelakangi.
Jung Woo tampak serius menulis tapi seperti kebiasannya pulpen selalu
berada di mulutnya. Sementara Soo Yeon menulis di buku hariannya.
Dia menggigit pulpennya, dengan pulpen itu dia menulis.
Dia melihat langit. Dia menggembungkan pipinya.
Dia menguap. Dia menutup matanya.
Soo Yeon meniupkan minuman panas dan memberikannya pada Jung Woo. Jung Woo meminumnya pelan-pelan sambil memejamkan mata.
Dia tak bisa minum sesuatu yang panas.
Dia membaca mundur perkalian.
Jung Woo : 5x9=45
Soo Yeon : 5x8=40
Jung Woo : 5x7=35
Soo Yeon : 5x6=30
Jung Woo : 5x5=25
Soo Yeon : 5x4=20
Jung Woo : 5x3=15
Soo Yeon : 5x2=10
Jung Woo menyandarkan kepalanya ke kepala Soo Yeon dengan mata terpejam. Soo Yeon tersenyum.
Dia tertidur,
Jung Woo menangis membaca tiap lembar buku harian Soo Yeon.
“Han Jung Woo...!” panggil Soo Yeon. Jung Woo menoleh dan tersenyum.
Saat aku memanggilnya dia selalu menoleh dari kiri.
“Aku tak mengerti ini.” kata Soo Yeon yang duduk di ayunan dan tak paham dengan pelajaran yang tengah ia pelajari.
Jung Woo menghampirinya dan memutar ayunan Soo Yeon. Jung Woo melepas
dan Soo Yeon berputar-putar di ayunan. Ia tersenyum menatap langit.
Bumi berputar, aku pasti sudah gila. Meskipun kau tepat di sampingku tapi aku memikirkanmu.
Aku berharap kalau hari ini hujan. Aku terus memikirkanmu.
Angin berhembus, aku memikirkanmu.
Karena angin membuat mataku berair, aku memikirkanmu.
Saat aku kelelahan berlari, aku memikirkanmu.
Saat lampu berkedip, aku memikirkanmu.
Dari lampu ke rumahku dibuhkan 280 langkah, aku memikirkanmu.
Soo Yeon dan Jung Woo terengah-engah karena keduanya lari bersama. Suahhhh.... Jung Woo menggerakan tangannya.
Aku memikirkanmu. Orang yang menghapus kenangan burukku.
Jung Woo pamit pulang setelah mengantar Soo Yeon pulang. Jung Woo tersenyum melambaikan tangan pada Soo Yeon.
Soo Yeon : “Jung Woo, Han Jung Woo. apa yang akan kau lakukan saat salju pertama turun?
Jung Woo : “Aku akan menemuimu. Aku hanya mempunyai satu teman, Lee Soo Yeon.”
Jung Woo menutup buku harian Soo Yeon. Tangisannya semakin membuat
hatinya pedih. Ia teringat ketika ia meninggalkan Soo Yeon yang sudah
tak berdaya sendirian. Dan ketika itu salju pertama turun. Jung woo
memeluk erat buku harian Soo Yeon bersama isak tangis yang menyesakan.
Eun Joo berdiri di depan rumah sambil membawa tumpukan buku dan barang
milik Soo Yeon yang sudah dibungkus plastik. Ayahnya datang dan bertanya
apa Eun Joo sudah membawa semua yang ia katakan. Eun Joo bilang sudah,
karena Soo Yeon hanya punya satu teman jadi diantara barang-barang yang
ia bawa pasti ada sidik Jarinya Jung Woo.
Detektif Kim memuji kemampuan putrinya dan berkata kalau putrinya ini
pantas mendapatkan kartu identitas kehormatan detektif. Tapi Eun Joo
berkata kalau ia meminta ayahnya bekerja untuk mendapatkan kehormatan
ayahnya lagi.
(karena ayahnya sudah membuat kesalahan menangkap dan memenjarakan ayah
Soo Yeon hingga di eksekusi)
Ada yang menelepon Detektif Kim. Detektif Kim bertanya apa sudah
mendapatkan hasil pemeriksaannya. Petugas bilang sudah, “Darah yang ada
di sepatu itu benar darah Soo Yeon tapi kupikir telah terjadi kekerasan
lain.”
“Apa? Detektif Kim terkejut. “Apa kau bilang.”
Petugas mengatakan kalau ia sedang memeriksa sidik jari para mantan
narapidana pelecehan seksual. Detektif Kim langsung terduduk lemas.
Eun Joo khawatir, ayah kenapa?
Detektif Kim diam saja matanya berkaca-kaca. Eun Joo makin khawatir.
Detektif Kim menggenggam tangan putrinya, ia kesal campur sedih kenapa
harus sekacau ini.
Detektif Kim langsung berdiri menahan marah, ia minta Eun Joo menatap
matanya. “Mulai sekarang ayah melakukan ini bukan untuk Soo-Yeon, aku
melakukan ini demi dirimu. Ayah akan melakukannya sebagai seorang ayah,
bukan detektif. Jadi ayah akan melakukan apapun yang ayah bisa. Ayah
akan menangkap mereka. Setelah menangkap mereka, ayah tak akan
melepaskan mereka. Bisakah ayah melakukan itu? ayah sangat marah,
bisakah ayah bertindak gila?"
Eun Joo yang tak tahu apa yang terjadi mengerti situasi ayahnya. “Kalau
begitu lakukan. tentu saja ayah harus begitu karena kau seorang ayah.
Kalau tidak aku akan benar benar marah.”
Mata Eun Joo berkaca kaca, ayah, kau harus menemukannya. bawa pulang Soo
Yeon bagaimanapun juga. Detektif Kim menangis mengangguk ia berjanji
akan membawa pulang Soo Yeon.
Terlihat dua mobil polisi keluar. Terdengar suara, kalau Detektif Kim
mendapatkan surat perintah penangkapan, dia sudah mengancam hakim untuk
ini.
Atasan Detektif Kim marah, “Mengancam hakim? Hentikan sekarang!”
Detektif Kim berkata kalau Soo Yeon sudah seperti putrinya sendiri kalau
hal itu bisa membuatnya menemukan Soo Yeon ia bukan hanya akan
mengancam hakim tapi ia juga akan mengancam Tuhan.
Detektif Kim kesal karena dunia ini begitu kotor. Ia mengira kalau ia
akan hidup bahagia dengan Soo Yeon karena dengan begitu ia bisa menutupi
dosanya dimasa lalu. Karena ia juga perlu hidup, untuk hidup ia mencoba
melakukan itu secara pengecut tapi mereka sudah merusak semuanya. Ia
akan menangkap semua bajingan itu. orang yang menculik Soo Yeon. Orang
yang menyakiti Soo Yeon. Aku akan menangkap semuanya. tunggu dan lihat
apa yang akan kulakukan setelah menangkap mereka.
Atasan Detektif Kim memelankan suaranya, “Dengar Sung Ho, apa kau ingin
berakhir seperti ini? Hanya karena satu anak apa kau akan merusak
hidupmu? Pulanglah. Ayo bicara ikuti saja prosedurnya. Apa kau ingin
mengakhiri kehidupan detektif yang kau kejar selama 17 tahun?”
Detektif Kim meninggikan suaranya, “Ya benar. Aku akan mengakhirinya.
Begitu aku menangani kasus ini, aku bukan lagi seorang detektif. Apa kau
masih akan bertindak sesuai prosedur saat putrimu hilang? Silakan coba
saja halangi aku. Aku menantangmu untuk menghalangiku. Siapapun yang
menghalangi jalanku akan kuhentikan.”
Direktur Nam mendapat telepon, ia terkejut. Sepertinya ia mendapatkan
kabar kalau Detektif Kim akan datang membawa surat perintah penangkapan.
Han Tae Joon merebut telepon, ia marah. “Apa yang kau lakukan? kau
bahkan tak bisa mengurus masalah kecil seperti ini?”
(hmm apa ada kong kali kong antara Han Tae Joon sama kepolisian)
Hwang Mi Ran tergesa-gesa masuk ke ruang kerja suaminya dan terdengarlah suara sirine mobil polisi.
Detektif Kim masuk ke rumah Han Tae Joon bersama juniornya. Anak buah
Han Tae Joon berusaha menghalangi menyuruh keluar tapi Detektif Kim
tetap memaksa masuk.
Han Tae Joon dan Direktur Nam keluar dari ruang kerja menemui Detektif Kim. “Apa yang kau inginkan?” tanya Direktur Nam.
Detektif Kim : “Atas penculikan anak dibawah umur dan pelecehan seksual
dan untuk semua hak hukum korban aku akan menangakap tersangka.”
Mi Ran mengatakan kalau yang dimaksud Detektif Kim itu usianya masih 15
tahun, ia bertanya apa detektif Kim membawa surat perintahnya. Detektif
pun pun menunjukan surat perintah yang ia bawa. Ia mengatakan kalau di
dalam mobil yang digunakan untuk menculik ditemukan sidik jari Jung Woo
dan untuk saat ini Jung Woo lah tersangka utamanya.
“Apa namamu kim Sung Ho? Tanya Han Tae Joon.
“Panggil aku detektif Kim. Aku masih seorang detektif, mengerti?”
Tiba-tiba Jung Woo keluar dari kamar bertanya kenapa Detektif Kim datang
terlambat. Han Tae Joon menyuruh putranya kembali ke kamar tapi Jung
Woo mengabaikan perintah ayahnya, ia menuruni tangga menghampiri
detektif Kim dengan wajah penuh kesediahan. Detektif Kim tak menyangka
kalau keadaan Jung Woo juga tak baik. Jung Woo berjalan tertatih
menuruni tangga.
Jung Woo mengangkat tangannya menyerahkan diri bersedia di borgol. “Tangkap aku!” kata Jung Woo penuh rasa bersalah.
Detektif Kim sedih melihat keadaan Jung Woo, “Maafkan aku Jung Woo. Aku
sedikit gila sekarang.” Jung Woo kembali menitikan air matanya. Detektif
Kim memasangkan borgol di kedua tangan Jung Woo. Han Tae Joon menahan
marah atas tindakan berani detektif Kim menangkap putranya.
Jung Woo dimasukan ke mobil polisi. Detektif Kim berpesan pada juniornya
agar jangan mengikutinya. Juniornya heran apa detektif Kim tak akan
pergi ke kantor. Detektif Kim tak menjawabnya.
Ketika Detektif Kim akan masuk ke mobilnya Han Tae Joon datang dan
mengatakan kalau ia juga ingin ikut ke kantor polisi bersama putranya.
“Kalau seorang anak berusia 15 tahun melakukan kesalahan maka kesalahan
orang yang mengajarinya itu juga lebih besar. Kalau kau yakin Jung Woo
melakukan kejahatan aku juga harus dihukum.”
Detektif Kim membolehkan, “Kalau begitu kenapa kau tak mengikutiku saja?” Detektif Kim masuk ke mobilnya.
Mobil polisi meninggalkan kediaman keluarga Han. di dalam mobil,
Detektif Kim berkata pada Jung Woo kalau ia tak punya pilihan lain untuk
membawa Jung Woo keluar. Ia minta Jung Woo bertahan karena ia akan
membantu Jung Woo. Detektif Kim melihat Jung Woo yang duduk di kursi
belakang menatap dengan tatapan kosong.
Direktur Nam bertanya pada Presdir-nya apa perlu ia mengikuti mereka.
Han Tae Joon melarang, “Biarkan saja karena dia (Detektif Kim) ingin
menemukan anak perempuan itu, jadi biarkan saja.”
Di tempat sauna, seorang pria menutupi wajahnya dnegan handuk. Seseorang
datang menarik baju pria itu dan ternyat pria itu penculik 2 si Chang
Taek, penculik yang menodai Soo Yeon. Siapa seseorang yang menariknya,
Si penculik 1.
Penculik 1 bertanya kenapa temannya ini tak menjawab panggilan
teleponnya. Penculik 2 heran bagaimana temannya ini bisa bebas dan
kenapa bisa luka-luka seperti ini. Tiba-tiba ada yang mendorong si
penculik 1.
Penculik 2 ketakutan, siapa kalian. Ternyata itu anak buahnya Han Tae
Joon yang datang bersama Direktur Nam. Penculik 2 mencoba melawan akan
kabur, tapi percuma saja. Ia dengan mudah dilumpuhkan.
Direktur Nam melemparkan sesuatu ke samping penculik 2. Penculik 2
menoleh dan terkejut itu sweater yang dikenakan Soo Yeon malam itu.
Detektif Kim bicara berdua dengan Jung Woo di tepi sungai. Jung Woo
mengaku kalau malam itu ia melarikan diri sendirian. Jung Woo
menceritakannya sambil menitikan air mata. Ia mengatakan kalau Soo Yeon
datang untuk menyelamatkannya tapi ia malah meninggalkan Soo Yeon dan
melarikan diri.
Detektif Kim bertanya apa Jung Woo ingin mengatakan sesuatu pada Soo
Yeon. Jung Woo mengangguk. Detektif Kim berkata kalau ia juga ingin
mengatakan sesuaatu pada Soo Yeon.
“Soo Yeon, dia bukan putri seorang pembunuh,” ucap Detektif Kim. Detektif Kim mengaku kalau ia sudah menangkap orang yang salah.
Jung Woo jelas kaget, Paman?
Detektif Kim : “Ayah Soo Yeon. Sebelum Lee Tae Soo dieksekusi aku
menemukan penjahat yang sebenarnya. Tapi aku tak mengungkapkannya. Aku
tak punya keberanian untuk mengungkapkannya dan melepas lencana
detektifku. Aku membuat Soo Yeon menjadi putri seorang pembunuh.”
Teringat dalam benak Jung Woo, Soo Yeon memohon-mohon pada keluarga
korban. Bahkan ketika ia mengajak Soo Yeon berteman, ia menyebut Soo
Yeon sebagai putri seorang pembunuh.
Detektif Kim menangis sedih dan meminta maaf pada Jung Woo. Jung Woo
bilang kalau detektif Kim jangan meminta maaf padanya, ia minta detektif
Kim menemukan Soo Yeon dan memberi tahu hal ini pada Soo Yeon. Detektif
Kim berjanji ia akan berusaha menemukan Soo Yeon. Jung Woo bersedia
memberikan informasi, tanyakan apa saja padanya ia akan memberi tahu
semuanya.
Eun Joo pulang dari sekolah, sebelum masuk ke rumah tiba-tiba
pandangannya tertuju pada satu arah, ia menatap sedih baju Soo Yeon. Ia
membetulkan jepit jemuran yang terlepas. Sangat jelas terlihat kalau Eun
Joo merindukan Soo Yeon.
Ibu menangis memeluk baju sekolah Soo Yeon. Ia jelas merindukan putrinya yang tak diketahui keberadaannya.
Jung Woo menjelaskan kronologi kejadiannya pada Detektif Kim, katika itu
ia mengajak Soo Yeon untuk pulang dengannya. Tapi bajingan itu....
Tangan Jung Woo mengepal menahan marah. Ia tak sanggup melanjutkan kata-
katanya.
Detektif Kim tahu apa yang terjadi diantara mereka berdua ketika itu,
“Jangan katakan sesuatu yang sulit untuk dikatakan. Katakan saja tentang
pelakunya.”
Jung Woo memejamkan mata berusaha mengingat-ingat, Dia tak punya jari
manis (jari manis nya terpotong gitu) Jung Woo menebak kalau itu tangan
kanan si penculik 2. Dahinya berdarah, dia mengatakan ul-eum (es) Jung
Woo membenarkan, orang yang satu lagi mengatakan itu. Detektif Kim
berkata kalau itu philopon (sejenis narkoba)
Detektif Kim menunjukan gambar seseorang berada di dalam mobil. Ia
mengatakan kalau wajah orang yang di dalam mobil terlihat tak begitu
jelas di foto apa Jung Woo bisa mengenali orang itu. Jung Woo
mengamatinya dan membenarkan kalau orang itu dia, pakaian dan topinya,
benar itu dia.
“Pria yang menggunakan narkoba dan tak punya jari.” Detektif Kim
bergumam keduanya merasa kalau ia bisa menengkapnya. Detektif Kim
menunjukan sepatu sebelah milik soo Yeon yang ia temukan. Jung Woo
menatapnya sedih, Detektif Kim mengatakan kalau hanya itu yang tersisa
setelah gudang itu terbakar.
Jung Woo terkejut mendengar gudang tempat ia dan Soo Yeon disekap
dibakar secara sengaja. Detektif Kim mengatakan kalau mereka mencoba
untuk menutup kasus ini. “kau lihat waktunya kan? Waktu kebakaran itu
sekitar jam 1 dini hari. Sebelum kebekaran dia melarikan diri. Itu
berarti besar kemungkinan kalau orang yang satu lagi (penculik 1)
membakar dan melarikan diri dengan Soo Yeon.
Jung Woo bilang tidak mungkin, karena ayahnya menangkap orang itu.
Detektif Kim kaget. Jung Woo membenarkan, “Aku menelepon polisi tapi
ayahku tiba lebih dulu. Ayahku bilang dia akna menemukan Soo Yeon dan
membawa pria itu ke gudang lagi.”
Detektif Kim berfikir apa yang sebenarnya terjadi. Ia menyimpan kembali
foto mobil dan berkata kalau ia harus menyelidiki ini lebih lanjut lagi.
Jung Woo akan menanyakan hal ini pada ayahnya, tapi detektif Kim bilang
kalau semua ini belum ada kepastiannya. Ia meminta Jung Woo jangan
meragukan ayah Jung Woo. Ia melarang melakukan itu.
Detektif Kim menyuruh Jung Woo istirahat, ”Lihat dirimu sekarang.” Jung
Woo hampir menangis, Detektif Kim mengelus kepala Jung Woo.
Detektif Kim menerima telepon dan terkejut, “Apa kau yakin kalau itu Soo Yeon?”
Si penelepon bilang kalau mereka sedang memeriksanya, seseorang melihat pria membawa seorang gadis di dekat gudang.
Detektif Kim tiba di kantor polisi, ia menemui pria yang melihat
penjahat membawa seorang gadis. Detektif Kim bertanya pada juniornya apa
dia orangnya. Juniornya membenarkan dia orang yang bekerja di dekat
gudang itu tapi Junior detektif Kim malah mendapat gaplokan di kepala
dari seniornya yang lain. Seniornya itu marah apa sekarang hanya ada
kasus nya Lee Soo Yeon.
Detektif itu mengingatkan kalau Detektif Kim dan Detektif Junior harus
melakukannya dengan hati-hati. Memang bagus kalau kau melakukan
keinginanmu tapi besok itu hari dimana kita menerima gaji, aku harus
membawa pulang gajiku.”
Setelah detektif itu pergi, detektif junior mengatakan kalau saat pria
ini bekerja dia melihat seorang pria menggendong seorang gadis. Dia
bilang dia mengingat wajah pelakunya jadi ia memeriksa data mantan nara
pidana dengan kasus pelecehan seksual.
Detektif Kim bertanya apa pria itu melihat wajah gadis itu, bagaimana
wajahnya, kira-kira berapa usianya.” Pria itu mengatakan kalau penjahat
itu menggendong si gadis jadi ia tak bisa melihat wajah gadis itu dengan
jelas ditambah lagi gadis itu memiliki rambut panjang yang menutupi.
Detektif Kim kembali bertanya apa pria ini melihat pakaian yang
dikenakan gadis itu. Pria itu bilang kalau ia tak begitu ingat bagian
bawahnya tapi bagian atasnya dia mengenakan sesuatu yang berwarna putih
karena itu aku bisa mengenalinya dengan mudah saat gelap.
(hmm aku curiga deh sama saksi ini, tatapan matanya mengatakan lain)
Detektif Kim hilang kesabaran, ia membanting dokumen yang ada di
depannya, ia membentak, “Kenapa kau baru melaporkannya sekarang? Itu
sudah lama terjadi. Kau tak berbohong kan?”
Polisi melakukan penyisiran di sepanjang sungai atas kesaksian pria itu.
Tapi meraka belum menemukan apapun. Salah satu detektif melihat kalau
detektif Kim sedang jongkok dan mengajak agar cepat menyekesaikan ini.
Detektif Kim berkata kalau ia ingin bertemu dengan saksi itu lagi.
Karena tempat dimana ia menemukan sepatu Soo Yeon berada di arah yang
berlawanan sejauh 2 km. Soo Yeon tak akan mungkin disini.
Tiba-tiba ada yang berteriak, kalau mereka menemukan sesuatu, anjing pelacak pun menggonggong.
Detektif Kim segera ke tempat si anjing pelacak menemukan yang
dicurigai. Detektif Kim menggali tanah itu. (hmm gundukan tanahnya
mencurigakan, seperti galian yang masih bari) detektif Kim melihat
sesuatu dibalik timbunan tanah.
Jung Woo masih berada di tepi sungai, ia melempar batu ke arah sungai. “Dia datang, dia tak datang. Dia datang dia, tak datang.”
Detektif Kim terus menggali dan itu sweater pemberiannya untuk Soo Yeon.
Bukannya sweater itu ada di tangan Han Tae Joon kenapa bisa tertimbun
tanah di tepi sungai?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar